Prolog

92 8 4
                                    

"Senja menyapa, dan aku masih disini, merindu. Tau tidak? ada yang masih ingin tinggal, tapi tak bisa, karena memang bukan tempatnya"
-Radian

Hari ini aku mau bercerita tentang sepotong kisah masa kecilku yang aku tidak ingin itu terjadi. Karena itu mengubah segalanya dihidupku sampai sekarang.

Pagi yang cerah untuk memulai hari, dan aku bergegas berangkat ke sekolah. Aku menghabiskan susu putih hangat terlebih dahulu. Lalu bi Inah membantu ku memakaikan sepatu.

Papah di depan menungguku di dalam mobilnya. Aku segera masuk mobil, di jok kursi belakang sudah ada kak Yuti yang sedang memberi pink pink(makeup) di wajah nya.

"Adek hari ini pulang jam berapa?" Tanya Papah. "nanti adek pulangnya jam 10 pah.." jawabku. "Adek kalau udah pulang jangan kemana mana ya, tunggu papah jemput" kata Papah. "Adek mau es kim pah," kataku. "Yaudah nanti papah beliin es krim, tapi adek harus janji nanti pas udah pulang, adek harus di dalam sekolag tungguin sampai papah jemput, oke?". "Ocee pah," kataku yang masih berumur 4 tahun.

"Eh radian, nanti sore ikut kakak yuk? Kakak mau ajak kamu ke pasar malem, beli permen kapas kesukaanmu, main komedi putar, terus main di istana trampolin, pokoknya apapun yang kamu suka boleh kamu mainin, mau nggak?"

"ha? Beneyan kak? radii mauu" kataku sambil tersenyum lebar.

~
~
~
~
~
~

Selama ini selalu ada papah yang antar jemput aku, dan suka beliin es krim aku kalau pulang. Dan kakak yang baik, yang suka ngajak aku ke pasar malam dan akan ngebolehin aku untuk naik permainan yang aku suka.

Masa kecilku manis bukan? Semanis permen kapas yang kusuka saat kecil.

Tapi sekarang itu semua telah sirna. Tak ada lagi yang berbekas. Aku sudah tidak tinggal lagi bersama mereka. Apakah kalian tahu mengapa bisa begitu? Itu karena kejadian 3 tahun yang lalu

Tiga tahun yang lalu, Mamah sedang memasak di dapur, aku sedang latihan di studio tari. Papah juga berada di rumah, menonton televisi. Sedangkan kak Yuti, beberapa menit sebelum kejadian, dia masih dirumah. Lalu kak Yuti pamit untuk pergi les di Bimbel.

Setelah itu, tiba tiba saja tanpa mama sadari, gas yang dipakai mama mengalami kebocoran. Lalu gas seketika meledak, api menyambar kemana - mana. Mamah dan Papah tidak sempat kabur melarikan diri. Beberapa menit setelah kejadian datang mobil pemadam kebakaran. Tapi Mamah dan Papah tidak berhasil diselamatkan. Aku yang masih di tempat studio mendapat telepon dari salah satu tetangga. "Halo Radian, mama dan papah kamu. Em itu Rad, haduhh, kebakaran. Rumah kamu kebakaran Rad, kamu harus pulang sekarang?!" Kata tetangga nya itu. "Oh iya budhe, aku akan segera pulang, terima kasih infonya" jawabku. (budhe adalah panggilan ku untuk tetangga dekatku)

Sesampainya di rumah, rumah sudah ramai dikelilingi kerumunan orang. Semua nya membantu memadamkan api yang semakin besar. Sedangkan aku mencari papah, mamah, dan kakak, karena saat pergi tadi aku meninggalkan mereka.

Satu bulan berlalu, tepat setelah kejadian, kami berada di ruang sidang. Memutuskan siapa yang akan merawat ku dan kakakku setelah orang tuaku meninggal dunia karna kebakaran.

comment, dan spam untuk next. Okee thankyou semua nya. Semoga suka yaa❤️

Ini author sebenarnya lagi iseng aja bikin. Jadi author lagi deg deg an nunggu rapot tanggal 22 Juni.

Friendzone And CoffeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang