Mungkin, bagi Maya telat sudah biasa tapi bagi Devan bukanlah hal yang biasa. Sangat memalukan telat saat sudah jam 08.13
Devan sangat disiplin soal Waktu, tak perduli Kelurga, Teman. Waktu bukanlah pasir yang bisa di mainkan, waktu tidak bisa di ulang, di bentuk sesuka hati. Bagi Devan, waktu sangatlah berharga.
Maya melirik malas Devan. Kemudian mata kucing Maya melihat pagar yang sudah rusak di pojok sekolah IBH. Maya berjalan dengan senyumannya, lirikan Devan mengintai kemana kaki Maya melangkah.
Maya mencoba membuka pagar tua yang tak terpakai itu lagi. Tanpa sadar, pohon tua yang sudah lapuk itu pun ikut bergoyang juga
Devan segera berlari memeluk Maya dan
Bruk!
Dahan pohon tua yang lumayan besar itu mengenai punggung Devan. Maya yang semul menutup matanya karna kaget kini menatap Devan intens.
Dan ber-akhirlah masa pahlawan itu tergantikan dengan hukuman dari ibu Fadila Kharanisa. Ibu kejam sangat kejam se anteran IBH.
Maya melihat Devan yang tengah meringis pelan, ntah apa yang terjadi sama punggung Devan.
"Devan kamu kenapa? Gak biasa kamu telat begini. Dan lagi, kenapa punggung kamu?" tanya ibu Fadila
"Maaf bu, saya telat bangun. Oh, gapapa kok buk"
Devan menyingkirkan tangannya dari punggungnya lalu bersikap seolah baik-baik saja. "Maya, obatin Devan di UKS. Kalian boleh masuk kelas setelah pelajaran ke-2."
Maya menghela nafasnya. Segera dia menyapu taman dan pergi ke kelas tanpa menghiraukan Devan yang tengah menahan sakit. Lagi
"Cih, ga tau terima kasih dasar" umpat Devan
----------
Tbc.
Vote dan Komen sangat saya butuh. Jika berkeban, tolong tekan bintang:)
Terima kasih
![](https://img.wattpad.com/cover/188533806-288-k484033.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Putih Abu-Abu
Historische RomaneDevan dan Maya. Sama-sama terjebak dalam masa lalu. Mereka hanya berani bertatap muka, tak berani menyapa. Hingga ke duanya terlambat sekolah. Memaksakan mereka berbicara satu sata lain. Langsung dekat mungkin tidak, tapi hanya sebatas teman tapi me...