Lebaran yang gagal

9 0 0
                                    

     Dear diary, hari ini tanggal 5 juni 2019 dan bertepatan dengan hari raya Idul Fitri 1440 H. Hari yang bagi sebagian orang adalah hari yang sakral, hari tempat berkumpulnya sanak saudara dalam kesukacitaan, hari yang penuh dengan makanan. Yaa, aku pernah merasakan hari ini diwaktu yang lain sebagai hari yang kutunggu-tunggu dan merupakan hari yang menyenangkan. Namun di waktu ini, entah mengapa rasanya datar, tidak terasa seperti hari yang istimewa, apa mungkin karena aku tidak bersama orang tuaku? hhhhhhh, namanya juga mahasiswa tahun pertama yang tidak punya modal untuk mudik, masih untung di perantaan ini banyak sanak saudara dari bapak dan ibu. Ekspektasiku kemarin tentang lebaran tahun ini adalah makan yang enak dan dapat banyak thr dari keluarga yang lain, yaa lumayan untuk modalku sebagai anak kos. Tapi ternyata aku malah menunggui sepupuku yang sakit di rumah sakit seharian, keluar masuk bangsal inap ternyata cukup membosankan juga, tak dapat kubayangkan bagaimana bosannya sepupuku yang sudah sejak 3 hari yang lalu terpaksa menginap disini karena terserang DBD. 

     Teman-temanku dari organisasi ternyata dapat membuatku sedikit tersenyum hari ini. Mereka mengajakku main ke tempat alumni-alumni organisasi kami untuk silaturahmi di hari raya ini. Karena saat pagi aku membantu menjaga sepupuku, ya sudah aku ikut kloter malam saja. Alumni yang akan kami tuju ini kediamannya di daerah magelang, kami berangkat dari jogja hanya bertiga karena teman-teman yang lain ternyata berhalangan ikut. Awalnya ku pikir temanku ini sudah membuat janji dengan kaka alumni tersebut, nyatanya setelah kami sampai di rumah beliau ternyata rumahnya kosong. Bertanya pada penduduk sekitar kami diberi petunjuk untuk mencari beliau di rumah sang mertua yang jaraknya beberapa meter dari rumah tersebut. Sesampainya disana, ternyata beliau juga tengah pergi silaturahmi berkeliling desa.  Mengobati rasa kecewa kami, bapak mertua yang rumahnya menjadi persinggahan terakhir kamu malah menyuruh kami bertamu saja sambil menunggu si kaka alumni pulang katanya. Disuguhinya kami berbagai macam makanan lebaran dan diminta pula kami untuk makan lontong sayur. Meski sedikit kecewa karena tidak bertemu tapi lumayan juga kami yang anak rantau jadi bisa merasakan makanan lebaran. Kami menunggu hingga pukul 9 malam tapi tak kunjung juga si kaka alumni itu memunculkan dirinya, ya sudah akhirnya kami memutuskan untuk pulang saja. Pamitlah kami pada sang bapak mertua yang baru kami kenal itu.

     Merasa kurang puas dengan nasib kami yang "kecelik" kata orang jawa, akhirnya salah satu temanku mengsulkan untuk mengunjungi salah satu alumni lain yang domisilinya di jogja, rumahnya pun dekat dengan kampus. Oke lah ayo. Sembari menikmati perjalan, aku dengan temanku asik pula bercakap-cakap membicarakan segala hal, tertawa-tawa sambil kadang meniru-nirukan dialog dalam animasi "Si Nopal" yang akhir-akhir ini sering tranding di youtube. Sampailah pada salah satu pertanyaanku yang ku rasa sangat fatal untuk malam ini. " Mas, kamu pernah ga ngekos di tempat angker?". Temanku ini pun menjawab, "Pernah, tapi waktu itu aku ga tau, baru tau setelah aku pindah kosan". Obrolan kami makin terbawa hingga temanku ini berkata. " Kayanya kosanmu tu yang berhantu". Kaget dengan pernyataannya, aku lalu bertanya. " Kok kamu bisa mikir gitu?". Dia pun menjawab. " Abis biasanya kamu kalo datang auranya suka kaya ada yang ngikutin, tapi nanti ga lama dia ilang". Anjirr, aku yang biasanya ga pernah ngerasa takut kalo bahas tentang hantu, tiba-tiba langsung deg-degan dan takut sendiri. Aku tau mungkin temanku ini hanya bercanda untuk menakut-nakuti, tapi entah kenapa aku rasanya benar-benar takut malam ini. 

     Pulang dari rumah alumniku sekitar jam 00.30 dini hari, di sepanjang perjalanan aku masih memikirkan yang tadi dikatakan temanku tentang kosku dan aura itu. Aku juga terfikir tentang kunci rumah budeku yang ku bawa , rasanya lelah dan ingin tidur di kosan saja malam ini tapi ada rasa takut dan khawatir juga dengan kunci rumah bude yang siapa tahu sangat dibutuhkan bude saat pulang dari rumah sakit tapi tidak ada orang di rumah dan rumah terkunci. Akhirnya aku mampir ke kosanku untuk mengambil beberapa barang lalu rencananya akan langsung cau ke bantul, pulang ke rumah bude. Sampai di rumah aku tidak merasakan aura apa-apa sebenarnya, rasanya tenang damai, tidak ada tanda-tanda munculnya hal-hal mistis. Tetapi aku tidak bisa mengendalikan pikiranku untuk tidak takut, aku mengandai-andaikan hal-hal aneh, membuatku jadi makin ketakutan sendiri di kos. Teman kos ku yang lain sedang mudik semuanya, tentu kos seperti milikku sendiri jadinya. Akhirnya aku benar-benar melajukan motorku menuju rumah budeku di bantul. Jam menunjukkan pukul 1 dini hari saat aku benar-benar ada di jalan.

     Selama dalam perjalanan aku kembali berfikir dan aku malah malu sendiri kepada diriku yang menakuti hal-hal yang aku buat-buat sendiri dalam fikiranku. Aku juga merasa malu kepada makhluk-makhluk lain yang misalnya benar-benar ada di kos ku, karena aku yang selama ini tidak takut pada mereka, dan sangat percaya bahwa Tuhan menciptakan Jin dan manusia untuk hidup rukun berdampingan, malah aku sendiri yang takut. Akhirnya aku tak terasa aku sampai di rumah budeku setengah jam kemudian.

     Sekianlah ceritaku hari ini yang gagal lebaran dan malah jadi penakut, hmmm okee.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 05, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Dear DiaryWhere stories live. Discover now