Sebuah Perhatian

414 50 6
                                    

Disebuah apartement terlihat seorang namja cantik yang sedang memasak. Park chanyeol, namja cantik tersebut berpikir akan memasakan makan malam untuk yifan sebagai rasa terima kasih karena sudah berbaik hati menampungnya di sini.

Jari-jari lentiknya tampak lincah mencampurkan bahan-bahan masakan layaknya seorang chef profesional.

Cklek...brak

Tiba-tiba pintu apartement itu terbuka dan mancullah yifan.

"Aah, sudah pulang ya ?" Teriakku dari dapur.

"Kok ada asap, sih ? Kau sedang apa ?" Tanya yifan sambil berjalan mendekat untuk melihat kegiatanku.

"Aku sedang memasak tentunya, sebentar lagi akan matang lebih baik kau membersihkan dirimu terlebih dahulu !"

Entah kenapa yifan terus berdiri melihatku. Karena cukup risih di perhatikan terus akupun mencoba bertanya tanpa menghentikan kegiatanku.

"Kenapa ? Kau sudah lapar ya ? Atau kau khawatir aku menghancurkan dapurmu ?"

"Eeh, ti...tidak...ehem maksudku ya aku sudah lapar ?"

"Ooh, ok sudah matang kok ! Kau duduklah dulu, aku akan menyiapkannya..."

Dia akhirnya berjalan menuju menuju ruang tamu. Saat aku membawa masakanku ke ruang tamu, aku melihat meja nakas yang sepertinya sudah di siapkan yifan lantas akupun menata semua masakanku di sana.

Setelah semua sudah di siapkan tanpa banyak bicara yifan langsung menyantap makanan tersebut. Entah masakanku memang seenak itu atau memang sudah sangat kelaparan dia tampak terburu-buru menyantapnya.

"Pelan-pelan makannya nanti kau bisa terse..."

"Uhuk...uhuk...uhuk..."

"...dak" aku buru-buru memberikan segelas air minum padanya dan langsung dia habiskan dalam satu tegukan.

"Ehem...sudah lama aku tidak makan masakan rumahan ! Sendirian sih jadi malas masak..." ucap yifan.

"Walau begitu tidak perlu terburu-buru kan ? Ngomong-ngomong bagaimana masakanku ?"

"Enak. Aku tidak menyangka kau bisa memasak ! Sebenarnya aku sempat ragu memakannya tapi mau bagaimana lagi aku benar-benar sudah lapar..."

"Untung aku selamat, kupikir aku akan mati tadi tapi ku akui masakanmu sangat enak sekali. Terima kasih !" Lanjutnya dengan senyum di wajahnya.

"Eoh, ya sama-sama !"

Entah kenapa aku merasa lega. Mungkin karena sudah tidak merasa canggung lagi seolah kami sudah saling mengenal sangat lama.

Saat aku melihat wajahnya, dia terus tersenyum sambil melanjutkan makan.wajah yifan yang sedang tersenyum ternyata dua kali lipat lebih tampan dari dia yang sebelumnya.

Tanpa sadar pipiku merona melihat senyumnya dan aku merasa seperti ada kehangatan di relung hatiku. Kenapa aku merasa begini ya ?


"Chan...chanyeol...park chanyeol..."

"Emmm...!" Gumamku sementara tanganku sibuk mengucek mataku.

"Ponselmu sedari tadi berbunyi terus !" Kata yifan.

Akupun mengambil ponselku yang kuletakkan di sampingku dan memeriksanya. "Waaaahhhh...kerja sambilan..." reflek aku berteriak lantas segera bangun dan berlari menuju kamar mandi.

Aku ingat semalam sebelum tertidur aku sempat membuat alarm di ponselku.

Setelah selesai membersihkan tubuh aku kembali ke ruang tamu untuk membereskan peralatan tidurku.

"Kerja sambilan sepagi ini ?" Tanya yifan.

"Iya, aku kan sekolah siang jadi aku kerja pagi dan sepulang sekolah !" Jawabku sambil menoleh ke arahnya.

Aku lihat yifan juga sudah rapih dengan jas kantornya dan dia sedang sarapan.

"Jangan terlalu lelah dan memaksakan dirimu.jika kau tidak sanggup segeralah istirahat. Jangan sampai sakit...!" Kata yifan.

"Ya..." jawabku singkat.Setelah selesai membereskannya aku langsung mengambil tas yang sudah ku siapkan semalam lalu langsung bersiap pergi.

"Hei, sarapan dulu !" Teriak yifan saat dia melihatku sedang memakai sepatu.

"Tidak, aku sudah terlambat !"

"Tunggu...!" Ucap yifan saat aku sudah akan membuka pintu lantas menengok ke arahnya.

"Ini, aku buatkan sandwich. Makanlah sambil jalan dan jangan lupa sarapan lagi saat sudah sampai tempat kerjamu. Aku yakin kau pasti masih lapar dan hati-hati..." kata yifan sambil menyerahkan sandwich itu padaku.

"Ya, terima kasih" ucapku lalu segera keluar dari apartement itu. Manis sekali, perhatiannya itu sungguh membuatku berharap...










 Manis sekali, perhatiannya itu sungguh membuatku berharap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Journey of loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang