Part 2

2 0 0
                                    

Tak terasa hari demi hari telah berganti, aku kembali melakukan rutinitasku yang selalu dan tak bisa terlewatkan untuk selalu menatap Charles dari kamar pagi ini tentu saja dengan secangkir susu hangat. “Elennnnnn! Kamu mau terlambat?! Ayo cepat kamu belum makan sarapan mu!” aku langsung berlari-lari keluar kamar.
“Hari ini dia pakai jaket jins itu lagi.” Aku keluar kamar dengan perasaan bahagia, senang dan penuh senyuman. Setahun lalu, tepat setelah prom party sekolah saat ulang tahun Charles, aku memberinya kado dengan meletakkan kado itu didalam lokernya. Kado itu adalah jaket yang sama seperti kugunakan yang ia gunakan juga pagi ini.

“Hari ini kami akan mendapatkan pengumuman dari kepala sekolah,karena acara yang kami nanti-nantikan yaitu  prom party tahun ini akan diadakan berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Yah, maaf untuk para kekasih karena prom party tahun ini diadakan dengan cara mengambil kertas atau undian nama masing-masing siswa yang sudah dikumpulkan, tepatnya kalian para wanita, kalian yang akan memilih pria yang menemani kalian ke prom party.” Erika tersenyum dengan penuh maksud. Dia adalah ketua kelas yang tegas, rajin, tetapi terkadang sangat menjengkelkan. Aku langsung memalingkan wajah ku ke Charles, ini dia saat nya!

Aku menghembuskan nafas dengan sangat berat, dada ku terasa sesak, aku menyipitkan mataku dan mulai membuka gulungan kertas yang ada ditangan ku dengan berharap nama Charles yang tertulis dikertas ini, perlahan aku melihat huruf yang keluar, huruf terakhir adalah ‘S’, hatiku langsung berhenti berdetak sejenak, aku langsung menggulung kertasku lagi. “Lisa! Lisa! Aku berhasil!” aku menarik tangan Lisa dan memeluknya, “Aku berpasangan dengan nya!” aku berlari keliling kelas dengan bahagia.
“Elen… Maaf, kamu yakin?” aku tidak bisa berhenti tersenyum, “Kamu yakin Charles pasanganmu?”
“Iya Lisa aku yakin, kenapa sihh?” aku berhenti  sejenak untuk menarik nafas.
“Coba lihat kertasmu?” aku membuka kertas ku tepat mengarah ke Lisa.
“Puas? Sudah ku bilang kan?” aku tersenyum dengan sangat bahagia. Tiga tahun sudah berlalu, akhirnya aku dapat kesempatan ini, rasanya bagaikan berada disurga, seperti aku tahu saja surga itu seperti apa.
“Kamu buta huruf? Bisa baca, kan Elen?” seketika senyuman ku langsung luntur, maksudnya apa? Aku membalik kertas ku dan ’37. JULIUS’
“Apa ini?! Julius ini siapa?!” dengan muka kecewa dan marah, aku melangkah keluar kelas, menuju belakang kelas.
“Ellenn! Jangan pergi ell! Ellena!”memangnya siapa yang tidak kecewa, ah bukan. Ini hanya ketidakberuntungan.
Lisa berusaha berbicara dengan ku sejak pulang tetapi tidak ku hiraukan. Saat diapartement pun aku mengunci diri dalam kamar dengan memakai headset dan memutar lagu keras-keras.  Sejak kejadian undian  kemaren hingga senin ini aku baru ada keluar kamar. Pagi ini aku segera ke dapur untuk mencari makanan, aku merasa bodoh karena tidak makan disebabkan selembar kertas. Tapi bagaimana bisa aku tidak sesakit hati ini? Butuh waktu untuk hari special ini. Hanya terjadi tiga tahun sekali dan apa? Julius? Aku bahkan tidak kenal siapa Julius dan aku tidak perduli siapa dia. Aku segera mandi dan bersiap-siap dan bergegas berangkat kesekolah. Bahkan sebelum Lisa keluar kamar aku sudah siap untuk memasang sepatu.

***

<TBC>

Jangan lupa VOTE yaaa

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 06, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

IT'S HURTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang