Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
⠀⠀ "Jinwoo!"
Pagi itu, Wooseok senang sekali. Rupanya, setelah dua hari tidak berjumpa dengan anak bosnya, si Jinwoo, Wooseok sudah kangen berat sama kelakuan anak kecil itu. Dipeluknya si kecil dengan erat dengan kedua lengannya, kemudian Wooseok segera menangkup pipinya, "Tumben ke sini? Kangen, ya, sama Kakak?"
Yang kecil angguk-angguk, "Ceneng!"
"Wooseok, hari ini biar Midam saja yang nemenin saya meeting. Kamu jagain Jinwoo gak apa-apa, kan?" Kalau ini bosnya Wooseok, namanya Bu Yumi. Orangnya baik banget, tapi sekalinya galak, galak banget. Orangnya juga kaya, makanya sampai hire dua asisten; satu buat jagain anaknya, satu buat nemenin dia di kantor—itupun ganti-gantian tugasnya.
Kalau ditanya kenapa gak mau punya babysitter, Bu Yumi pasti bilang kalau dia enggak mau ada orang asing jagain anaknya di rumah. Makanya, karena dia sibuknya cuma di kantor, kenapa gak suruh asisten aja?
"Gak apa-apa, Bu! Dengan senang hati saya jagain," jawab Wooseok dengan senyum cerahnya. Bu Yumi emang paling percaya kalau ninggalin Jinwoo sama Wooseok, kalau Midam masih kaku sama anak kecil soalnya. Huhu.
Setelah Bu Yumi berangkat ke tempat meeting, Wooseok pun juga ikut cabut. Bedanya, dia berangkat ke daycare yang ada di dekat gedung kantornya. Daycare yang paling terpercaya, apalagi karena pemiliknya ramah (dan ganteng) banget! Namanya Pak Dongwook.
"Om!" Sapa Wooseok begitu dia masuk ke daycare dengan menggandeng Jinwoo. "Aku mau titip Jinwoo lagi boleh, ya?"
Baru aja Pak Dongwook mau jawab, salah satu pekerja di situ malah nyeletuk, "Kadang saya suka bingung, yang dititipin itu bayinya Jinwoo, atau kamu, sih?"
"Ish!" Wooseok mendesis sebal, kemudian memicingkan mata ke arahnya.
Namanya Jinhyuk, cowok yang tingginya di atas rata-rata dan dengan mudahnya bisa membuat Wooseok terlihat sangat mungil hanya dengan berdiri di sampingnya. Dia itu seumuran sama Wooseok, dan karena Wooseok juga udah sering banget ke sini, makanya Wooseok bisa akrab sama Jinhyuk dan juga Pak Dongwook, serta beberapa karyawan lainnya.
"Silahkan, silahkan," Pak Dongwook tertawa. Ia kemudian bilang ke Jinhyuk kalau mau pamit pergi dan akan kembali sore hari. Jinhyuk, sih, tidak masalah. Toh, ada Wooseok yang menemani.
"So, how’s work today?" Tanya Jinhyuk, mendudukkan diri di atas matras lembut berwarna baby blue dengan membawa setoples biskuit coklat dan susu hangat untuk Jinwoo yang sekarang sedang main mobil-mobilan.
Ruangan daycare ini dipenuhi oleh berbagai macam mainan. Ada buku gambar, krayon, plastisin, semuanya ada! Gak heran Jinhyuk suka kelelahan sendiri kalau di hari-hari biasa, karena ramai banget dan banyak banget mainan berserakan di mana-mana.
"Work’s good," Wooseok menganggukkan kepalanya, kemudian sedikit mendongak melihat Jinhyuk. "Kamu gimana?"
Jinhyuk angguk-angguk juga, "Biasa aja. Sekarang hari Minggu, family time. Makanya sepi, cuma kita bertiga aja di sini."
"Halah," Wooseok meledek, memasukkan satu biskuit coklat ke mulutnya. "Padahal senang, kan, aku temenin di sini?"
Yang lebih tinggi cuma mesem-mesem, kemudian tidak menjawab. Dia tahu Wooseok memang suka asal ngomong, tapi itupun sudah cukup untuk membuat jantungnya berdebar tidak karuan.
Naksir?
Tentu saja.
Siapa yang tidak naksir seorang Wooseok? Bulu matanya yang lentik, matanya yang bulat, bibirnya yang mungil namun terlihat soft dan penuh, dan jangan lupakan kulit mulusnya yang seperti kulit bayi!
Jinhyuk bergidik sendiri, tersadar dari lamunannya. Baru saja ingin melanjutkan percakapan, nada dering telepon Wooseok malah berbunyi.
"Halo?" Jeda sebentar, Jinhyuk hanya melirik sambil sesekali mengalihkannya ke arah Jinwoo, takut ketahuan. "Lo di mana?"
"Jinwoo, sini makan biskuit!" Jinhyuk memanggil, membuat si kecil langsung berlari ke arahnya, kemudian duduk di pangkuan Jinhyuk sambil disuapi biskuit coklat.
"Hah... Kok bisa? Gue gak bisa ke sana sekarang, lagi jagain anak bos gue... Duh, Hangyul, jangan rewel!"
Masih setia menyuapi Jinwoo, Jinhyuk diam-diam penasaran juga dengan siapa yang diomeli Wooseok via telepon.
"Iya, astaga. Gue ke sana sekarang. Jangan diapa-apain!"
Usai mematikan sambungan telepon, Wooseok kemudian berbalik ke Jinhyuk.
"Jinhyuk, aku boleh titip Jinwoo sebentar gak?"
Yang ditanya mengernyit, "Emang mau ke mana?"
"Ini, ada urgent. Sebentar aja, kok! Boleh, ya? Pleaseee?"
Dan melihat seorang Wooseok memohon dengan kedua tangan disatukan dan mengepal, bibir bawah yang mencuat maju, dan puppy eyes-nya yang seakan-akan membuat Jinhyuk jatuh lebih dalam, akhirnya yang lebih tinggi menjawab,
"Yaudah, boleh."
"Yeay, thank you! You’re the best!"
Dan setelahnya, Wooseok pergi. Jinhyuk menghela nafas, kemudian tersenyum ketika ia melihat Jinwoo yang sedang menatapnya balik.
"Ngeliatin apa?" Tanya Jinhyuk dengan nada lembutnya, menjawil pelan pipi si kecil.
"Kak Ucok ke mana?"
"Ke toilet," jawab Jinhyuk disertai cengiran, kemudian menawarkan lagi biskuit coklat ke arah Jinwoo.
Si kecil menerima, kemudian setelah mengunyah beberapa saat, ia merengek, "Anen Kak Ucok!"
Dengan tatapan teduh diselingi tawa, Jinhyuk mengangguk dan menjawab, "Aku juga."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Karena ide ini terlalu unyu untuk kusimpan sendiri, makanya kutulis. Hehe.