"Kadang kamu hangat dan kadang kamu dingin, dan itu yang membuat aku suka. "
---------------------------------------Pagi telah tiba namun matahari belum menampakkan dirinya ke permukaan. Udara masih terasa dingin untuk dirasakan. Dan diluar masih terlihat gelap. Azan subuh sudah berkumandang dan tiba waktunya untuk menjalankan kewajiban.
KKKKRRRRIIIIIIIINNNNNGGGGGGGGGG
Jam alarm mulai menjalankan tugasnya untuk membangunkan sang pemilik yang masih tertidur damai.
Reanisa atau kerap dipanggil Rea dengan sejuta pesona bangun dari tempat tidurnya. Ia mematikan alarmnya dan bergegas untuk mengambil wudhu lalu sholat. Setalah itu ia akan bersiap-siap untuk kesekolah.
Rea termasuk anak yang rajin dia tidak ingin terlambat datang ke sekolah.
"Pagi ma, Rea bantuin ya masaknya." sapa Rea ke mamanya yang sedang menyiapkan makanan untuk sarapan pagi di dapur.
"Eh Rea , tolong kasih kopinya ke papa diruang makan, Nak." kata mama Rea yang sedang memasak nasi goreng.
"Siap kapten!" Seru Rea lalu pergi bergegas ke ruang makan sambil membawa kopi.
" Pa ini kopinya." ucap Rea sambil meletakkan kopinya ke meja.
"Makasih, Re. Oh iya Re gimana kabar Lissa, dia baik-baik aja kan di Yogyakarta? Denger-denger Lissa mau pindah ke Jakarta kan ya?" tanya papanya sambil menyesap kopinya.
What!!?
"Kok Lissa mau kesini ga bilang sama aku, Pa????" Tanya Rea dengan muka bingung dan kaget.
Papa Rea hanya menaikkan pundak tanda tidak tau . Tak lama setelah itu mama Rea menghampiri mereka yang ada di meja makan untuk menyantap sarapan yang telah dibuat oleh sang mama.
Selesai sarapan, Rea pergi ke sekolah bersama sang papa yang kebetulan kantor sang papa dan sekolahnya satu arah.
----------
Akhirnya Rea sampai di gerbang sekolahnya. Dia berjalan memasuki kawasan sekolahnya yang termasuk sekolah elit di Jakarta.
Sekolah itu tentunya sudah ramai saat ini. Rea berjalan menuju kelasnya yaitu 12 IPA 1, kelas yang cukup strategis dengan kantin, mushola, lapangan dan juga perpustakaan.
Rea berjalan dengan ekspresi datarnya yang seperti biasa melekat di wajahnya itu. Rea dengan sejuta pesona datar nya berjalan sangat anggun. Sampai tiba-tiba.....
Bruk
Seseorang menghancurkan moment anggunnya itu. Dan dia adalah....
"Alfian!!!!" Seru Rea murka dengan wajah memendam berjuta kekesalan.
Alfian Rabani, teman sekelas Rea sejak kelas 10.
Melihat wajah murka Rea tak membuat Alfian takut, dia malah memberikan senyum terbaiknya dan memasang muka manis agar Rea batal memarahinya.
Walaupun Rea dan Alfian itu temenan, tapi Alfian tau betul sikap rea yang tidak suka di ganggu ketenangannya.
"Sorry Re, gue ga sengaja, gue buru-buru tau soalnya gue belum siap pr fisika. Ntar kalau dimarahin sama Bu Titin gimana? Lu mau tanggung jawab?? Kan ntar siapa juga yang repot. Jangan marah sekarang ya. Tunda dulu marahnya sampe istirahat. Ya Rea yang baik hati dan tidak sombong walaupun gak pernah senyum dan mukanya kayak triplek berjalan. Gue minta maaf. Sumpah gue gak sengaja nabrak lu. Kaki gue gak ada remnya, jadinya gak bisa berhenti." Ujar Alfian panjang lebar agar Rea tidak memarahinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendship HURT
Teen Fiction➡➡➡➡➡➡➡➡➡➡ Ini kisah kita, kenangan dan masa lalu. Luka yang menjadikan kita kuat dan tegar. Tentang arti sebuah persahabatan. Tentang arti ketulusan dalam pertemanan, pengkhianatan. Bukan hanya tentang sebuah rasa. Namun memiliki cerita dan ma...