Part 4 ~ When you don't know why

86 8 0
                                    

"Anjir! Gue gak nyangka kalau si Randy itu kena tampar sama bokapnya dia sewaktu ketemu kepala sekolah! Anak itu memang kurang ajar deh!"

Pagi-pagi yang udaranya masih terasa dingin, sekumpulan cewek dengan gaya jalan masing-masing membuka gosip panas dengan serius. Mereka lagi mengatain anak komite sekolah yang semalam dapat surat panggilan dari kepala sekolah.

"Iya! Lebih parah, dia ngelawan sama bapaknya di depan semua guru dan siswa yang lewat! Ajaib bener tuh anak!" Sahut yang lain ikut menimpali dengan ekspresi heboh.

"Kalau suatu saat gue punya anak macam dia,gue bakalan ngubur hidup-hidup trus gue tanam." Lanjut yang lain.

Perbincangan semakin panas. Semua gadis saling melontarkan pernyataan masing-masing mengenai cowok itu. Berbagai ungkapan kasar bahkan sumpah serapah ikut keluar dari bibir mereka.

"Kalau misalnya tuh Randy nembak gue, bakalan gue-"

"Apa? Bakalan Lo apain? Udah hebat Lo? Ngatain orang di belakang!" Semua bibir yang awalnya komat-kamit seketika terkatup rapat. Tak ada lagi suara yang terdengar.

Orang yang sedang mereka katain lagi berdiri di belakang mereka dengan gaya baju acak-acakan,tas di angkat di bahu kiri,sepatu merah maroon,tak lupa raut wajah menantang yang selalu membuat semua orang dongkol acap kali melihatnya.

"Kita gak lagi ngomongin elo. Emang yang namanya Randy cuma elo? Perasaan banget!" Sanggah seorang gadis yang paling tinggi dari antara mereka semua. Randy menatapnya tajam.

"Sekali lagi gue denger Lo semua ngomongin gue,jangan salahkan gue kalau muka penuh bedak kalian berdarah sewaktu pulang sekolah!" Desis Randy dingin. Semua gadis secara otomatis mengangguk paham lalu bubar satu persatu.

Dasar gadis tukang gosip!

"Dev,elo yakin kita bakalan bisa menangin lomba pidato itu? Lawan kita itu berasal dari sekolah bergengsi dan terkenal di Indonesia! Lo harus sadar!" Randy menoleh ke belakang, ada Suji yang lagi megangin tangan kanan Devany sambil merengek kesal. Sedangkan gadis yang rambutnya terikat rapi ala ekor kuda itu berjalan lurus seakan tidak peduli.

Kayaknya pernah lihat. Oh,dia pasti cewek Ciko! Cowok sok hebat itu!

"Dev,dengerin gue!" Suji menghentikan langkah Devany dengan teriakan melengkingnya.

Devany mendengus kesal. Ia menatap sahabatnya itu sangat kesal lalu mengelus rambutnya pelan. "Suji sayang,percaya kalau kita berusaha hasilnya pasti yang baik. Aku yakin kalau aku pasti bisa ngelakuin hal ini. Jadi jangan ribut,cukup dukung aku dan gak usah banyak komentar . Oke?" Devany menggandeng tangan Suji dan membawa gadis itu berjalan menuju kelas. Suji gak berkata apa-apa lagi. Tatapannya yang masih kesal sama Devany terlihat lucu dan gemesin.

Pasti nih cewek orang yang pinter.

Tepat setelah mengatakan itu,Randy melihat mereka berdua berjalan melewatinya. Aura judes Devany bisa tercium ketika angin yang terhembus sewaktu dia melewati Randy membuat cowok itu berdecak kagum.

Devany melewati Randy begitu saja dengan tatapan lurus kedepan. Sedangkan Randy,ketika melihat rambut Devany yang terikat rapi dari belakang merasa ada yang aneh.

"Tuh cewek bener-bener fantastis! Wanginya dia aja kayak baby, tapi aura dia terlihat begitu gelap. Sedikit menantang memang!" Randy menggeleng kepala pelan melihat Devany yang sudah berjarak jauh darinya. Dia mengacak rambutnya pelan lalu berjalan santai menuju ruangan kelas.

Devany si gadis baby.

***

"Ciko! Lo tau?" James memeluk badan Ciko dari belakang. Cowok yang lagi dia peluk lagi baca buku sambil minum kopi di kantin sekolah. Ceritanya kedua sejoli ini lagi sarapan di kantin.

Ciko and DevanyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang