0

1K 117 18
                                    

Saat itu Felix belum mengerti akan situasi yang terjadi. Umurnya yang masih lima tahun membuatnya melihat dunia dengan sangat sederhana, tanpa ada sedikit pun rasa khawatir, ataupun prasangka buruk. Yang ia rasakan hanyalah satu minggu dalam hidupnya yang belum lama itu adalah minngu yang sangat spesial untuknya.

"Seneng deh..., udah seminggu ini Chani-hyung main ke tempat Felix terus setiap hari. Biasanya Felix harus tunggu weekend dulu buat bisa main sama Hyung," ucap Felix kecil setelah berhasil merangsek dalam pangkuan hyung favoritnya itu.

"Lho, emangnya nggak cukup Chani-hyung main ke rumah Felix tiap weekend? Lagian, siapa yang suka bikin Chani-hyung susah ketemu gara-gara bandel nggak mau makan sayur?" Yang dipanggil Felix dengan 'Chani-hyung' itu hanya menggelitiknya gemas melihat betapa manjanya bocah laki-laki kecil itu.

"Hehehe..., yaudah deh, Felix janji bakal makan sayur kalau Hyung mau main tiap hari sama Felix kayak gini. Sebenernya, pengennya Felix sih, Chani-hyung nginep aja di sini, atau tinggal disini sekalian biar Felix ada temennya. Tapi kan Chani-hyung punya mama sama papanya hyung sendiri," perubahan ekspresi Felix tersebut membuat hati Chan berat. Chan hanya bisa memeluk bocah kecil itu dengan erat.

"Aaak! Hyung!" Namun sepertinya terlalu erat.

"Ah, maafkan Chani-hyung, Felix," Chan mengusap lembut kepala Felix. "Oh iya, Hyung punya sesuatu untuk Felix," ia merogoh saku celananya, sedikit kesulitan untuk mencari sesuatu yang ia maksud karena Felix masih duduk nyaman diatas pahanya.

Terlihat jelas di mata berbinar Felix bahwa ia sangat menanti-nantikan sesuatu tersebut. Pasalnya, ia tak pernah kecewa dengan apa yang seringkali dibawakan Chan untuknya. Mulai dari buku-buku yang menyenangkan, sampai mainan-mainan yang tak pernah membuat ia bosan. Kali ini apa yang dibawa Chani-hyung ya? pikir Felix dalam hati.

"Tada...," Chan melepaskan genggaman tangannya didepan wajah Felix dengan telapak mengarah ke bawah. Membuat kalung itu bergantung indah dengan tumpuan jari-jari Chan. Felix hanya melihatnya dengan pandangan bingung.

Chan tertawa ringan. Tanpa berusaha basa-basi, ia segera melingkarkan kalung itu di leher Felix. "Felix, Felix bisa lihatkan ini huruf apa?" Chan mengangkat sesuatu yang menggantung di kalung tersebut.

"Felix tau! Itu 'C'! Huruf 'C'!" ucap Felix antusias. Kini ia menunduk untuk melihat liontin di kalung yang menggantung di lehernya.

"Kalau yang ini?" Chan mengeluarkan liontin yang sebelumnya tersembunyi di balik sweaternya.

"Ah, itu 'F'! Seperti 'F' pada 'Felix'!" masih dengan sama antusiasnya.

"Kalau 'F' itu 'Felix', 'C' yang tadi apa dong?" Chan menunggu jawaban dari Felix kecilnya itu.

"Hmm. Chan! Chani-hyung!" ia kembali melihat liontin itu, kali ini dengan mata yang lebih berbinar-binar.

"Chani-hyung akan selalu ingat Felix kalau lihat kalung ini," ia menatap lekat anak laki-laki yang masih saja nyaman di pangkuannya sejak tadi. "And, always find me, yeah? Tapi sekarang kamu nggak perlu repot jauh-jauh lagi kalau mau nyari hyung, kamu punya ini," ia menunjuk ke liontin yang kini sudah terkulai tepat di dada Felix.

"Chris? Are you done with the farewell? It's time for a goodbye. Let's go home," keduanya mendengar dengan jelas suara Mama Chan yang memanggil dari ruang depan. Kini ekspresi mereka berubah semakin sendu. Perlahan Chan memberdirikan Felix yang sebelumnya terduduk di pangkuannya. Ia menangkup kedua pipi tembam milik Felix dan mencium kening anak laki-laki itu.

"I'm not gonna leave you behind."

Setelah memberikan senyuman hangat dengan lesung pipitnya yang khas, ia melambaikan tangan ke arah Felix sambil berjalan ke ruang depan, tempat mama papanya sudah menunggu.

Felix membalasnya dengan senyuman yang ceria dan lambaian yang penuh semangat. Ia tidak tahu bahwa perpisahannya kali ini tidak sama seperti perpisahannya di Sabtu sore untuk bertemu di Minggu pagi. Bukan pula seperti perpisahannya di Minggu sore untuk bertemu di Sabtu pagi.

Perpisahannya kali ini berbeda.

~~~

Yuhuu..., Ini work pertamaku guys...,

Jadi ceritanya itu linenya di ambil dari reality show Stray Kids yang pas Felixnya keeliminasi. Tapi disini... tunggu kelanjutannya aja deh.

Terima kasih mau memaklumi kalau aja rada geje-geje gitu, tapi akan amat lebih berterima kasih kalau ada yang mau kasih kritik dan saran untuk penulisan kedepannya ^.^9

Dan ya, ini baru seminggh aku nge-stan StrayKids jadi sekali lagi mohon pengertiannya

Wehe..., nggak tau lagi mau ngomong apa. Doakan saja penulisnya teguh pendirian buat ngelanjutin cerita ini.

Leave You Behind | ChanlixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang