Seorang gadis muda yang manis, anggun, serta memiliki sifat yang baik, tutur katanya yang lembut, sifatnya yang peramah serta pakaian nya yang syar'i, membuat para lelaki muda terpikat padanya. Iya, sesuai keperibadiannya ia dinamakan oleh orang tuanya dengan nama " Aisyah "
Aisyah sudah menyelesaikan pendidikannya, dan sekarang ia menjalani tugasnya sebagai dosen di salah satu Universitas ternama di Surabaya. Ia merupakan perempuan yang cerdas dan tegas. Selain menjalani tugas sebagai dosen, di sore harinya ia suka rela mengajari anak-anak di TPA sekitaran rumahnya.Di sore hari, selepas ashar Aisyah melihat Ibunya sedang duduk termenung di sofa ruang tamu, kemudian tanpa menunggu perintah dari Ibunya, Aisyah pun membuatkan kopi untuk Ibu tercinta. Lalu Aisyah pun mengajak Ibunya bicara " Ibu, kok Ibu termenung sendirian disini, Bapak dimana Buk ? "
Ibunya yang sedang termenung terkejut melihat Aisyah datang membawa kopi dan merasa senang karena perilaku baik anaknya itu. sang Ibu pun menanyakan kembali Pertanyaan Aisyah, dan Aisyah pun mengulang kembali pertanyaannya tadi. Lalu Ibunya menjawab dengan nada sedih " Ibu sedang memikirkan masa depan mu Nak, Bapak sedang ada pertemuan dengan temannya " Lantas Aisyah pun bingung dengan jawaban ibunya, kemudian ia bertanya lagi, " memang nya kenapa dengan masa depan Aisyah Bu, bukannya segala sesuatu itu ada di Tangan Allah " lalu Ibunya menjawab, " Ia Nak, tetapi ini masalah jodoh kamu, kita kan nggak tau sampai kapan umur kita, mana tau nanti Bapak dan Ibu sudah tiada " tanpa menunggu pertanyaan dari anaknya, sang Ibu lansung menyambung pembicaraannya dan bertanya kepada Aisyah tentang pernikahan Aisyah, " Nak, Ibu dan Bapak sudah tua, kalau kami sudah tidak ada, siapa yang bakal menjaga kamu kelak ? "
Aisyah pun menjawab dengan nada lembut serta terlihat sedih di raut wajahnya. " Ibu jangan berkata seperti itu, kita do'akan semoga Bapak dan Ibu selalu diberikan kesehatan " kemudian Ibunya berkata lagi " Bapak dan Ibu ada satu permintaan untukmu Nak, apa kamu mau menuruti permintaan Bapak dan Ibu ?" tanya Ibunya. Aisyah yang sangat menyayangi orangtuannya pun tidak ingin menolak serta mengecewakan kedua malaikat nya itu, ia menjawab " Iya Bu In Shaa Allah. Jika itu membuat kalian bahagia, apapun itu akan Aisyah laksanakan Bu. " Wajah Ibunya pun berubah menjadi ceria, dengan cepat Ibunya memberi tahu tentang keinginan mereka " Bapak dan Ibu ingin menjodohkan mu dengan anak dari temannya Bapak Nak, ia bernama Imran, Lulusan Teknik Arsitektur yang sekarang menggantikan Ayahnya sebagai Direktur di perusahaan Ayahnya, Bapak dan Ibu sudah pernah berjumpa dengannya, ia sangat sopan serta baik Nak, Ibu rasa kalian cocok " ucap Ibunya. Aisyah pun yang sebelumnya belum berpikiran untuk menikah terpaksa harus rela demi kebahagiaan Bapak dan Ibunya, ia pun belum tau akan seperti apa rumah tangganya nanti, tetapi dalam hati ia berharap mendapatkan imam yang baik untuknya. kemudian ia menjawab kepada Ibunya sambil tersenyum" Iya Bu, Kita doakan semoga Imran sesuai seperti yang Bapak dan Ibu ceritakan "keesokan paginya dengan sinar matahari yang cerah dan tiupan angin yang sayu, ditemani suara burung-burung yang berkicau merdu sedang sinar matahari melewati celah ventilasi jendela kamar Aisyah.
Seperti biasa, setiap paginya ia membuka jendela kamarnya dan berdiri sejenak melihat-lihat taman bunga disamping kamarnya dan menikmati pemandangan serta awan-awan yang indah. Tiba- tiba terdengar suara panggilan dari ruang tamu.
Ibunya memanggil dengan nada halus " Aisyah, sini Nak !,, " Aisyah menjawab dengan lembut, " Iya Ibu ", kemudian dengan segera ia merapikan khimar serta jilbab nya, dan lansung bergegas menemui Ibunya, Aisyah pun melihat ada tamu sekeluarga yang melihatnya keluar dari dalam kamar dengan pandangan yang sayu, Aisyah pun menyapa mereka dengan sopan kemudian ia menundukkan pandangannya dan bertanya pada Ibunya " Ada apa Bu, ? " Ibunya menjawab " Pergi Buatkan minum sekalian ambilkan kue yang sudah Ibu persiapkan diatas meja " kemudian Aisyah pun lansung melaksakan perintah Ibunya. lalu ia lansung menghidangkan nya diatas meja sofa di ruang tamu. Bapaknya yang tegas dan bijaksana berkata kepada Asiyah, " Duduk Nak,! ada yang ingin kita bicarakan dengan keluarga Om Yusuf " lalu Aisyah duduk disamping Ibunya, kemudian Ibunya memulai pembicaraan, " Nak, inilah Imran yang Ibu ceritakan kemarin, Aisyah tersenyum dan menundukkan pandangan. kemudian Ibunya berkata lagi kepada Imran " Nak Imran, ini Aisyah anak Bibi " Beberapa lama kemudian setelah berbincang-bincang, Bapak dari Imran bertanya kepada Aisyah "Nak Aisyah, apakah kamu cocok dengan anak Om, dan apakah kamu tidak terpaksa dengan perjodohan ini ? " Aisyah menjawab dengan sopan " In Shaa Allah saya cocok Om, dan tidak ada unsur keterpaksaan kok " kemudian Imran pun tersenyum malu, terlihat tak sabar dari tampak wajah nya, lalu Ayah Imran bertanya lagi kepada orang tua Aisyah " Bagaimana, kapan bisa kita lansungkan acaranya ? " dengan nada tegas orang tua Aisyah menjawab " kalau bisa sesegera mungkin, sebaiknya jangan berlama-lama, dan ini pun untuk kebaikan anak kita " lalu setelah semuanya setuju Imran dan kedua orang tuanya pulang dengan rasa bahagia.
Selang beberapa hari, Persiapan pernikahan pun tengah dilaksanakan, baik itu dari dekorasi ruangan, hidangan dan lain lain.
kemudian tibalah pada hari bahagianya Keluarga Aisyah dan Imran, Imran dengan rombongan telah siap dan bergegas menuju rumah orang tua Aisyah, dengan pakaian pernikahan yang rapi dan Syar'i serta memakai peci, Imran terlihat gagah dengan wajah yang berseri seri. sesampainya di rumah orangtua Aisyah, keluarga Imran dan rombongan disambut dengan ramah dan gembira, lalu mereka dipersilahkan masuk, Imran kemudian diarahkan duduk didepan Ayahnya Aisyah, semua saksi, keluarga dari kedua belah pihak, tamu dan para undangan telah sampai di acara pernikahan Aisyah dengan Imran dan tinggal menunggu mempelai wanitanya yaitu Aisyah. kemudian Ibunya menuju kamar dan memanggil Aisyah " Nak, semua tamu dan undangan telah sampai. Mari kita menuju ruang tamu Nak !,, " kemudian Ibunya menggandeng Aisyah keluar kamar, semua mata pun tertuju pada gadis muda itu, mereka terkagum-kagum melihat nya yang memakai gaun putih Syar'i, serta ditutupi khimar nya yang panjang, terlebih lagi Imran, ia sangat takjub melihat calon Istrinya itu, Lalu Aisyah berjalan dan kemudian ia duduk disamping Ibunya diantara para tamu dan undangan, dengan tidak memperpanjang waktu lagi, mereka melansungkan akad nikah dan pada hari itu Aisyah dan Imran telah sah menjadi suami istri, " Alhamdulillah, akhirnya telah sempurna separuh Agama kita " Ujarnya didepan Aisyah.keesokan harinya, Seperti biasa yang Aisyah lakukan setiap pagi, ia membuka jendela kamarnya serta berdiri sejenak melihat awan-awan, menikmati angin yang sayu serta mendengarkan burung-burung berkicau, tetapi dulu berbeda dengan sekarang. Dulu ia menikamati pemandangan ini sendirian sedangkan sekarang ia sudah ditemani suaminya Imran, mereka sangat bahagia dan saat itu Imran memegang tangan Aisyah dan berkata " Aisyah, ada sebuah hadist mengatakan : Sesungguhnya dunia itu penuh dengan perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah istri yang shalihah ", semoga keluarga kita Sakinah Mawadda Warahmah. Lalu Aisyah pun menjawab " Aamiin, In Shaa Allah Bang, dengan dipersaksikan awan-awan Indah ini, Aisyah berjanji In shaa Allah Aisyah akan menunaikan kewajiban Aisyah sebagai istri dan mentaati perintah Bang Imran ".
Bagaimana dengan ceritanya ?
semoga kalian suka ya, walaupun masih belajar, tetapi jangan enggan dan malas berkarya ya, tetap semangat😎
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Behind The Clouds
Short StoryKisah yang diambil dari seorang gadis muda, cantik, sopan juga baik. seorang gadis yang menyukai keindahan dan awan-awan ia yang tak berpikiran jauh untuk menikah, namun dijodohkan oleh orang tuanya, kemudian ia dinikahkan dan bahagia dengan imamnya.