Prologe

18 2 1
                                    

“Hei! Jaga omongan mu ya! Aku bukan cewek murahan!!” ucap seorang perempuan yang sudah menguras banyak tenaga untuk emosi nya

“Sudahlah, jangan emosi. Lebih baik kita pulang ke rumah” kata seorang ibu tua yang masih menenangkan anak nya itu

“Ibu tidak lihat, laki-laki ini yang membuatku emosi. Melihat wajah nya saja aku menjadi tidak selera makan di cafe ini!” ucap sang anak yang kembali mengejek lelaki itu dengan bentakan

“Apa maksud mu?! Kau tidak boleh begitu dengan pacar ku! Dia hanya salah bicara! Bisa tidak gunakan etika mu?!” tanya perempuan yang ternyata adalah pacar dari lelaki tak malu itu. Perempuan itu mulai berbicara kasar seakan-akan dia tidak bersalah. Dia membela lelaki nya yang tak punya etika

“Cih! Terserah kau saja!” perempuan itu berdecih dan mengajak ibu nya pulang. Perempuan didepannya menenangkan lelaki nya yang tadi banyak bicara.

Ia merasa diri nya sangat kacau, sehingga dia berjalan dengan asal-asalan. Setelah banyak melamun saat berjalan menuju mobil, tiba-tiba, ia menabrak seorang lelaki dengan tubuh yang kekar.

BRUK!

Ia terjatuh, ibu nya kaget dan membantu anaknya untuk berdiri. Lelaki yang tadi ia tabrak kini menatapnya tanpa membantu ia berdiri.

“Kalau jalan pake mata dong” katanya saat ia berusaha berdiri. Ia menoleh ke arah laki-laki tersebut.

“Kau juga ya, kau melamun saat berjalan. Berarti kau juga bersalah” ucap laki-laki itu dengan menunjuk ke arah nya.

“Argh!” perempuan itu lalu menggeram dan langsung mengacak-acak rambutnya dengan geram. Ia langsung berjalan emosional, ia masih teringat dengan kejadian di cafe tadi.

“Maafkan anak saya ya, dia memang begitu tentang masalah di cafe tadi” ibu dari perempuan itu meminta maaf kepada laki-laki itu. Ibu itu sangat malu terhadap kelakuan anaknya, tadi berantem di cafe bersama seorang pasangan, sekarang? Dia juga marah-marah dengan lelaki.

Lalu, lelaki itu mengangguk, “Iyaa, saya maafkan. Lain kali ajarkan anak ibu beretika dengan benar” kata sang lelaki, dan langsung berlalu meninggalkan ibu tersebut.

♨️

“Ibu malu nak! Kenapa tadi kau tidak menahan emosi mu?!” tanya sang ibu yang langsung berani memarahi anaknya di rumah

Perempuan itu langsung mendengus kasar, “Maaf bu, seharusnya tadi aku punya etika saat berbicara. Tapi aku tidak bisa menahan emosi ku sendiri” perempuan itu langsung menyesal atas perbuatannya tadi

“Ibu tidak mau jika kau mengulangi nya lagi. Ingat! Kau itu perempuan, dan mana mungkin perempuan tidak dapat menjaga cara bicara nya. Sudahlah, kau tidurlah, besok kau sekolah kan?” tanya sang ibu yang duduk dan sedikit meluangkan waktu untuk istirahat

Ia melihat ibu nya sangat menyesal atas perbuatan yang kulakukan, saat ini ibu nya memijat kepala nya dengan dua jari nya.

“Hm, iya bu” jawab perempuan itu, dan langsung naik ke atas untuk beristirahat di kamar nya.

Dan dari sini,

Kisahku akan dimulai saat ini.

♨️

-Author-

Gue gatau, nih cerita bakalan jadi kayak mana. Yang terpenting, gue makasih banget buat yang udah vote nih cerita.

Jadi kali ini, gue masih berada dalam "prolog" nya. Maaf, kalau kali ini, prolog nya agak ga nyambung.

Gue usahain update nya lebih cepat. Maafkan saya jika banyak typo, kalau ga nyambung boleh komentar aja y!

Lop you🎈

|Minggu, Juni 9 2019



KENAYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang