40. salah(?)

78 11 0
                                    

Happy reading yaa^^


Skip~

Ini udah seminggu dari kejadian waktu itu. Kejadian dimana satu hal dapat memporak-porandakan hari gue yang akhir-akhir ini yang terasa indah.

"Sher, udah dapat nomor ujian?"

"Hah? Oh itu, udah"

"Jangan bengong mulu Sher, hm btw gimana lo sama.." ucap ola nge-gantung omongannya.

"Ga tau, dia menghilang setelah datang ke rumah gue malam itu" ucap gue lesu.

*Flashback on*

"Shera, aku mau ngomong sebentar!"

"Udah pulang aja, dia lagi ga ada di rumah" jawab bang Sehun bohong.

"Engga bang, abang bohong, Shera pasti di dalam" ketus Jinyoung "ijinin gue ketemu Shera sebentar doang bang" mohonnya.

"Udah di bilang Shera lagi keluar masih aja ngotot"

"Bentaran doang bang, penting banget soalnya" pinga Jinyoung masih kekeuh minta ijin ke bang Sehun. Tapi gue udah bilang ke bang Sehun kalo gue ga mau ketemu Jinyoung gimanapun itu.

"Terserah lo kalo mau nunggu, gue capek mau tidur" elak bang Sehun kekeuh.

"Bang! Tunggu bang!"

"Shera kamu kenapa si? Cerita sama aku Sher! Kenapa kamu malah ngejauhin aku?!" Teriak Jinyoung yang sangat bisa gue dengar.

"Kalo kamu ga cerita aku ga bakal tahu salah aku dimana Shera!"

"Please, keluar sebentar aja, jangan kaya gini"

Tapi gue dengan kekeras kepalaan gue dan rasa sakit hati yang untuk kesekian kalinya, gue tetap tidak menemui Jinyoung.

"Maafin gue young"

*Flashback off*

Begitulah pertengkaran gue-Jinyoung-bang Sehun malam itu, sampai akhirnya Jinyoung ga peenah lagi menunjukan batang hidung nya ke gue. Tapi dua hari setelah kejadian itu tetap saja dia mengirimi gue pesan. Tapi tidak pernah gue balas, dan setelah itu dia benar-benar hilang.

"Gue tau ya Sher, lo itu bukannya ga khawatir tapi lo cuma ga mau lawan rasa benci dan sakit hati lo sendiri"

"Dibilang khawatir sih iya, tapi tiga hari lalu kayanya dia masih sama Xiyeon, gue liat postingannya Xiyeon"

Sangat munafik untuk gue bilang udah tegar dan udah bisa membiasakan hati gue karena Jinyoung. Orang yang sudah bertahun-tahun lamanya gue bucinin dan sekarang menyakiti gue. Gue cuma ga pengen melihatkan kesedihan gue di depan teman gue lagi.

"Shera.. Jangan gitu dong" bujuk Ola. "Entah kenapa gue ngerasa ada yang ga beres sama hubungan lo-Jinyoung-Xiyeon" lanjutnya.

"Pikirin pelajaran buat UN aja la, kasian otak encer lo digunain buat mikirin hubungan gue, ga ada faedah nya" ucap gue sebisa mungkin merubah suasana yang mungkin saja akan bikin gue nangis untuk kesekian kalinya.

"SHERAAAAAAAA" teriak Jihoon yang datang entah  dari mana.

"GU-GUE NGELIHAT ANUU"

"apaan sih Hoon lo liat gituan lagi?!?!" Tanya Ola.

"BUKAAAN,, JINYOUNG! GUE LIAT JINYOUNG DIPARKIRAN"

Sontak gue dan Ola membuat bulatan penuh di mata kami. Tapi untuk kesekian kalinya rasa benci gue mengalahkan segalanya dan gue berusaha untuk terlihat tidak peduli.

"Hm yaudah" jawab gue seadanya.

"Lo harus liat dia ke parkiran sekarang juga Sher! Harus banget! Dia beda Sher, ga kaya biasa" ucap Jihoon penuh penekanan meyakinkan gue.

"Beda gimana? Dia datang sama pacar baru nya?"

"BUKAN!!"

"Terus??"

"Dia ga kaya biasa, dia kacau" jelas Jihoon yang sukses bikin dahi gue mengernyit bingung.

"Kayanya lo harus ketemu Jinyoung sekarang Sher" Jihoon dan Ola membujuk gue untuk mengesampingkan rasa benci dan menyuruh gue untuk menyelesaikan masalah ini secepatnya.

Tanpa pikir panjang gue membuang jauh-jauh rasa benci gue, dan ke khawatiran gue yang meningkat, gue memilih untuk mencari Jinyoung.

Gue berlari kecil mencari keberadaan dia di parkiran tapi dia udah ga disana. Gue cari ke kantin tapi juga ga ada. Sampai akhirnya gue menemukan dia lagi bicara sama Guanlin.

"Jinyoung.."

Jinyoung membalikan badannya mengarah ke sumber suara.

"Lo? Kenapa? Kok? Jelasin ga!" Bentak Guanlin yang kaget liat penampilan Jinyoung sekarang.

"Kenapa si lin? Ga ada yang harus gue jelasin" ucap Jinyoung sedikit terkekeh ngelihat reaksi Guanlin.

"Ga young, lo beda. Terus kemana aja lo seminggu ini?"

"Gue ada urusan"

"Ck kasi tau gue lo kenapa Bae Jinyoung" sarkas Guanlin yang udah kesal sama Jinyoung yang kelihatan menutupi sesuatu.

"Apasi lin? Udah gue bilang ga kenapa-kenapa" kekeuh Jinyoung.

"Gue bukan temen lo sehari dua hari ya young, lo itu temen dari orok, gue tahu lo pasti ada masalah"

Guanlin jalan mendekat ke Jinyoung, terus mengambil sesuatu dari kantong belakang celananya.

"Ini?! Lo nyebat?" Ucap Guanlin mendekat tepat di depan wajah Jinyoung terus melemahkan nada bicaranya supaya tidak di dengar oleh orang lain.

Jinyoung sangat kesal dengan apa yang dilakukan Guanlin, dia hanya menatap Guanlin kesal.

"Lo boleh bohong sama orang lain, tapi engga sama gue young!" Bentak Guanlin yang sama kesalnya melihat kelakuan Jinyoung sekarang.

"Terus kenapa kalo gue nyebat? Kenapa kalo gue ada masalah? Ga ada yang peduli sama gue!"

"Siapa yang engga peduli? Ga semua orang tuh peramal young, tanpa lo kasi tau orang ga bakal tahu"

"Balikin!" Pinta Jinyoung ingin menghindar dari pembicaraan.

"Ga!" Guanlin bersikeras begitupun dengan Jinyoung. "Gue ga bakal balikin sebelum lo cerita"

Jinyoung memilih untuk menghindar dan pergi dari hadapan Guanlin. Disaat itu juga mata gue dan mata Jinyoung bertemu setelah seminggu menghilang.

Tidak ada percakapan, hanya sekedar bertatapan. Sedikit lama, tapi tatapan kami penuh emosi.

"Kenapa?" Tanya gue akhirnya membuka percakapan.

"Ga usah sok peduli" sarkas Jinyoung. Kenapa malah dia yang marah? Sedangkan gue merasa harus nya gue yang marah setelah apa yang dia lakukan ke gue.

"Udah puas jalan sama temen baru kamu itu? Ah- atau sekarang udah ganti status jadi pacar?"

"Maksud kamu Hyunjin?" Tanya gue bingung.

"Terserah mau namanya siapa" Jinyoung berjalan ke arah gue tapi tidak untuk mendekat, namun berjalan meninggalkan gue.

"Jinyoung!" Panggil gue sekali lagi. Dia hanya berhenti tanpa membalikan badannya.

"Terus menurut kamu, aku marah karena apa? Xiyeon tuh sebenarnya siapa? Pacar kamu juga?" Luap gue yang sudah tak tertahankan lagi. Gue sama sekali ga perduli dengan banyak pasang mata yang memperhatikan gue dan Jinyoung sekarang.

Jinyoung menarik lengan gue. "Kita harus bicara" tarik Jinyoung.

"Buat apa? Masih perlu?" Sarkas gue tak kalah emosinya.

Gue bisa melihat Jinyoung menarik napas panjang setelah perkataan gue barusan. Entah, gue ga ngerti sama apa yang dia lakukan.

"Hhhhhh Xiyeon punya niat jahat sama kamu"





TBC

Don't forget to vote + comment!

Big love - SM

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 09, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

UNPREDICTABLE [Bae Jinyoung ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang