FIRST IMPRESSION

12 2 0
                                    

....

"Nama gue Devan. Bokap gue Damian. Lo semua pasti tau kan siapa bokap gue? Okeh, gue kasih tau. Bokap gue adalah pemegang saham terkenal di kota ini. So, jangan berani ngebantah perintah gue." Begitulah perkenalan singkat murid baru didepan seluruh murid Senior High School Elite dan semua para guru maupun karyawan.

"Dih, songong amat tu orang." Nyinyir seorang gadis yang sedang duduk di bangku penonton. Namanya Stella.

"Wahh ganteng parahh"
"Itu orang apa pangeran sih?"
"Cakep bangett"
"Gebetan baru gue tuh"
"Sumpah ini mimpi apa gimana sih bisa ketemu pangeran disini?!"

Rasanya kuping Stella panas mendengar pujian yang terlontar dari para temannya untuk pria SONGONG seperti itu.

"Heh stel-" ucap salah seorang teman Stella.

"Apaan njir. Ngagetin doang lu." saut Stella.

"Kalo demen ngomong aja kaleee" ledek temannya yang lain.

"Gue demen sama siapa emangnya?" Stella yang merasa tak paham dengan omongan teman-temannya memutuskan untuk tidak memikirkan.

Di Kantin

"Pokoknya gue harus pepet tuh si Devan." Callista--yang membuka percakapan pertama kali dengan heboh.

"Gue yang harus jadi pacarnya Devan titik." jawab Lovata tak mau kalah dengan Callista.

"GUE!"
"GUEE!!"
"POKOKNYA CALLISTA YANG BAKAL JADI PACARNYA"
"GUEE LOVATA YANG JADI ISTRINYA"

Begitulah pertengkaran yang terjadi.

Stella yang merasa tak sanggup berada diantara dua sahabatnya lalu menggebrak meja dengan sangat amat amat keras.

Gebrakannya membuat semua penduduk kantin menoleh. Merasa terganggu.

"Apaan sih lo stel-"
"Bikin malu ajadeh"

"ELO PADA TUH! NGAPAIN LO NGEREBUTIN COWO SONGONG YANG NAMANYA DEVAN ITU HAH?! KURANG KERJAAN LO? APA ISTIMEWANYA SIH DIA? DIH GUA NAJIS AMIT AMIT HWEK!!" Keras. Lantang. Yang diucapkan Stella. Sehingga lagi-lagi siswa-siswi yang sedang menyantap makanan menoleh. Ada yang tersedak, melotot, berdiri, dll.

Stella yang sadar menjadi tontonan buru-buru keluar dari kantin. Bukan karna takut akan amukan teman-temannya. Ia hanya malas untuk berurusan dengan guru BK.

Devan yang juga duduk tidak jauh dari Stella menyengir sinis. Entah apa yang dipikirkannya.

"Wah gila tuh perempuan berani bener dia ama lo dev." ucap salah seorang teman Devan--Alvaro yang tak terima teman baru nya dihina seperti itu.

"Udah lah lupain aja. Gausah diperpanjang." Kenzo menenangkan. Menurut rumor, Kenzo memang salah seorang yang naksir sama si Stella.

"Ah lo si emang demen sama si Stella itu kan? Ngaku lo!"

"Apaan sih ah." Kenzo yang merasa terpojokkan memilih pergi dari tempat itu.

"Lo tadi bilang apa?" tanya Devan.

"Apa?" Alvaro merasa bingung maksud dari Devan tuh apa.

"Tadi lo bilang apa?" Devan mengulangi pertanyaannya lagi.

"Stella?"

"Siapa Stella?"

"Ya itu cewe yang ngehina lo tadi."

"Oh."

"Dih ni orang udah dijawab jawabnya oh doang lagi." Alvaro sedikit kesal.

"Gue cabut dulu." Devan meninggalkan Alvaro seorang diri.

"Yaampun, kenapa temen gue gitu banget si. Yang atu baperan, yang ini gajelas. Hadu puyeng pala gue."

AUTHOR POV

Heii semuaa🤗 Hehe, semoga suka ya sama critanya. Ini baru awalannya aja. Masih banyak konflik konflik yang bakal terjadi. Jadi sebelum dilanjutin, mendingan kalian vote crita ini!❤ Caranya gampang banget! Kalian tinggal tap (pencet) tanda yang bintang itu yang ada dibawah🔻⭐ OK, UDAH DIVOTE KAN? LANJUT CRITANYA🔜

My BOYFRIEND Is BADBOY?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang