Di Warung Bi sum, Najwan dan Uki segera berlari menyusul Hamid, Faris dan Manaf yang sudah berada disana sedang menghisap gulungan tembakau.
"Astagfirullah Kalila" ucap Faris dengan panik saat melihat sosok Kalila lalu ia segera membuang rokoknya
"Kenapa lo kaget?" Tanya Uki
"Berabe kalo Kalila tau, gw ngerokok. Udah janji bakalan berhenti" Ucap Faris
"Bucin najis" hina Hamid
Lalu mendapat tatapan kesal dari Faris. Kalila, Davina dan Lofa duduk di Sofa. Sedangkan kelimanya duduk dibangku panjang.
"Aksa mana?" Tanya Najwan
"Nganter Vio kayaknya" Balas Manaf
Tak lama yang dibicarakan datang, dengan jaket levis dan rokok dibibirnya. Aksa melihat Lofa yang ada disana, lalu Lofa pun menatap Aksa dengan sendu. Ia sedikit sedih saat tadi dalam bahaya, tidak ada Aksa yang menolongnya.
Aksa kemudian berlalu dan mendudukan tubuhnya didekat sahabatnya.
"Sa, gw mau ngasih tau. Elang kembali, dan dia tadi mau nyelakain Lofa" ucap Najwan
Membuat semuanya terkejut tanpa terkecuali Uki. Aksa menatap Najwan dengan bingung.
"Gw serius, dan dia bener-bener mau balas dendam sepertinya" Uki berkata membuat yang lain mulai menatap Aksa bingung apa yang harus mereka lakukan
"Oke, kita harus siap untuk lawan balik kalo mereka nyerang kita"
Aksa berkata dengan mata yang terus menatap Lofa dengan intens. Membuat gadis itu hanya bisa menunduk menatap kedua kakinya yang terbalut sepatu converse putih dengan menahan sakit. Kakinya masih sakit.
Faris menepuk bahu Aksa pelan lalu membisikan sesuatu
"Genggam selagi masih ada kesempatan, tinggalkan jika memang tidak memiliki perasaan. Karena dengan sikap lo yang begini, akan menambah lukanya terlalu dalam"
Faris lalu tersenyum melihat perubahan wajah Aksa lalu cowok itu segera menghampiri Lofa dan membujuk gadis itu untuk bebricara padanya ditempat yang sama saat Lofa menjelaskan bahwa ia dan Aan tidak ada hubungan apa-apa pada Aksa.
Aksa menuntun Lofa yang kakinya masih sakit. Meninggalkan semua orang yang ada disana dengan senyum yang mengembang.
Aksa mendudukan Lofa dibangku lalu ia pun ikut duduk disampingnya.
Aksa berjongkok lalu menarik kaki Lofa dan meletakan dipahanya. Ia memijat kaki gadis itu.
"Aww shhh" ringis Lofa
"Nanti bakalan enak an buat jalan" ucap Aksa lembut
"Kenapa masih peduli?" Tanya Lofa membuat Aksa menaikan alisnya bingung
"Gw selalu peduli sama lo" balasnya membuat Lofa sebal
"Jangan buat gw jadi posisi yang salah karena ganggu hubungan lo sama Vio" ucapan Lofa berhasil membuagt Aksa bangkit lalu duduk dan membawa mata Lofa menatapnya
"Gw ga ada apa-apa sama cewek itu. Kalo lo memang ga suka gw deket sama dia, gw akan jauhin dia. Demi lo, supaya lo ga marah lagi sama gw"
Lofa hanya mematung mendengar ucapan Aksa yang kemarin sempat bilang tidak suka diatur dan sekarang cowok itu malah nurut.
Aksa menggenggam tangan Lofa. Lalu merapikan anak rambut yang sedikit berantakan. Dan tersenyum.
"Maafin gw ya, gw gamau liat senyum lo pudar"
Lofa segera melepaskan tangan Aksa dan membuang wajahnya ia benar-benar tidak bisa ditatap Aksa. Buktinya , saat ini kedua pipinya memerah malu.
"Gausah malu" sindir Aksa
Lofa memukul bahu cowok itu dengan kesal.
"Apaansi"
Aksa hanya tertawa melihat gadis itu yang wajahnya sangat lucu. Sedetik kemudian ia tersadar bahwa tadi Elang, musuhnya dulu tiba-tiba datang dan mencoba menyelakai Lofa. Dan sialnya ia tidak ada disana.
"Lo gapapa?" Tanya Aksa tiba-tiba
"Engga kenapa-kenapa" balas Lofa yang melihat ekspresi Aksa yang berbeda dari sebelumnya.
"Kenapa memang nya sa?"
Aksa tersenyum lalu kembali menatap lekat mata Lofa.
"Maaf tadi gw ga ada disaat lo dalam bahaya, maaf gw ga nolongin lo disaat lo terluka dan malah menambah luka" ucapnya
"Gw mohon, lo selalu nyalahin GPS handphone lo, takut kalo cowok tadi yang ganggu lo bakalan lakuin hal yang sama lagi ketika gw lagi ga ada disamping lo"
Lofa mengangguk dan menggenggam tangan Aksa. Memberi keyakinan kepada cowok itu bahwa ia akan baik-baik saja.
"Gw janji" Lofa tersenyum
"Gw bakal jaga lo Lof" janji Aksa lalu Lofa mengangguk
Mereka pun berbincang dan bercanda. Dan entah mengapa Lofa merasa saat ini Aksa lebih bawel dari biasanya.
--
Saat ini, Lofa sedang ada diboncengan Aksa menuju rumahnya. Hari ini ia bahagia, benar kata orang. Sehabis luka terbitlah bahagia.
"AKSA MAKASIH" teriak Lofa saat diperjalanan membuat Aksa melihat gadis itu lewat spion motornya
"Sama-sama" teriak cowok itu
Lofa mengeratkan pelukannya dipinggan Aksa. Nyaman. Itulah yang ia rasakan saat ini. Wangi maskulin tubuh Aksa seakan candu untuknya.
Aksa tersenyum, ini pelukan yang ia rindukan tiap harinya, dan ia bersyukur Lofa mau memaafkannya. Aksa pun berjanji akan menjaga Lofa.
Motor Aksa berhenti disebuah warung pecel lele. Lofa yang menyadari bahawa itu bukan rumahnya pun turun lalu menatap bingung ke arah Aksa.
"Makan dulu, nanti sakit" Aksa menjawab kebingungan diwajah Lofa
Ia pun menggandeng gadis itu membawanya memasuki tenda. Dan duduk disalah satu tempat. Setelah memesan ia pun menunggu sambil berbincang.
"Gitarnya gw bawa ya" ucap Aksa tiba-tiba
"Mau diapain?" Jawab Lofa dengan cepat lalu memeluk gitar kesayangannya itu
"Dibenerin sayang" balas Aksa
Ketika Aksa mengatakan 'sayang' padanya, seketika Lofa merasa seperti ada beribu-ribu kupu-kupu berterbangan diperutnya. Ia pun tersipu malu.
"Apansi sayang-sayang" ucap Lofa
"Tapi suka kan dipanggil sayang" ledek Aksa namun Lofa malah melemparnya dengan gulungan tissue.
"Nih, jaga baik-baik" Lofa menyerahkan gitarnya dan diterima oleh Aksa
"Aksa" panggil Lofa
Aksa menoleh melihat Lofa yang sedang menatapnya sambil bertopang dagu sambil tersenyum sangat manis. Bahkan jantung Aksa sampai berdetak tak berirama.
"Kenapa?" Tanyanya dengan tenang, tidak mungkin ia memperlihatkan bahwa sedang menahan gugup.
"Seneng, liat lo lebih bawel dari biasanya. Gini terus ya kalo bisa, Lofa suka"
Ucapan Lofa membuat Aksa tersadar bahwa ia memang hari ini banyak bicara pada gadis dihadapannya yang berhasil membuatnya jatuh cinta.
"Apa tadi? Lo suka sama gw?" Aksa mendekatkan telinganya mencoba menggoda Lofa
Lofa yang tersadar atas apa yang dia katakan pun segera mendorong jauh wajah Aksa.
"Ishh ngeselin" geram Lofa
Dan Aksa hanya bisa tertawa melihat ekspresi gadis itu.
Bahkan saat makanan sampai, Lofa masih sebal dengan Aksa karena sudah menggodanya.
"Udah dong keselnya, dimakan nanti sakit karena telat makan" Ucap Aksa perhatian
Dan anehnya entah ada apa tapi Lofa menurut. Ia pun menyuapkan nasi ke mulutnya.
Hari ini Aksa merasa bahagia dengan sangat. Terlebih ini karena Lofa.
Dan ia benar-benar akan menjaga gadis dihadapannya ini, tidak akan melepaskannya.
Tbc...
KAMU SEDANG MEMBACA
GANGSTER [SUDAH TERBIT]
Teen Fiction[SUDAH TERBIT] Nasi Goreng Kambing mampu mengantarkan Lofa kedalam sebuah awal yang menyebabkan dirinya masuk kedalam kehidupan seorang ketua kelompok gangster yang terkenal didaerah rumahnya. "Dengan lo, gue belajar bagaimana menghargai nyawa seseo...