1. Pandangan Pertama

12.8K 213 0
                                    

Pada pukul sebelas siang ada seorang laki-laki sedang berjalan di koridor sekolah yang tampak sepi karena jam pelajaran sudah di mulai lima menit yang lalu, laki-laki itu berjalan sangat santai dan selalu tersenyum ketika seseorang menyapa atau hanya sekedar melempar senyuman kearah nya. Laki-laki itu bernama Yoga, dia termasuk most wanted di SMA Nusa Bangsa. Tetapi ia berbeda dengan most wanted lain nya, biasanya seorang laki-laki yang populer terkenal karena ketampanan nya dan kenakalan nya, sedangkan Yoga dia memang tampan tapi ia tidak sebandel laki-laki populer lain nya. Ia termasuk laki-laki ramah dan friendly, banyak yang menyukainya dan tak sedikit pula yang ingin berteman dengannya.

Hari ini Yoga akan pergi ke lapangan yang berada di sekolah untuk berlatih futsal.  Ketika kaki nya memasuki sebuah ruangan yang biasa ia datangi ketika akan melakukan latihan atau hanya sekedar berkumpul dengan teman-temannya. Yoga melihat sekumpulan laki-laki sedang bermain futsal atau bisa disebut mereka sedang melakukan latihan karena beberapa hari lagi mereka akan mengikuti suatu turnamen dan mewakili sekolah mereka. Yoga berjalan dengan santai kearah teman-temannya yang tidak ikut bermain, disana ia menaruh tas dan semua keperluan yang di bawanya tadi.

Di pinggir lapangan, Yoga melakukan pemanasan terlebih dahulu, agar otot-ototnya tidak tegang ketika ia ikut bermain nanti. Ketika sedang melakukan pemanasan pandangan Yoga mulai menyusuri sudut lapangan tersebut, ia melihat seorang perempuan yang duduk sendirian tanpa di temani oleh siapapun. Kemudian ia memperhatikan perempuan itu, senyum tipis tercetak jelas di wajah Yoga. Sepertinya Yoga tertarik dengan perempuan itu, terlihat dari antusias perempuan itu ketika melihat bola membuatnya menyeringai. Di bangku penonton perempuan itu tampak sangat menikmati permainan yang sedang berlangsung, sekali-kali ia kesal sendiri jika bola nya tidak jadi masuk ke mulut gawang. Yoga terkekeh melihat ekspresi lucu dari perempuan itu. Pandangannya kembali teralih ketika pelatihnya memanggilnya dan menyuruhnya untuk segera menggantikan temannya yang sudah merasa lelah.

"Yoga, masuk kau! Gantikan si Bagas cepat!". Suara lantang dan kencang itu membuyarkan lamunan nya, kemudian ia langsung berjalan kearah gawang dan menggantikan teman nya yang bernama Bagas tersebut.

Di tempat lain seorang perempuan sedang memperhatikan sekumpulan laki-laki yang sedang mengejar sebuah bola. Perempuan itu adalah Kinar Sabrina Anastasya, perempuan yang sangat cuek terhadap penampilanya. Bisa dibilang dia adalah perempuan tergalak di SMA Nusa Bangsa. Entahlah, banyak yang takut kepada Kinar karena kegalakan nya. Mungkin itu lah yang membuat Kinar tidak banyak mempunyai teman. Tetapi entah kenapa Kinar tidak memperdulikan hal itu, memangnya masalah jika ia tidak memiliki teman? Hidup-hidup Kinar, jadi nggak usah banyak bacot.

Saat ini Kinar sedang berada di sebuah lapagan sepak bola di sekolah nya. Berhubung guru yang mengajar di kelas nya tidak masuk dan berhubung tugas yang di kasih guru tersebut sudah ia kerjakan, Kinar memutuskan datang dan menonton latihan ekskul Futsal yang beberapa hari lagi akan mengikuti sebuah turnamen.

Perempuan berambut lurus ini sangat menyukai semua tentang bola tendang, mau itu sepak bola ataupun Futsal. Ia sangat paham terhadap permainan yang sering di mainkan oleh kaum adam itu, ia juga sering sekali menonton pertandingan sepak bola melalui televisi, walaupun seperti itu terkadang Kinar sangat berharap bisa menonton pertandingan itu secara langsung. Tapi entah kapan, Kinar pun tidak tahu.

Di keluarganya hanya ia dan ayahnya saja yang menyukai sepak bola, mamah dan kakak perempuannya sangat anti dengan itu. Jika ada pertandingan sepak bola, kedua orang itu akan pergi ke kamar mereka masing-masing, karena paham akan kebiasaan Kinar dan ayahnya. Tetapi sebelum mereka beranjak pergi, mereka akan mengomel terlebih dahulu dan baru pergi ke kamar, tetapi masih dengan gerutuan yang sangat kedengaran oleh Kinar dan ayahnya. Mengingat kejadian itu ia jadi geli sendiri, membayangkan wajah mamah dan kakaknya mampu membuat ia tertawa tanpa berhenti.

"Kinar? Ngapain kau?"

Kinar menoleh ketika nama nya dipanggil seseorang, ia meringis ternyata yang memanggilnya adalah pelatih futsal di sekolah nya. Kinar adalah salah satu murid perempuan yang di kenal pelatih itu, karena Kinar hanya satu-satunya murid perempuan yang bahkan sampai sekarang masih menonton dan melihat latihan dari ekskul kebanggaan sekolahnya itu. Tetapi ada saja orang yang mengira bahwa Kinar menonton latihan tersebut hanya untuk menarik perhatian anak-anak futsal. Yeilah, Kinar itu bukan cewe gampangan yang sering kali menggunakan bedak ketebalan dan lipstik berwarna merah menyala.

"Saya pak?" Tanya nya dan menunjuk dirinya sendiri.

"Iyaa kau, memang nya siapa lagi yang namanya Kinar selain kau hah? masuk kau! bel sudah berbunyi, apa kau tak mendengarnya Kinar?".

Kinar terdiam, ia mencerna ucapan pelatih futsal yang berasal dari Medan itu. Apa katanya tadi? Bel? Bel pulang kah? Apa bel pergantian pelajaran? Setelah lama dia berdiam diri, ia melihat pergelangan tangan nya yang terdapat jam tangan berwarna hitam yang melingkar manis di pergelangan tangan nya itu.

'Yaelah, baru jam sebelas lewat sepuluh menit'. Ucap nya dalam hati.

Tetapi setelah beberapa detik kemudian, ia baru menyadari bahwa jam pelajaran sudah berganti. Seketika ia kelagapan sendiri, kemudian tanpa berbicara lagi Kinar langsung jalan menuju pintu keluar dan menuju kelas nya yang pasti sudah sepi karena guru mata pelajaran selanjutnya sudah mulai menjelaskan materi yang akan dibawa nya.

****

Revisi

My Possessive Boyfriend [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang