Aku pernah mempercayai seseorang, teramat percaya.
Aku pernah mengharapkan seseorang, sampai akhirnya dia melepaskanku.Duhai kamu,
Sebelum kau datang dengan wajah polos dan ketulusan cintamu, aku tak begitu mudah menyambut tamu yang tak jelas apa maksudnya mendatangi ruang hatiku. Memang iya, aku bukanlah gadis cantik yang kau dambakan di siang dan malammu, bukan juga gadis desa yang bisa kau bodoh-bodohi. Jika tidak berniat untuk menikahi, setidaknya jangan kau hampiri.Kalau aku tahu bahwa kau hanya sekedar singgah, mungkin semua rasa tidak kutuangkan untuk melayanimu.
Kau mengagumi gadis lain ketika ada yang lebih baik dariku. Hmmmm :'(
Jika begitu, aku juga bisa mengatakan bahwa kau bukanlah pria idamanku. Di sana ada yang lebih baik darimu, yang lebih bisa membimbingku menuju surgaNya. Ada banyak lelaki diluar sana. Tapi apa kau tau? Karena aku mencintaimu, jadi mataku tak pernah punya waktu untuk menoleh pada yang lain.
Jika mau, aku bisa mendapatkan yang lebih baik.
Dulu, kukira kau benar-benar tulus menjaga hati dan perasaanku. Ternyata aku salah.Perlahan-lahan kau mulai melepaskan genggamanmu. Kau mengusirku dengan caramu yang lucu itu. Aku yang mengajakmu jalan, aku pula yang akhirnya kau tinggalkan.
Benar, aku hanya gadis biasa.
Sudah cukup! Aku tidak ingin kau melanjutkan kata yang membuatku semakin terluka.
Aku hanya gadis biasa, sedang dirimu?
Kita sangat jauh berbeda.
Kau adalah anak majikan dari bapakku.
Jika ini yang terjadi, sebaiknya jangan hampiri.Duhai kamu,
Terimakasih yaa....
Untuk segalanya, cinta dan luka yang kau beri.
Setelah ini, semoga aku tidak dengan mudah membuka hati lagi, mencintai lagi. Karena luka, selalu membekas. Rasa sakit, tak semudah membalikkan telapak tangan untuk menyembuhkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Desa
Teen FictionAku pernah mempercayai seseorang, teramat percaya. Aku pernah mengharapkan seseorang, sampai akhirnya dia melepaskanku. Duhai kamu, Sebelum kau datang dengan wajah polos dan ketulusan cintamu, aku tak begitu mudah menyambut tamu yang tak jelas apa m...