"Halo, boleh kenalan?" Seorang cowok mengulurkan tangannya pada gadis SD yang tengah makan kerupuk.
Gadis itu cemberut,"Becanda mulu. Udah deh ah," dengus gadis itu lalu memakan kembali kerupuknya. Sang cowok duduk di samping gadis tersebut."Lio mau?" Tawar-nya.
"Elo mau pergi?" Lio bertanya pelan sambil menatap lekat-lekat Rasta.
Dahi Rasta mengerut heran,"Pergi? Kemana? Enggak kok." Bantah-nya bingung atas pertanyaan Lio.
"Pergi ke Singapura. Kata nenek lo gitu, lulus SD lo pergi."
Rasta tertawa pelan,"Oh.. iya. Kenapa emang? Takut kangen ya?" Ledek Rasta sambil menoel-noel pipi Lio.
Lio membuang wajahnya."Ikut gue deh Ta," cowok berkulit putih bersih itu mengandeng tangan Rasta keluar ruang tamu rumah Rasta dan pergi ke sebuah kebun mangga.
"Nyuri lagi? Dosa ih." Rasta menolak sok jaim. Tapi kaki-nya melangkah maju menaiki pohon tersebut.
Lio menarik baju Rasta cepat,"Heh heh.. turun! Itu tugas gue. Elo tinggal ngumpulin di bawah." Kata cowok itu melarang Rasta naik.
Rasta cemberut,"Gue terus deh perasaan yang ngumpulin. Ish," akhirnya dia memutuskan untuk menunggu hasil saja di bawah sedangkan Lio menaiki pohon mangga tersebut.
Sambil celingak-celinguk an mengawasi jika sang pemilik kebun datang."Ayok ayok.. buruan!"
Lio berdecak,"Sabar. Tinggi nih tinggi, Jatuh sekali air mata berlinang setiap hari." Ibarat-nya sungguh tak jelas."Nih tangkep.." Lio melempar satu buah mangga masak kepada Rasta.
Rasta menangkapnya dengan sigap,"Uhuy. Kalo nangkepin beginian mah gue ahli-nya.." Rasta membanggakan dirinya sendiri.
"HEH KALIAN?!!!"
"Masyaallah, mak yati dateng Li! Buruan turun!" Rasta memeluk satu buah mangga yang sudah ia dapatkan lalu bersiap untuk lari.
Bugh.
Lio melompat dari ketinggian sekitar tiga meter."Aish, tulang gue.." gumam Lio kesakitan. Rasta langsung menarik tangan Lio untuk buru-buru kabur sebelum di tangkap.
Mak Yati adalah tetangga sekaligus sang pemilik kebun mangga yang biasa geng SatSquad curi. Suaranya cempreng dan biasanya ngejar orang make bambu, trus kepalanya di getok sama dia. Tapi, pada gak tobat.
Lio dan Rasta bersembunyi di belakang rumah Lio. Oiya, rumah Rasta dan Lio tidak berdekatan, tapi masih satu desa."Kalo sampe mak Yati nyariin kerumah.. bisa mampus kita!"
"Yang penting kenyang."
Rasta cekikikan dan langsung masuk ke dalam rumah Lio, menuju dapur lantas mengambil pisau."Uhuy.. mateng bray!" Pekik-nya senang.
Lio tersenyum,"Enak nih. Minta dong!" Katanya lalu mengadahkan tangan-nya pada Rasta.
Rasta mengangguk dan memberikan Lio potongan daging mangga."Udah, itu jatah lo.. dan ini jatah gue." Rasta menyembunyikan mangga di balik punggungnya.
"Buset, banyakan di elo. Susah di gue!" Kesal Lio lalu hendak merebut mangga tersebut.
Rasta cengegesan,"Katanya sayang sama gue.. segala mangka aja medit amat!" Lio langsung cemberut dan duduk di tempatnya kembali.
🐼🐼🐼🐼🐼🐼🐼🐼🐼🐼🐼🐼🐼🐼
Tertanda, Aprillio.
18 Juni 2019.