"Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar. Laailaahaillallahuallahu Akbar. Allahu Akbar walillahil hamd"
Ah, kalimat itu. Lantunan itu. Idul Fitri. Tandanya sudah setahun berlalu sejak hari kemenangan tahun lalu. Kala itu seandainya aku sadar. Suara terakhirmu, untukku.
-o0o-
10 Mei 2019
Sudah sejak beberapa hari ini kami tidak saling kabar. Tak ada konflik, tak ada perdebatan. Hanya saling membisu tanpa memberi kabar. Terkadang aku mencoba memulai obrolan. Hanya pesan singkat yang dibalas berkali lipat lebih singkat. Salahku yang mencoba membuat kami lost contac. Karna keisenganku yang ingin melihat reaksinya jika tak diberi kabar. Dan ini konsekuensinya.
Kami bukan sepasang kekasih. Namun bukan berarti tidak ada rasa diantara kami. Kami saling menyatakan perasaan meski sekarang tanpa status yang jelas.
Dia, perempuan berkomitmen tinggi. 'Tidak ada berpacaran sebelum menikah', prinsipnya. Aku hargai pilihannya karna dalam keluarganya pun dilarang untuk berpacaran. Keluarganya keras dalam mendidik serta beretika menjadikannya perempuan cerdas serta mandiri.
Dia dengan sejuta komitmennya.
-o0o-
28 Mei 2019
Di bulan puasa ini kami tak banyak bertemu. Hanya sesekali dalam acara bukber angkatan. Dengan duduk berjauhan serta obrolan seperlunya. Tak lebih dari satu menit.
Kami bukan lagi anak sekolahan. Kami lulus tahun ini dengan dia sebagai peraih nilai keseluruhan UNBK tertinggi kelas IPA di sekolah swasta. Meski dia bukan peraih tetap ranking 1 dikelas, setidaknya dia pernah menggeser sang peraih bertahan yang bertahun-tahun tak terkalahkan meski hanya sekali di tahun pertama.
Dia juga sering mengikuti lomba sudah sedari tahun pertama masuk. Terkadang itu kesempatan untukku melihatnya belajar di ruangan khusus dengan peserta lomba lainnya. Dia juga yang memotivasiku yang pada akhirnya di tahun kedua mulai ikut aktif dalam lomba.
Bukan hanya lomba, dia juga aktif dalam beberapa organisasi disekolah. Bahkan menjadi anggota osis dan memegang kendali dua divisi berbeda sebagai ketua di dua tahun menjabat. Begitupun denganku sebagai bendahara lalu sekretaris inti di tahun kedua. Dua tahun kami bersama dalam setiap rapat. Memandangnya dari seberang meja saat rapat. Melihatnya yang selalu menunduk tanpa berani bertatap muka dengan lawan jenis. Suara lembutnya saat menyampaikan pendapat. Semua itu, kini tinggal kenangan.
Termasuk dalam jajaran famous di sekolah tidak membuatnya menjadi sosok yang sombong. Dia terkenal dalam keterdiaman. Banyak yang kenal, banyak yang kagum, serta banyak yang tertarik dengannya. Namun tak ada lawan jenis yang berani mendekatinya. Hanya sesekali adik kelas yang mencoba. Seluruh penjuru sekolah tau tentang kedekatan kami. Bahkan para guru. Yang mereka tau kami dekat tanpa tau pasti kejelasan hubungan kami karna yang mereka tau hanya dari mulut ke mulut serta interaksi samar kami di sekolah. Karna di sekolah pun sebenarnya ada larangan berpacaran.
Jika seandainya waktu bisa diulang, aku ingin kembali ke masa-masa itu.-o0o-
4 Juni 2019
19.28 PMSudah hampir menjelang lebaran. Artinya sudah hampir sebulan kami begini. Tak seharusnya kami seperti ini, karna kebodohanku.
Ting
Satu notifikasi masuk. Balasan pesan darinya. Balasan yang kukirim sedari pagi dan dibalas malam hari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Voice✔
Short StoryTak ada yang bisa menjamin orang pendiam, periang penuh canda tawa, baik, ramah, tidak punya masalah berat dalam hidupnya. Semua punya masalahnya masing-masing. Dan dia sudah mencoba sekuat yang dia bisa selama bertahun-tahun hingga akhirnya dia men...