"Nathan Gue udah lama suka sama Lo. Kita juga udah deket dari lama. Lo mau gak jadi pacar Gue?"

Suasana ditengah lapangan itu hening seketika mendengar kalimat yang keluar dari mulut Raina.siswi kelas 12 Ipa 1 yang terkenal akan kecantikannya yang bak bidadari itu.

Raina Kim tepatnya. Gadis blesteran Korea-indonesia itu memang terlahir dengan kesempurnaan yang dibawanya sejak lahir membuatnya menjadi salah satu gadis populer disekolahnya. Belum lagi otaknya yang pintar serta posisinya sebagai anggota Cheerleaders. Membuatnya semakin populer dikalangan para siswa angkatannya maupun adik kelasnya.

Nathan bergeming. ia menatap Gadis cantik itu tanpa Ekspresi. Entahlah apa yang ada difikirannya saat melihat Gadis yang dipuja puja para siswa itu menunduk sembari menyodorkan sebuah kotak kecil yang dibalut pita merah itu kearahnya.

Bisik bisik mulai terdengar saat waktu sudah berjalan sekitar dua puluh lima menit Namun Nathan masih dalam posisi berdirinya yang terlihat tampak Cool.

Kedua tangannya tenggelam dalam saku celana berwarna abu abu itu, sedang matanya masih menatap Datar Raina yang tengah berkeringat dingin menanti jawabannya.

"Gue yakin Kak Raina pasti ditolak!"

"enggaklah gila Lo.kak Raina cantik banget bodoh, enggak mungkinlah Kak Nathan nolak!"

"Lo gak inget sama Kak Bina? Dia juga cantik sama pinter Loh, tapi Kak Nathan nolak dia tuh!"

"tapi ini Kak Rain Loh.Mukanya juga Kek Ulzzang ulzzang yang sering gue dowload!"

"Ya iyalah dia pasti nolak Kak Raina.Orang dia pacar gue!"
.
"halu Lo?"

"diih so cakep banget sih si Nathan. Ditembak sama cewek secantik Raina aja masih aja sok sokan mikir!"

"Jangan diterimalah.entar gue sama sape kalo bidadari gue udah official?"

"Kalo gue jadi Si Nathan.langsung gue terima deh. Gak bakal mikir dua kali!"

"Gue Gak bisa!"

Seketika suasana bertambah ricuh saat Nathan mengeluarkan penolakkan yang membuat Raina menatapnya tak percaya.

Ia mempunyai segalanya. Cantik.manis Pintar, sexy.serta kepopuleran yang begitu tunggi. lantas apa yang kurang darinya? Bagaimana bisa Nathan menolaknya?

"Ap-apa?"

Nathan menatap gadis itu datar."Lo Tuli?"

Laki laki itu melangkah santai dengan kedua tangannya yang masih berada dalam saku celananya. Serta tatapannya yang terlihat dingin dan datar. Membuat aura dinginnya terasa menguar.

"GUE BAKALAN DAPETIN LO. NATHAN GABRIEL ELZARD!"Teriak Raina yang tak diindahkannya sama sekali.

                          ****

"Gila Ya kakak Lo Cess, cewek sekelas kak Raina yang cantiknya kebangetan aja ditolak. Apalagi yang kaya si Sheilla?"

Sheilla mendelik. "Enak aja Lo. Napa bawa bawa gue hah?"

"Lah Iyalah. Lo juga kan ngebet pengen jadi pacar Kak Nathan, gimana sih?"

Sheilla menoyor kepala Nadia."Ngaca bego, Kek Lo enggak Aja!"

"sakit ihhh Lala!"Nadia mengerucutkan bibirnya sebal.

Sheilla berdecih."Lebay Najis!"

"Ihhh udah sih lo pada berisik tau gak? Oh iya, Tadi Lo bilang Yang mau nembak Kakak gue Kak Bella, Nah itu kok malah Kak Rain sih?"

Nadia dan Sheilla saling pandang sebelum menatap Cessa."Ya gak tau Sih Ssa, tapi tadi gue denger emang Kak Bella. Ya gak La?"

Sheilla mengangguk."Iya, Kita denger juga dari Shafa sih,Eh makanan gue Anjirr keburu dingin ahh gak enak nih pasti kalo kaya gini mah.. Ahhh ini semua gara gara Lo sih Ssa ngajak ngomong mulu. Lupa kan gue jadinya!"Cessa dan Nadia melongo mendengar rentetan kata yang keluar dari mulut Sheilla.Keduanya mendengus sebal melihat tingkah Sheilla yang berlebihan.

"Lebay Anjj!"

                           ***

"Enak banget Ya jam segini udah pulang, coba aja tiap hari kek gini. Emm indah banget hari hari gue pasti!"

Jam memang baru menunjukan pukul sebelas siang. Tapi hari ini kepala sekolah memperbolehkan semua murid SMA Cendekia untuk pulang lebih awal dibanding biasanya.

Hari ini para guru sedang sibuk rapat membahas pertandingan basket yang akan dilaksanakan sekitar seminggu lagi. Makanya Anak osis,anak basket serta anak Cheerleader belum boleh pulang, mereka sedang giat giatnya latihan.

"Balik bareng sapa Lo?"

"gak tahu dah, naik angkot ajalah, Kak Nathan sama Kak Kelvin latihan basket, jadi pulang sendirian gue!"

"Bareng gue aja Yuk!"Cessa menoleh. Menatap Nadia dan Sheilla yang sudah bersiap pulang.

"Gak deh, gue mau ke toko buku dulu soalnya!"Cessa melangkah diikuti Nadia dan Sheilla yang berjalan  dibelakangnya.

"Lah bukannya itu Kak Nath Ya Ssa?"

"Mana?"Cessa mengikuti arah telunjuk Nadia."Lah iya itu Kak Nathan, Eh tapi lagi ngapain dia disitu? Bukannya harusnya latihan basket Ya?"

"Gak tau dah, Eh abang gue udah jemput tuh gue duluannya bay bay baby!"Nadia melambaikan tangannya pada Sheilla dan Cessa sebelum berlari kecil menghampiri sebuah motor hitam.

"Ishh tuh anak, Eh gue juga duluan Ya. Supir gue udah jemput tuh, lo beneran gak mau bareng sama gue?"

Cessa menggeleng."Enggak,duluan aja sono hushh hushh!"

"Sialan Lo!"

Cessa hanya tertawa mendengar umpatan yang keluar dari mulut sahabatnya itu."Ah gue pulang naik angkot aja deh,males naik grab."

Gadis itu berjalan dengan riang sesekali siulan terdengar dari bibir tipisnya,moodnya terasa bagus hari ini."Duh mana sih ni angkot, tumben banget jam segini belum ada, duh panas lagi!"Cessa mengusap keringat yang mengucur didahinya dengan tisu.

"Kenapa malah kesini?"

Cessa menoleh. Ia membulatkan matanya terkejut melihat sang Kakak yang tengah berdiri tegap dibelakangnya."Loh Kak Nath, ngapain disini? Bukannya harus latihan Basket Ya?"

Nathan mendengus. "masih nanya juga? Nganterin Lo pulang Lah!"

Cessa menggeleng."Enggak Kak, Kakak latian aja sana, aku bisa pulang sendiri kok, lagian aku mau ketoko buku soalnya, mau beli novel terbaru!"

"Gue anterin, tunggu disini!"Cessa hanya terdiam melihat Sang Kakak yang tengah berjalan menuju parkiran.mengambil motornya

"Ayok!"Cessa mengangguk, ia lantas mendudukan dirinya dijok belakang.tangannya memegang bahu Nathan erat sebagai pegangan.

Nathan berdecak, ia melepaskan jaket levis blue yang tengah dikenakannya sebelum menyodorkannya pada Cessa.

"Apaan nih Kak?"

"Masih Nanya juga.tutupin Paha Lo.Gue gak suka!"Dengus Nathan dingin.

Cessa merenggut,apanya yang mau ditutupi? Orang Rok yang dikenakannya lebih panjang dari siswi siswi lain. Bahkan sampai menutupi lututnya. Tapi meski begitu, gadis itu tetap melakukannya sebelum kakaknya itu kembali mengeluarkan aura menyeramkannya.

"Pegangan yang kuat. Jatoh. gue gak tanggung jawab!"

"Iya iya, ini juga kuat kok, bawel banget sih Lo kak!"Decak cessa sebal.

STEPBROTHERWhere stories live. Discover now