"Jo.. Rasta mau main ayunan." Rasta menunjuk sebuah ayunan di taman bermain-- sekolah TK miliknya.
Jojo berdecak,"Masak Jojo anak laki-laki main ayunan? Rasta aja lah, Jojo jagain disini." Bocah laki-laki itu duduk tepat di samping ayunan.
Rasta menggeleng,"Engga.. mau-nya sama Jojo. Takut sendirian," rayu- nya memelas dengan menarik-narik tangan Jojo.
Jojo tetap tak mau,"Sama Amora aja.." Bocah itu menunjuk seorang bocah perempuan yang sedang menggambar dengan tenang di dekat kolam ikan.
Rasta berdecak,"Kan Amora lagi nge-gambar! Sama Jojo aja.." rengek Rasta semakin menjadi-jadi.
Tiba tiba muncul seorang bocah laki-laki lain yang menaiki ayunan dengan santainya."Ish, tuhkan.. udah ada yang naikin.. Jojo mah gitu!" Rasta mengusap matanya yang berair.
Jojo bangkit dan memegang tangan Rasta,"Jangan nangis.. Allahuakbar! Iyaiya, Heh.. lo turun!" Jojo dengan wajah garangnya menyuruh bocah tersebut turun.
Bocah itu menatap Jojo datar."Kenapa?"
"Turun, Rasta mau naik!"
Bocah itu pun menggeser tempat duduknya,"Ini.. masih ada tempat." Tunjuk-nya masa bodoh.
Rasta menggeleng,"Gak mau.."
"Yaudah." Balas-nya lalu menggoyangkan ayunan itu lagi tanpa memedulikan Rasta yang menangis.
Jojo berdecak jengah,"Naik aja sama dia, Jo jaga disini kok." Rasta kemudian mengangguk pelan.
Rasta duduk di hadapan anak laki-laki itu, Ayunan yang di tumpangi memiliki kursi yang berhadap-hadapan."Cengeng." Gumam bocah itu sambil tersenyum menatap Rasta.
Rasta tidak menanggapi melainkan memejamkan matanya dan menghapus sisa-sisa air matanya. Sejuk, ia suka main ayunan."Kenalin, Aku Lio," katanya sambil mengulurkan tangannya.
"Gak nanya."
Lio menurunkan kembali tangan-nya,"Sombong."
"Jo, masak aku di katain sombong sama dia?!" Rasta mengadu sambil menunjuk Lio.
Lio bangkit,"Udah cengeng, sombong, tukang ngadu lagi." Katanya lalu turun dari ayunan dan pergi begitu saja. Hei, dia teman sekelas Rasta. Tapi, kenapa Rasta tidak pernah melihatnya? Oiya. Hari ini kan baru hari pertama Rasta masuk TK.
°°°°
"Tapi aku mau sosis ayam, engga mau yang sosis bakpao." Rasta menolak pemberian Jojo.
Jojo berdecak,"Habis tadi.." jelas-nya yang membuat Rasta merengut jengkel.
"Ish---
"Rasta! Jojo! Masuk kelas!" Keduanya pun masuk kelas segera dengan grasak grusuk.
Di dalam kelas sudah ada Ibu Guru yang siap mengajar. Rasta duduk berdampingan dengan Jojo, memang-- apapun itu, Rasta selalu bersama Jojo.
"Siapa yang mau menggambar?"
Jojo angkat tangan sedangkan Rasta tidak. Kebanyakan murid lain pun angkat tangan,"Rasta gak mau?" Bu Guru bertanya.
Jojo menyenggol lengan Rasta cepat dan mau tidak mau Rasta berkata,"Mau Bu." Jawab-nya malas.
Ibu Guru tersenyum,"Ibu bagi kelompok aja ya." Kata-nya yang membuat murid-murid bersorak antusias."Bela sama Inka."
"Bla bla bla.."
"Bla bla bla.."
"Jojo sama Amora."
Rasta merengut,"Jojo sama saya aja Bu. Gak usah sama Amo." Rasta menolak dengan suara lantang.
"Rasta sama Lio."
Jojo berdecak,"Sekali-kali nurut sama Ibu Guru, ntar gak naik kelas loh." Jojo menakut nakuti Rasta.
Terpaksa, Rasta pindah di meja Lio. Dan Amora duduk pada tempat Rasta."Gak suka sama aku?" Lio bertanya.
"...."
Lio mengeluarkan kantung plastik putih dari tas-nya."Ini buat kamu, sosis ayam. Pengen kan tadi?" Tebak Lio yang membuat Rasta menatapnya.
"Iya. Kok tau?" Rasta mulai tertarik.
Lio tersenyum,"Ambil aja." Rasta mengangguk senang dan menerima sosis ayam tersebut, Lio membeli sosis itu seharga tiga ribu dan dapat enam beserta saus-nya.
"Makasih Lio, oiya.. Nama--
"Rasta-kan? Udah tau kali."
Mata Rasta menyipit,"Kok udah tau? Dari Jojo ya?" Tebak Rasta.
"Gak inget pas di ayunan kemarin?"
Rasta menepuk jidatnya,"Ehe.. lupa." Rasta meringis cengegesan. Lio pun tertawa, semenjak itulah Rasta dan Lio saling mengenal.
°°°°°
"Lio, mau pulang juga?"
Rasta menatap Amora heran,"Amo kenal dia?" Rasta menunjuk sosok yang tengah berdiri beberapa meter dari mereka.
Amora mengangguk,"Iya. Kamu kenal?" Amora balik bertanya pada Rasta.
Rasta mengangguk,"Iya. Kan temen sekelas," Amora mengangguk paham. Lio datang di hadapan mereka.
"Mau pulang bareng?" Tanya Amora sekali lagi pada bocah lelaki di hadapannya ini.
Lio menggeleng,"Aku di jemput. Lain kali ya," Bocah lelaki itu tersenyum manis. Amora membalas senyuman Lio.
"RAS AYO!" Bocah perempuan itu tersentak kaget.
"Iyaiya, sabar. Kaget," kesal-nya lalu naik di boncengan sepeda Jojo."Kami duluan ya!" Rasta melambaikan tangannya pada Lio dan Amora.
Mereka berdua membalas lambaian tangan Rasta,"Hati-hati." Rasta mengacungkan jempolnya.
Di tengah perjalanan, Jojo bertanya kepada Rasta."Kenal sama anak laki-laki yang di samping Amora?"
"Iya, namanya Lio. Kenapa?"
Jojo menggeleng,"Tadi aku liat kamu di kasih makanan sama dia.." Jojo menceritakan saat matanya tak sengaja menangkap adegan itu.
Rasta mengangguk antusias,"Wuih.. iya! Dia ngasih aku sosis ayam, pas tadi kan aku nyuruh kamu, bilang-nya udah habis!"
"Memang sudah habis tadi."
"Iya, makanya dia ngasih ke aku."
Jojo memutar bola matanya tanpa sepengelihatan Rasta."Jangan terima makanan sembarangan dari orang yang gak di kenal." Jojo memperingati."Di culik entar."
Rasta berdecak,"Kan udah kenalan."
"Yaudah, kalo Jo kasih tau jangan di dengerin terus!" Sindir-nya yang membuat Rasta tertawa lalu memeluk Jojo erat-erat.
Jojo tersenyum lalu mengayuh sepeda-nya lebih kuat lagi. Jarak sekolah mereka dari rumah lumayan dekat, mungkin cuma beda gang.
🍟🍟🍟🍟🍟
Maap kalo abstrak. Ehe.
KAMU SEDANG MEMBACA
RASTA
Teen FictionDalam dunia gue, yang paling enak itu eskrim. yang paling gaenak itu kangen.