"KAK KEVIN! KAK LEO! SIAPA YG NUANG LEM DI SEPATU DARA!" Suara khas perempuan dengan nada tinggi bercampur emosi, menggema di rumah yang hampir kosong.
"Di kencingin kucing kali" Jawab seseorang yg duduk santai di kursi mobil dengan memainkan handphone
"KEVIN! KEVIN! KEPIN!! KEP-"
Sebelum menyelesaikan panggilannya, kepalanya sudah lebih dulu terhantam koran yang tergulung."Songong" Ucap 'sang penghantam' dengan tatapan tajamnya.
"Lo duluan! Sepatu gue kenapa ini, ha? Lo kira sepatu mur-"
"Berisik. Padahal sepatu lima puluh ribu ditambah diskon"
"Iya pasaran kaya muka lo"
"Leo yg nyamain. Lagian juga muka gue tampan gini"
"Iya muka lo nampan!" Seorang dengan status 'berbadan pendek' menjawab dengan ketus dan pergi, entah alibi menyelesaikan masalah atau akan mengadu.
"Heh kok gitu sih, lho kok marah, jangan gitu sayang, jangan gitu sayang" Sedangkan yg ditinggalkan bersenandung tenang dan mulai menyalakan mesin mobil, setidaknya panas dan dapat langsung dikemudikan.
"BUNDA! Kevin tuh," Ia berjalan dengan kaki yg di hentak hentakan dengan manjanya.
"Masa sepatu dara dikasih lem, ih dia mah, ga tau apa kalo ini dari- oh iya ini dari dia ya," Jarinya mengusap dagu, lalu ia mengganggukan kepalanya.
"Udah yu bun. Jangan disini sendirian, nanti kemasukan setan." yang mengklaim bernama Dara tersebut menggandeng tangan wanita yang lebih tua.
"Hush kalo ngomong" Wanita sekitar berumur 30an itu menepuk pelan bibir lawan bicaranya.
"hush"
Bunda menoleh kebingungan
"Kamu ngapain?"
Dan sekarang dara yg bingung
"Lah tadi bunda yang nyuruh kalo ngomong 'hush' "
...
Mobil yang sedari tadi berdiam kini melaju v=s/t.
Dua kursi depan di duduki anak tertua dengan sang bunda yang mengobrol santai. Sedangkan dikursi belakang terdengar senyap. Yang satu dengan earphonenya dan terlihat tidak ingin di ganggu, sedangkan yang satu lagi terlihat terlelap di alam barzahnya,
no.
alam mimpi.
Pada siang ini kendaraan beroda empat terparkir di area minimalis namun terlihat elegan.
"Dara, bangun, udah sampe"
Yang dibangunkan tidak kunjung membuka mata,hanya balasan suara yang diterima
"Sampe mana?"
"Liang kubur"
Putri tidur kini bangun tergesa menatap lawan bicara dengan tidak santai
"Apa?"
"Apa"
"Apa?"
Laki laki yang duduk disampingnya memilih pergi; menyusul kakak dan bunda. Tentu dengan barang barang pribadi yang ia bawa.
"Kok liang kuburnya bagus ya"
Dara membawa kopernya sambil berlari.
"Mana?"Ketiga orang yg telah sampai lebih dulu mengerenyit bingung.
"Ish, mana kamar Dara?" Dara berbicara dengan cepat karena ke-excited-annya
"Cari sendiri,bocah" Sang kakak sulung bergidik geli karena adik polosnya menatap mereka seperti anjing pungut dengan mata berbinar.
"Yaudah kak Leo sekamar aja sama Dara" Dara menaik turunkan alisnya berniat menggoda
"Sinting" Celosan singkat Leo dan pergi dari tempatnya menyusul Kevin
"Dih galak" ucap Dara yang memilih mencari kamarnya.
"BUNDA INI KAMAR DARA YA!" Dara membuka pintu dengan kerasnya
"Heh! Ini kamar udah di design buat gua sama Leo" Kevin yang tak ingin kalah untuk mendapatkan kamarnya.
"Gak! Lo sendiri sana, gue sama Leo!"
"Kalian ngomong apa barusan?" Bunda datang tanpa diundang, menarik telinga kedua anaknya.
"Iya ampum bun-aw, iya iya. Lagian bunda kenapa dateng padahal gak dipanggil" Dara mencoba melepaskan diri
"Dara duluan bun, ini kamar Kevin sama Leo" Kevin berusaha agar ini menetap menjadi kamarnya, bagaimanapun ia yg telah memilah warna,design,kasur dan luas kamarnya adalah nomor 1. karena ia adalah roommate Leo; Saudara kembarnya, yang artinya untuk dua orang.
"Kamar dara ada disebelah pojok kamar Kevin sama Leo. Dan awas kalian berantem lagi. Panggilan sama ucapan kalian jaga!" Bunda menatap tajam.
"Iya bun, nanti dara sewa siskamling"
Dara berjalan ke kamar yg telah ditunjuk sebagai ruangannya. Membuka pintu perlahan dengan wajah gusar,hati yg berdegup kencang,tubuh yg mulai gemetar dan keringat dipelipisnya
"Dar, ayolah, ini bukan ajang masuk kedalem kolem piranha"
Yang disebut namanya terkekeh dan membuka pintu dengan keras
"NAH INI BARU KAMAR DARA! Kirain bakal pink pink quda berponi"
"DARA JANGAN TERIAK TERIAK!"
∆Dinner
Jam menunjukan pukul 7:28 Keempat orang disana belum menunjukan tanda tanda kehidupan.
Dara menuruni anak tangga dua per dua agar lebih cepat katanya. Memakai piyama biru muda yang ukurannya sedikit besar dan rambut panjang yang masih basah menjadi hal yang ditemui dari seorang Dara malam ini.
"Bun kita makan apa?" Dara bertanya sambil menompang dagu di meja makan.
"Sup kadal, cicak kremes, susu burung"
..kok?
Bukan bunda yang menjawab. Melaikan sosok lain yang datang.
yang dipandangi malah celingukan bingung.
"Kenapa? kaya ngeliat setan aja"
"Emang bener Vin"
Makan malam hari ini di iringi dengan keributan. Leo hanya melempar lap meja tepat dihadapan wajah Kevin, dan Dara yang masih coba mengejek Kevin. Bunda hanya tersenyum maklum.
Bahwa anaknya memang tidak waras.