"Ray?" sepasang kaki putih nan mulus menginjak daun daun coklat yang berguguran, membuatnya seperti putri musim gugur. Kaki itu mendekati Ray yang sedang terdiam ditaman belakang istana.
Ray menoleh, menemukan Elish yang tersenyum padanya. Elis duduk disamping Ray, menatapnya tanpa memudarkan senyumnya sementara Ray yang memalingkan wajahnya dari putri raja disampingnya. Elish menyenderkan kepalanya dibahu Ray manja, Ray mendecak kesal tetapi ia tidak menyingkirkan kepala sang putri dari sana.
Elish tertawa renyah "Kau tidak perlu mencari kalungku, Ray." Ray menoleh sementara Elish yang tersenyum lebih lebar.
"Aku bisa bebaskan ibumu." ucap Elish mengaitkan jari jari tangannya ditangan Ray.
Ray tersenyum tulus, baru kali ini ia tersenyum pada putri raja itu.
"Tapi, bisakah kau menolongku?" Elish menatap Ray dengan tatapan memohon, rasa tidak nyaman Ray mulai menghantuinya. Ray pun melepaskan tangannya yang terkait pada Elish, dan membuat Elish berdecak.
Ray menarik bahunya, membuat kepala Elish tak lagi dibahunya. Elish tersenyum licik "Bantu aku menjalankan tahta ini." Ray menatap Elish benci, dugaannya benar saja. Walaupun ia sudah membuktikan bahwa ia tidak menyukai gadis itu, gadis itu tetap saja mengejarnya, memanfaatkan kekuasaan ayahnya untuk menaklukan Ray.
Ray berdiri, menatap Elish marah "Aku sudah bilang, putri. Jangan dekati aku." ucapnya meninggalkan Elish sendirian, Elish ikut berdiri dan menatap Ray sedih.
"Aku mencintaimu, Ray." Elish berteriak, membuat langkah Ray terhenti. Ray membalikkan tubuhnya, menatap Elish yang terlihat menyedihkan.
"Kau bisa mencari yang lebih baik." Ray kembali melangkahkan kakinya, Elish yang sudah menangis berlari kearahnya, menahannya dengan kedua tangannya.
"Kumohon! Menikahlah denganku, Ray. Aku akan memberimu segalanya. Emas, wilayah, prajurit, bahkan tahta. Tapi kumohon menikahlah denganku, aku butuh pendamping." Elish memohon dengan cara yang benar benar menyedihkan, Ray menatapnya intens.
"Kau mencintaiku?" Ray mengangkat dagu Elish agar bisa menatap wajahnya. Elish menyeka air matanya, mengangguk.
"Biarkan aku mencari kebahagianku sendiri." Ray meninggalkan Elish yang terdiam, Elish mengepalkan tangannya marah dan menatap Ray yang melangkah menjauh darinya.
*****
Fajar menyinari kerajaan Greenolf, para warga sudah memulai aktivitasnya. Anak anak dengan senangnya pergi kepondok belajar untuk menimba ilmu, para ibu yang tertawa riang sembari memeras cucian mereka disungai, burung burung yang saling bersautan, pasar yang ramai dengan segala suara tawar menawar. Ray menghela nafasnya, mendudukan dirinya yang sudah terbangun. Ia harus menuju aula untuk menemui Sang raja, dan bertemu Sang putri juga.
Setibanya diaula besar, Ray membungkuk memberi hormat pada semua yang ada disana. Perdana menteri, bendahara kerajaan, para selir, semuanya sedang berkumpul menjadi satu disini, sesuatu yang jarang terjadi.
Sang raja tersenyum pada Ray "Dua minggu atau aku bunuh dia?" Ray memudarkan senyumnya, ini masih pagi dan Ray ingin sarapan. Setidaknya berikan roti dengan mentega pada Ray, ini terlalu terlalu terburu buru, pikir Ray. Elish yang berada disamping sang ayah tersenyum licik.
Ray terdiam, amarahnya ia tahan mati matian "Temukan kalungnya atau nikahi putriku?" Ray mengacak rambunya. Elish tertawa renyah.
Ray menatap Arthur bengis, dirinya sangat marah saat ini. Arthur mengambil apel yang terletak disamping singgahsananya, memakannya dengan tangan kiri. Arthur benar benar berubah saat Ratu Merilda pergi tiga tahun lalu, kerajaan yang mulanya tentram menjadi lebih kacau, Ray harus memimpin perang dimana mana, setiap malam selir bergantian masuk kekamar raja, Elish dibesarkan dengan cara yang salah, kehausan akan wilayah dan emas menjadi sifat yang mendarah daging pada Arthur. Hal yang hanya bisa Ray syukuri saat ini adalah para warga Greenolf tidak berubah seperti raja mereka. Pesta ulang tahun kerajaan masih dirayakan para warga, pesta setiap rabu malam, petasan warna warni dilangit saat penyambutan tahun baru. Semuanya masih sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Necklace of Princesses
AdventureKetika kekuasaan berada diatas segalanya. Ray, panglima perang dengan segala kelebihannya harus keluar dari dunianya demi menemukan kalung sang putri. Ray harus menemukan kalung itu dalam jangka waktu pendek atau ibunya yang akan menerima akibatnya...