SATU

40 3 2
                                    

Sorry for typo
***
Hari minggu. Aku sebenarnya malas untuk bangun pagi ini, namun jarum jam telah menunjukan pukul 09:24 artinya matahari sudah naik ke permukaan menunjukan sinarnya yang sangat menghangatkan. Aku harus bangun. Tadi pukul 06:58 Vino sudah menelponku untuk membangunkanku namun aku sangat malas bahkan hanya untuk menyapa dirinya melalui telpon. Delvino Wallace merupakan kekasihku yang senantiasa membantuku bangkit dari segala keterpurukan.

Saat ini aku duduk dibangku perkuliahan. Usiaku baru saja menginjak kepala dua, ya umurku baru 20 tahun.

Aku membuka pintu untuk menyambut udara yang cukup menyejukan. Aku saat ini sedang berada di daerah pegunungan. Namun bukan berlibur walaupun sebenarnya saat ini sedang libur. Aku bekerja. Aku bekerja karena aku ingin sekali memiliki laptop untuk membantu tugas-tugas kuliahku. Meskipun aku bukanlah dari kalangan bawah, namun aku tidak bisa meminta uang seenaknya kepada orangtuaku. Aku tidak ingin merepotkan mereka. Sudah cukup aku mengecewakan mereka dan mereka masih saja baik terhadapku. Tetap menganggapku sebagai anak yang sangat mereka cintai. Ya aku cukup beruntung mendapatkan orangtua seperti mereka.

Ini adalah hari ketujuh aku bekerja yang artinya baru seminggu berlalu. Aku bekerja di perusahaan milik kakak laki-lakiku. Sedangkan kakakku membantu mengurus perusahaan milik temannya karena temannya sedang liburan. Kakak laki-lakiku memang memiliki sebuah perusahaan, belum cukup besar memang namun suatu saat perusahaan ini pasti akan menjadi besar. Aku percaya pada kakakku. Dia sudah cukup mapan tapi dia belum juga menikah di usianya yang sudah cocok untuk menimang momongan. Usianya 26 tahun masih cukup muda memang, tapi jika di Indonesia usia itu mungkin sudah memiliki 3 anak yang masih kecil-kecil dengan jarak usia 1 sampai 2 tahun. Kakakku memiliki seorang kekasih bernama Alice Moreau. Kekasih kakakku itu cantik tapi aku tidak tau bagaimana hatinya. Karena aku memiliki firasat bahwa ia hanya berpura-pura baik saja. Semoga saja hanya pemikiranku.

Aku bersiap-siap untuk berangkat kerja. Dan akhirnya aku sampai di You Group Corporation. Entahlah mengapa kakakku menamai perusahaannya dengan nama yang jauh dari kesan wah. Saat aku sedang mengerjakan berkas-berkas, aku teringat bahwa aku belum menghubungi pacarku yang sejak pagi tadi hanya aku abaikan.

From: Rachel
To: My Honey

Sayang maaf aku baru sempat mengabarimu, nanti saat makan siang jemput aku ya.

From: Vino
To: My Angel

Yes beib, no problem.

Hanya pesan singkat seperti itulah. Padahal jika diingat dulu kami sering sekali mengirim pesan lewat line atau whatsapp saat belum menjadi sepasang kekasih. Dan setelah berpacaran justru kami hanya saling mengirim pesan singkat. Tapi satu hal yang membuat hubungan ini bisa bertahan yaitu bertatap muka dan bercengkrama setiap hari walau hanya satu atau dua jam.

"Hai sayang"
"Oh, hai" balasku saat terkejut melihat kekasihku sudah di dalam ruangan kantor.
"Katanya mau makan siang? Kok masih diam dan berkutat dengan berkas-berkas bodoh itu? Berikan saja pada sekertaris kakakmu itu" Ternyata waktu sudah menunjukan pukul 12 siang, sudah waktunya istirahat dan makan siang
"Iya sayangku, ayo kita pergi. Aku hanya sedang menunggumu dan kalau aku hanya diam saja saat menunggumu yang ada aku akan marah-marah padamu karena aku menunggu terlalu lama" jawabku tak mau kalah
"Oke baiklah, maafkan aku" kata Vino mengalah.
Memang selalu begitu, Vino akan selalu mengalah jika berhadapan denganku. Karena dia tidak mau ada pertengkaran seperti dulu.

Flashback on

Saat itu aku sedang sibuk dengan pasien-pasien di Rumah Sakit dan memang tidak sempat untuk mengabari pacarku. Aku sedang menjalani tugas praktik lapangan di Rumah Sakit Berlian. Aku kuliah di jurusan Kedokteran Leiden University. Cukup beruntung untuk bisa masuk kesana karena hanya orang-orang dengan IQ tinggi yang bisa menduduki kursi perkuliahan disana. Lagipula biayanya pun terbilang cukup mahal. Aku mengambil spesialis obgyn karena aku ingin membantu para malaikat kecil lahir.

"Kenapa kamu tidak menghubungiku?" tanya Vino saat sedang menjemputku di salah satu Rumah Sakit di kota ini. Ya. Aku sedang berpraktik disini
"Maaf sayang, aku tidak pegang hp daritadi" sesalku
"Alah jangan membohingiku, aku melihat kamu bersama laki-laki tadi. Siapa dia?"
"Laki-laki siapa?" jawabku bingung
"Gausah pura-pura bodoh, aku lihat. Siapa dia?" Vino semakin menaikan nada suaranya
Aku bingung, memang siapa laki-laki yang bersamaku. Tadi aku hanya mengantar pasien dan kembali ke ruangan. Ah ternyata Eric Kennedy. Aku ingat sempat bercengkrama dengannya saat mengantar pasien ke ruangan inap. Tapi aku hanya mengobrol saja tidak lebih. Kenapa dia bereaksi sangat keterlaluan hingga membentakku seperti itu? Huh.

"Dia dokter disana, namanya Eric Kennedy. Dan aku hanya mengobrol sebentar di lift saat akan mengantar pasien ke ruang inap " jawabku
"Kenapa kamu harus mengobrol dengan laki-laki itu?"
Yaampun kenapa Vino bertanya seperti itu? Aku hanya kebetulan bersama Eric dalam satu lift dan aku mencairkan suasana agar tidak canggung. Dasar possesife.
"Baiklah, aku tidak akan mengobrol dengan siapapun termasuk dirimu"
Seperti tertohok dan tidak terima dengan perkataanku mencengkran tanganku sangat kuat hingga terasa perih.
"Vino sakit" kataku sambil berusaha melepaskan cengkramannya. Namun usahaku gagal, dia terlalu kuat untukku.
"Berani kamu ngomong seperti itu?" bentak Vino
"AKU SALAH APA? AKU HANYA MENYAPA ERIC! JIKA MEMANG AKU TIDAK BOLEH MENYAPA LAKI-LAKI MANAPUN MAKA KAMU JUGA TIDAK AKAN PERNAH LAGI KU SAPA. KAMU KETERLALUAN" Aku sangat kesal dengan Vino. Hanya karena hal sepele seperti ini dia marah padaku.
"JANGAN COBA-COBA BERANI BENTAK AKU LAGI" kata Vino tak mau kalah
"BAIKLAH TINGGALKAN AKU SAJA KALAU BEGITU, AKU SUDAH MUAK DENGAN SIKAP POSSESIFMU"

Plak.

Bagai waktu terhenti. Bagai angin tidak berhembus lagi. Aku sangat kecewa dengannya. Aku seorang perempuan dan dia berani menampar diriku. Sungguh tidak bisa dimaafkan.
"KITA PUTUS" Aku berkata sambil menangis kemudian pergi meninggalkan dirinya sendiri yang sedang merutuki kebodohannya.

Flashback off

"Hei ayo turun, sudah sampai" kata Vino membuyarkan lamunanku. Aku segera turun dari mobilnya.
_____________________________________
Author

Hy guys, gimana ceritaku menurut kalian? Maaf ya kalo gk suka, author emang pemula tapi semoga kalian suka❤

Jangan lupa vomment dan follow akun author yaa. Follow ig author juga ya @violensa

Mudah-mudahan author bisa update tiap hari atau paling ngga setiap minggu. Jangan lupa tinggalkan jejak.

💋kisses from Dasha

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 05, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

MY SHINEWhere stories live. Discover now