INI PROLOG

4 1 0
                                    

Kamu bahagia ku.
.
.
.

"Gue bilang jangan jauh-jauh" Teriak Dyo kepada Vanya yang masih terus asik menarik lengannya sambil setengah berlari.

"Gue mau kesana, liat senja" jawab Vanya tanpa menghentikkan langkahnya.

"Jangan terlalu minggir pantai"  Dyo memperingati, mengingat akhir-akhir ini ombak sedikit ekstrim.

"Iya nggak" Ujar Vanya.

Sampailah mereka ditepi pantai. Vanya sesekali tertawa ketika air ombak menyentuh kakinya. Tangan Vanya masih setia menggenggam tangan Dyo tanpa ada niat untuk melepaskannya.

"Bagus ya yoo" ujar Vanya tersenyum sambil menatap lurus ke arah langit yang kini sedang menampilkan senja-nya. Yang diikuti  Dyo.

"Iya, liatnya damaai banget. Bisa ngebuat orang-orang yang ngeliatnya ngelupain masalah seketika" jawab Dyo.

Vanya menghadap ke arah Dyoa dan menatap nya lekat, Vanya mengeratkan genggamannya.

"Yo"

"Hm?" Dyo hanya berdehem, rasanya netranya enggan mengalihkan pandangan dari senja yang kini ia lihat.

"Yoo liat guee" rengek Vanya.

"Oke oke" Dyo merubah posisi nya menghadap Vanya yang sedari tadi menghadap ke arahnya. "Kenapa?" Tanya Dyo.

Vanya tersenyum penuh arti sambil menatap mata Dyo lekat.

"Gue tau, hati lo sakit, pikiran lo gundah, hidup lo jengah. Gue gak akan tinggal diem liat lo gini. Gue bakal berusaha bikin lo bahagia dan ngehapus semuanya. Karena itu guna nya sahabat. Yakan?" Ujar Vanya melukiskan senyuman dibibir Dyo yang mendengarnya.

"Itu kan yang selalu lo omongin ke gue saat gue patah, jatuh dan rapuh" lanjut Vanya.

Dyo masih terdiam dalam senyumnya, matanya kini menatap Vanya lekat.

"Gue bakal berusaha ngelakuin apa aja buat lo asal lo gak galau lagi" tambah Vanya.

"Makasih ya" Dyo mengusap pucuk rambut Vanya. "Elo udah selalu ada buat gue" Lanjut nya.

Vanya hanya menjawab dengan cengiran khasnya dan menampilkan mimik wajah agar terlihat se-imut-imutnya. Dyo tertawa.

"kenapa?" Tanya Vanya.

"Ga usah so di imut-imutin" jawab Dyo sambil menahan senyumnya.

"Emang kenapa?" Tanya Vanya judes.

"Karena,, gak perlu di imut-imutin lo udah imut"

Skak mat. Kini kedua pipi Vanya telah memerah, dadanya berdebar. Rasanya dia ingin terbang saat itu juga.

"Kaya Lilis. Haha" Dyo tertawa puas. Sedangkan Vanya kini tengah memasang wajah marah mendengar lanjutan dari perkataan Dyo tadi.

"DYOOO" teriak Vanya yang sukses membuat Dyo menutup telinganya.

"ssstt, gak usah teriak. Nanti para penghuni laut keluar. Haha.." ledek Dyo.

ZONA TEMANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang