Di pagi harinya, para relawan pun memantau dan mengunjungi lokasi yang terjadi pengeboman dini hari tadi. Didapati 80 unit rumah hancur, 13 orang syahid, dan puluhan lainnya luka-luka. Ketika Hafiz hendak menuju Masjidil Aqsa, ia melihat tentara zionis Israel menangkap Toriq, bocah Palestina yang berusia 14 tahun dan meneror kaum muslimah. Tidak tinggal diam, Hafiz langsung menyerang tentara zionis menggunakan tangan kosong.
Alex menyadari hafiz tidak ada. Saat hendak bertanya ke Husein, seorang relawan berlari tersengal-sengal dan berujar, “Seorang relawan, syahid di Masjidil Aqsa.”. Alex terdiam. “Ana tidak tahu namanya tapi Ia mengenakan baju koko putih,” tambah relawan tersebut.
Mereka pun bergegas ke RS. Sesampainya di sana, didapatinya Hafiz telah terbaring tak bernyawa: tubuhnya dingin dengan darah tercucur di atasnya. Penguburan Hafiz menjadi jawaban bagi tangis Alex. Tanah Palestina yang mulai menutupi tubuh Hafiz sedikit demi sedikit menjadi pengantar menuju rumah-Nya. Husein tidak melepas rangkulan tanggannya dari Alex selama pemakaman; Alex masih terguncang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jihad di Negeri Berdarah
Short StoryPerjuangan jihad seorang muallaf di Palestina