SATU

11 3 0
                                    

"Non bangun" suara bik ijah menyadarkan aluna dari tidur nya

"Eghmm" dengus aluna

"Non ditunggu dibawah, jangan lama nanti ibu marah non" ujar bik ijah menjauh dari ranjang aluna

Aluna mengerjap-ngerjapkan matanya, ia ingat kejadian semalam tentang mamanya yang selalu membandingkan ia dengan adik tirinya, yang membuatnya menangis sepanjang malam.

Aluna membuyarkan pikiran nya, segera ia turun dari ranjangnya menuju lemari pakaian berwarna putih, lalu mengambil seragam putih abu-abunya, dan bergegas untuk mandi.

Aluna menggunakan kemeja putih selengan yang berlambang osis, memakai rok span abu-abu diatas lutut. Ia duduk didepan kaca memperhatikan wajahnya sendiri sambil mengusap usap wajah polosnya, matanya sembab dikarenakan menangis tadi malam.

"Alunaaaaa!!!" Teriak gita dari bawah.

Sontak membuat aluna bergerak lebih cepat ia kuncir satu rambutnya, lalu memakai bedak dan lipbalm, disemprotkannya sedikit parfum kesayangan nya sejak dulu.

Aluna menutup pintu kamar melangkah menuruni anak tangga satu persatu sambil menatap meja makan, ada mama, papa tirinya dan rani adik tiri aluna.

"Kamu lama banget, nanti kalo telat gimana" oceh gita pada aluna

Gita pratiwi ibu kandung aluna.

"Maaf ma tadi luna.."

"Sudah sudah kamu memang lelet sedari dulu" potong gita

"Kakak pakai parfum apasi, kok nyengatt banget sii ih" celoteh rani

"Iya kamu ini luna, kamu itu perempuan seharusnya pakai parfum yang sewajarnya saja yang aromanya lembut " ujar gita

Padahal parfum yang ia pakai sekarang adalah pilihan mamanya dahulu sebelum resmi bercerai dengan ayahnya.

"Sudah sudah, kita sarapan dulu kalau masalah parfum kan setiap orang punya selera masing masing" ujar david ayah tiri aluna

Sedari tadi aluna hanya diam tampa mengucapkan satu katapun, sekarang yang peduli padanya hanya bik ijah dan david ayah tirinya tidak dengan ibu kandungnya.

"Aluna kamu kenapa? Kok gak dimakan rotinya? " tanya david papa tiri aluna

"Biasala mas, aluna tuh emang gitu anaknya, manja beda sama rani yang mandiri" sahut gita sambil mengelus kepala anak tirinya itu.

Anak mana yang tidak sakit hati diperlakukan begitu oleh ibu kandungnya sendiri.

"Aluna udah kenyang pa" aluna berbohong

Setelah selesai sarapan, rani dan david berpamitan untuk berangkat sekolah dan bekerja tapi tidak dengan aluna, aluna hanya diam melihat wajah gita lalu memincingkan matanya ke arah lain.

"Dadah mama!!" Teriak rani dari dalam mobil

Sedangkan aluna hanya diam mengambil earphone dari dalam tasnya menyetel lagu yang saat ini sedang mewakili perasaan nya.

Selang beberapa menit, aluna sudah sampai di depan halaman sekolah tersenyum semanis mungkin untuk menutupi lukanya selama dua setangah tahun ini.

"Alunaaaaaa" teriak tania sahabat aluna

"Gausah teriak teriak gitu tania" ujar aluna

"Soalnya aku rindu sama kamuni" goda tania

"Ih apaansi baru juga kemarin gak ketemu, dasar lebay" aluna tersenyum geli melihat tingkah sahabatnya ini

"Eh tunggu dulu, mata lo kok sembab abis nangis ya? Jangan bilang mama lo pukulin lo lagi?" Ujar tania yang sudah tau betul bagaimana perlakuan mama aluna

"Enggak tania" ujar aluna

"Jangan bohong aluna" tania memastikan

"Gue nggak bohong tania, udah yuk buruan nanti kitakan upacara" aluna berjalan mendahului tania

"Dasar aluna, gak jagosi bohongnya" dengus tania kesal.

45menit sudah upacara berlangsung,

"Lun ke kantin yuk beli minum" ujar tania menghela napas

"Ke kopsis aja, gue males ke kantin"

"Yaudah sekarepmu la lun lun" tania berkacak pinggang

Setelah membeli air mineral aluna dan tania menuju kelas sambil tertawa kecil karna guyonan tania.

"Lun, kamu tau ga katanya nanti bakal ada siswa baru" ujar tania

"Terus apa hubungan nya sama gue" aluna bingung

"Ya enggak adasi, cuma katanya dia itu ganteng banget lun"

"Tania tania cowok terus pikiran lu"

"Bukan gitu lun, kalo si anak baru ini ganteng berarti populasi cogan disekolah kita itu bertambah dan kapan gue bisa dapetin satu cogan aja" tania memonyongkan bibir mungil nya

"Ih apaansi jijik gue lihat lo gitu" aluna terkikik kecil

"Shuttt, lihat tu udah ada pak bandi" ujar rio pada tania dan aluna

"Udah tau jelek" tania menjulurkan lidahnya

"Gak boleh gitu tania" aluna terkikik

"Gak boleh tapi ketawa" decih tania

"Baikla anak anak hari ini kita kedatangan teman baru, bapak harap kalian bisa tenang dahulu" ujar pak bandi

"Sihlakan masuk"

1 detik
2 detik
3 detik
4 detik
5 detik

"Alunaaaa" jerit tania pelan

"Apa gue bilang bener kan ganteng" ujar tania

Aluna hanya diam memperhatikan dari ujung kaki sampai ujung kepala.

Ganteng. Batin aluna

"Sihlakan perkenalkan nama kamu" suara pak bandi membuyarkan pikiran aluna

Perkenalkan nama saya ' gara alvino' kalian bisa panggil saya 'gara', terimakasih

"Baik gara kamu bisa duduk disana" pak bandi mempersihlakan gara duduk dikursi didepan sebelah kanan meja aluna dan tania

"Anjir sesek napas gue lihatnya lun"

"Lebay" decih aluna

"Biarin sewot aja lu monyet"

Sekian dulu ye temen temen :) jangan lupa vote and komen oke, biar aku semangat terus btw ini wattpad kedua aku hehe😋

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 16, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ALUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang