Jarak

8 0 0
                                    


Aku berlari menuju ke belakang gedung lapangan indoor. sesekali ku seka air mata yang mengalir di pipiku. Aku tidak peduli tatapan siswa lain terhadapku. Hatiku sakit. Rasanya aku ingin pergi menjauh dari siapapun. Bagaimana tidak perih hatiku, mengetahui ternyata pacarku sendiri mengajak perempuan lain datang ke prom night. Ini sudah sangat kelewatan. Aku tau ia selama ini chat dengan perempuan lain aku cukup bisa menerimanya. Aku tau dia sering mendiamiku tanpa alasan yang jelas aku cukup bisa menerimanya asalkan ia masih memilihku. Asalkan ia masih berada di sisiku. Aku bisa menerima segala perlakuan buruknya terhadapku.

Setelah sampai di balik gedung, aku mendekati tembok pembatas yang memisahkan sekolahku dengan sekolah SMA yang lain. Semenjak awal kelas 11 saat ada masalah ataupun ketika aku hanya ingin menyendiri, aku selalu kemari. Aku menyukai tempat ini. Jauh dari kebisingan. Jauh dari banyak orang yang bisa saja menyakitiku. Aku bisa menangis sepuas yang kumau bahkan sedikit berteriak tanpa ada yang mempedulikanku.

Aku duduk bersandar pada dinding tembok. Bahkan pacarku saat ini sama sekali tidak mengkhawatirkanku. Hatiku sakit. Sangat sakit. Aku membiarkan airmataku melucur membentuk sungai sungai kecil di wajahku. Membiarkan perasaan sakitku keluar bersama air mata. Aku percaya dengan mengangis setelahnya aku akan merasa lega. Semua perasaan yang menyesakkan itu akan hilang tergantikan dengan perasaan jauh lebih kuat dari sebelumnya.

Srekk

Tiba-tiba aku merasakan ada sesuatu bergerak dari punggungku. Sesuatu seperti mendorong tubuhku. Seketika tangisanku terhenti. Aku mencoba berbalik dan satu batu bata yang berasal dari tembok pembatas ini terdorong dan terjatuh di depanku hingga membentuk lubang.

Setelah batu bata itu terjatuh, kemudian keluar gulungan kertas dari lubang itu.

Gue sering denger suara cewek nangis disini. Gue pikir suara kuntilanak. Tapi nggak mungkin kan kuntilanak insomnia. Yang ada ntar malem dia ngantuk. Hahahahahaha garing ya. Senyum dikit dong, hargai jokes receh gue :D

Dasar orang aneh. Bukannya bicara, malah memberi surat gulung yang berisikan tulisan tidak bermutu begini. "Dasar aneh. Yah.. meskipun usahamu berhasil"

"hahaha Syukurlah". Ternyata suara pria. Mungkin seumuran denganku.

"Kenapa?"

"Ternyata bukan kuntilanak hahaha"

Dasar menyebalkan. Dia tidak mengenalku tapi sudah berani menertawakanku bahkan mengira aku ini kuntilanak.

"nih" satu kotak tisyu berukuran kecil keluar dari lubang itu.

Sok baik banget deh pakai ngasih tisyu. "Gue udah punya. Makasih".

"Itu tisyu punya lo. Waktu itu ketinggalan disini". Aku mengingat kembali kejadian saat terakhir aku ke tempat ini adalah hari senin minggu lalu. Aku mengambil tisyu itu. dan benar itu tisyu dengan bungkus gambar hello kitty milikku, karena sekarang aku juga membawa tisyu yang sama. Tapi kan tidak mungkin hanya aku saja yang membeli tisyu itu,

"Alesan kan lo. Yang punya tisyu itu kan bukan cuma gue"

"Senin. Minggu lalu. Jam 09.45 lebih 56 detik lo duduk disitu. Lo nggak nangis tapi cuma duduk munggungin tembok"

Akurat. Semua yang dikatakan pria aneh ini akurat. Apakah ia selalu berada di balik tembok pembatas ini?. Bahkan ia mengetahui persis jam berapa aku berada disini.

"gimana? Masih belum percaya?"

Aku diam. Karena memang dia benar.

"Terakhir lo nangis 3 minggu lalu di jam yang sama tapi di menitnya beda, Trus lo nangis lagi di minggu pertama bulan Februari. Oh.. pernah lo kesini cuma buat ngomong sama tembok kalo lo abis diajak kencan pacar lo di hari valentine"

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 09, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

JarakWhere stories live. Discover now