"ehh lu tau gak? si diana nih punya cowok baru, padahal gue liat statusnya kemaren masih sama cowok yang dia embat dari widya, lu tau gak sih? gue ngeliatnya dia kayak gapunya harga diri gitu guys".
"ihh iya gue juga jijik kok ngeliatnya, apalagi waktu dia deket sama cowok gue, berasa sok cantik gitu, untung aja nih ya faza gak berpaling dari gue cuy"
"ihhh dia mah suka banyak cowok, muka aja sok polos hati kek annabelle"
"kebanyakan makan lontong sama sate jadi lon*e, ehhh ups, sorry ya tsay gue emosi sama dia"
"Ewhh"
Begitulah kiranya yang menjadi topik pembicaraan kelompok bermainku ini, tidak jauh-jauh dari Diana, si ratu drama di sekolah kami.
Sebenarnya dia baik hati, hanya saja ya... Munafik.
Membuat kita enggan berteman dengannya, ya peduli setan dengan pernyataan 'Gaboleh pilih-pilih temen, semuanya sama'.
Terus kalau teman kita kelakuannya kayak setan kesambet penonton alay gimana?
Aku tidak menanggapi perkataan dari teman-temanku.
Bakso gratis traktiran Lala lebih menarik perhatianku daripada topik gibah yang aku sendiri sudah sangat bosan membahasnya.
Ohhh iya lupa kenalan, namaku Padma nama panjangnya Padmaaaaaaaaaaaa, suka sama cowo ganteng yaiya lah masa sama cowok jelek yaa, kan aneh (dalam hal ini ganteng itu relatif ya gess) . Aku paling suci diantara teman-temanku. Maksudku gapernah pacaran.
Yess, dari zygot sekecil kecambah sampe sekarang SMA mau lulus aku belum pernah pacaran, suka pernah lah pastinya, aku masih normal.
Aku anak IPS, termasuk anak berbakat, berprestasi, ikut eskul Sispala.
Sispala guyssss, ketika teman-temanku ikut eskul cheerleader, dance, band, secret admirer cogan sok hensem , Gue Sispala dongs yaaaa.
Oke cukup sekian perkenalannya, gue ga mau orang lain terlalu kagum sama kepintaran gue. Okeh?
Tak terasa bakso yang tadinya kumakan sudah habis, penonton kecewa. Ingin ku meminta bakso extra pada Lala tapi aku masih punya malu untuk nggak ngelakuin.
Kami pun, maksudku Aku, Lala, Inata, Kenia, Yasya. sebenarnya ada Diana tapi udah di PHK dari kelompok bermain kami, jadilah yaaa kita berlima aja yang stay.
Aku berpisah kelas dengan mereka, hanya aku yang kelasnya berbeda, mereka berempat bersama, nasib yaa. Jomblo 😔
Dari kelasku ke kantin lumayan jauh, sembari berjalan aku memainkan gawai yang aku punya, hingga tak terasa aku menabrak seseorang, dadanya lebar bahunya bidang. Dia cowok kan ya?
"Mata lo taruh mana sih? Jalan aja remidi liat tuh karya gue rusak, gamau tau lo harus tanggung jawab"
Dia beneran cowok guys. Aku mengamatinya matanya
"Kenapa lo? Terpesona sama mata gue?"
Well, tidak terlalu buruk, gak terlalu ganteng rambutnya ikal, jakunnya keliatan, cowok beneran nih, kulitnya eksotis,
sepertinya pernah lihat, tapi gatau dimana.Aku masih mengamatinya kali saja aku bisa membaca pikirannya atau kalau beruntung aku bisa melihat kilas balik masa lalunya, tapi tidak bisa. Okelahhh
"Mulut lo masih berguna kan nyett?" Katanya lagi.
Dia ngatain gue monyet ya?
"Woyyy, tanggung jawab woy lo ngerusakin karya gue, gue udah susah susah buat nih"
Teriaknya kepadakuAku masih diam terpaku melihat hasil seninya.
Wowww
Aku tercengang!!
Sebenarnya biasa saja, hanya lukisan yang memakai media piring sebagai ganti kanvas, aku juga sama mendapat tugas itu dari Pak Buno.
Tapi miliknya benar-benar baguss, sayangnya aku memecahkannya gara-gara menabraknya tadi sewaktu jalan sambil main gadget yang kusayang.
Miliknya ada ornamen bunga-bunga yang cantik juga ada siluet perempuan, entah itu siapa, juga ada kupu-kupu terbang yang jumlahnya banyak, aku seakan terpukau karena pilihan warnanya begitu cantik.
Cantik banget piring nya dia
Beda dengan punyaku, aku melukis angry birds beserta babinya kemudian aku tambahkan ice bear kesukaanku dan juga stitch, yang diberi nilai 60 oleh Pak Buno, karena stitchnya tidak sama seperti stitch yang ada pada kartun . Beda jauh.
Beda sekali dengan punya dia.
"ehh sorry ya, gak sengaja suwerr dehh" aku tersadar dan dia ternyata sudah memunguti pecahan piringnya.
Bodoh sekali kao Padma.
"Bacot lo, ngapain lo sekolah disini idiot, dasar lemot" dia murka.
Jangan salahkan aku, salahkan saja gadget ku dia menggodaku.
"Besok deh gue buatin yang baru, sorry dehh kalo gitu" sesalku.
Wajahnya masih berapi-api kalo di sinetron sinetron sudah pasti ada editan kepulan asap yang keluar dari kedua telinga dan langsung muncul tanduk setan, membayangkannya saja sudah cukup membuatku tertawa.
"Telat lo bangsad, jam sepuluh terakhir ngumpulin sekarang udah lewat, minggir lo gausah muncul di depan gue lagi". Dia marah benar-benar marah lalu memandang pecahan piringnya itu sejenak dengan pandangan yang sending, entahlah
Itu ibunya!!!! Padma bisa menangkap kilas balik hidup cowok di hadapannya ini.
Itu ibunya!!!
Dia rindu ibunya, dan siluet perempuan tadi adalah ibunya, Padma hanya bisa menangkap secuil gambaran hidupnya di masa kecil, Ibunya sedang mengajarinya melukis, Ibunya berada di kursi roda dan Ibunya sedang tersenyum kepadanya saat lelaki di depannya membawa piala.
Dia kemudian pergi dari hadapanku, dia kecewa.
"Ehhh tunggu, siapa nyuruh lo pergi? Gue bakal tanggung jawab" tegasku
"Goblok, lo udah berapa taun sekolah disini, lo tau kan Pak Buno susah diajak kompromi, bodoh lo" aku dihina sama dia.
Sialan
"Yaelaahhh lo kayak gatau jurus gue apa, gue bisa nego tambahan waktu buat lo ngerjain tugas, mau gak lo? Gue baek anaknya". Yakinku
Dia tak menjawab, tapi dia melangkah mendekat padaku. Mendekatkan wajahnya padaku otomatis wajahku menjauh.
Mungkin dia mencari kebohongan di mataku. Mungkin.
"Gaperlu, lo bodoh soalnya"
Sialan. Dia menghinaku
Baru kali ini ada orang yang secara terang-terangan menghinaku, ya secara gue kan murid kesayangan guru-guru.
" 15 menit lagi tunggu di belakang sekolah" dengan cepat ku berlari menuju ke kelas.
sesampainya di kelas ternyata sudah ada guru Sejarah yang killer nya minta ampun.
"Permisi bu guru kesayangan Padma" sapaku
"Kenapa lagi? Semut peliharaanmu lupa dikasih makan?"