Pr-00

3 0 0
                                    

Halo! Aku ngepublish semua ideku yg tersimpan draft aku dari zaman smp dan ga bisa aku tamatin, jadi aku kohon bantuan ide ide dari teman teman semua di setiap akhir chapter. thankyou 🖤

————

"TIDAK! Berhenti mengejarku!"

Langkahnya terdengar jelas, cepat, dan bergetar. Gadis itu berlari sekuat tenaga seakan ada seseorang yang mengikutinya. Berlari sambil memutup indra pendengaran dan penciumannya. Tanpa menoleh ke belakang sedikit pun. Takut akan sosok yang mengejarnya. Takut mendengar suaranya yang memekakkan telinga, mencium aroma yang mebuatnya muntah, dan bahkan melihat rupa yang bisa membuatnya tidak tidur selama satu bulan. Ah tidak. Bukan satu bulan, tapi selamanya

BRAK

Gadis itu terjatuh. Tangannya yang menutup indra penciuman dan indra pendengaram terlepas begitu saja untuk menahan tubuhnya yang terjatuh di antara pohon beringin yang sangat besar. Hidungnya dapat mencium aroma busuk seperti bangkai yang sudah dibiarkan membusuk selama 3 bulan. Baunya busuk. Sangat busuk.

'Mi...ra...bel...laa'

"oh tuhan--"

Tubuh gadis itu bergetar hebat mendengar namanya dipanggil oleh sosok itu. Suaranya sangat memekakkan telinga, seperti suara decitan kursi yang beradu dengan lantai licin dengan volume yang keras. Hawa disekitarnya menjadi dingin. Sesuatu menggenggam pergelangan kakinya. Seperti tangan yang besar dan kasar. Seakan banyak luka yang tergores di telapak tangan itu dan juga kuku yang sangat panjang. Gadis itu dapat merasakan bertapa kasarnya telapak tangan itu dan betapa tajamnya kukunya. Kuku itu seakan tertancap di pergelangan kakinnya. Nyeri.

"--tolong selamatkan aku"

Gadis itu dengan perlahan menoleh ke belakang. Wajahnya pucat. Sangat pucat. Air matanya dan keringat dingin tak berhenti keluar dari tubuhnya. Gadis itu menggigit bibirnya kuat bahkan sangat kuat hingga menimbulkan sedikit darah. Matanya melotot dan air matanya serta keribgat dinginnya semakin banyak keluar saat melihat sosok itu.

Gadis itu melihat bibir yang tersenyum tepat di depan matanya. Ah bukan senyuman. Itu seringai yang sangat lebar. Sehingga terlihat jelas robekan mulutnya dari telinga ke telinga. Giginya runcing, bukan hanya taring, tapi keseluruhan gigi makhluk itu dan darah mengalir dari dari sela-sela gigi itu. Monster itu membuka mulutnya lebar sambil menyeringai. Darah mengalir semakin deras dan menetes di wajah Mirabella, bahkan monster itu tidak memiliki lidah. Aroma busuk semakin keluar dan menusuk indra penciumannya. Cengkeraman di kaki Mirabella semakin kuat, gadis itu dapat merasakan kukunya tertancap semakin dalam di kaki gadismya.

'Haii... sa... yaang...'

DOR

"BUNDAAAAAAAAAA"

-FN-

Ini cerita horor pertamaku jadi maaf jika ga jelas ya

A Day Before DieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang