1. Pacar.

27 3 0
                                    

Hari ini pagi pertama untuk menyambut semester baru. Waktunya pelajar untuk bangun lebih awal dan kembali berkutat dengan tugas-tugas yang membuat kepala seakan ingin pecah.

Rishel mendengus kasar melihat si kebo ini masih bergelung di kasur dengan memakai kolor bermotif tokoh kartun berwarna kuning yang mempunyai pori-pori saja. Kenapa Rishel tahu? Karena membangunkan Atha adalah tugas rutin yang terpaksa ia tekuni.

"Atha, bangun," cewek itu menggoyang-goyangkan tubuh Atha yang tidak memberikan respons apapun. "Atha, jangan sampai hari pertama kita telat!!!" Rishel meninggikan suaranya sambil menekan hidung mancung Atha.

Sekali lagi, Rishel mendengus. Tingkat kesabarannya sudah habis karena satu jam ia membangunkan Atha, cowok itu tak menghiraukannya sama sekali.

Tidak ada pilihan lain. Rishel melangkah ke arah kamar mandi di dalam kamar pacarnya, lalu kembali dengan membawa segayung air yang penuh. "ATHA, BANJIR! BANGUN WOY KEBO BANJIR, BANJIR!!"

Segayung air itu ia tumpahkan ke tubuh Atha yang tertutupi oleh selimutnya. Merasakan ada yang membasahi sekujur tubuhnya dan jengah dengan teriakan seorang cewek yang sangat ia kenal, Atha langsung bangun dari tidurnya dengan sorot mata menajam ke arah Rishel.

"GRIZELLA AYUNINDYA SHALETTA!!!"

Rishel tertawa sangat keras dan langsung lari terbirit-birit menuju ruang makan sebelum singa mengamuk. Atha tidak tinggal diam, ia mengejarnya walaupun badannya basah, ia tidak peduli. Yang penting, ia harus membalas perbuatan gadis itu.

Pada anak tangga terakhir, bukannya ia harus menapakkan kakinya ke lantai ini justru tubuhnya yang menapakkan ke lantai. Ia tersungkur ke bawah karena kakinya licin sedikit terkena percikan air yang Rishel tumpahkan tadi.

Tidak hanya Rishel yang tertawa, Dena---ibu Atha, ikut tertawa melihat wajah cowok yang tengah menahan malunya. Rishel duduk tepat di sebelah Dena dengan lidah yang ia julurkan untuk meledek Atha.

"Kamu ngapain tengkurep di sana? Nyari kecoa?" Dena terkekeh pelan sambil menaruh roti yang diisi selai nuttela dipiring putih.

Tubuh Atha langsung bangkit, sambil menghampiri cewek yang dengan asiknya mengunyah sarapan yang dibuatkan Dena. "Bun, Zee-nya resek! Masa Atha dibangunin pakai air sih, Bun!"

"Lagian, siapa suruh tidur kayak beruang hibernasi. Wleeekk!!" Rishel kembali menjulurkan lidahnya.

Kesal, Atha langsung menarik hidung cewek di hadapannya sampai memerah. "Athaa.. lepaaass," teriak Rishel dengan suara bengek.

"Atha, lepasin nanti Zee kehabisan napas." Bunda Atha langsung memukul pelan lengan anak lelakinya dari hidung Rishel.

"Bunda maaaahh!! Yang anak Bunda itu Zee atau Atha sih," Atha mengerucutkan bibirnya sambil bersidekap menatap kedua perempuan yang teramat ia cintai.

"Heh, berisik. Mandi sono, gak malu apa lo gak pake baju kayak gitu. Buruan, udah jam enam!" Tukas Rishel setelah selesai mengunyah makanannya.

Atha menaik-turunkan alisnya. "Lo suka kali liat gue shirtless gini,"

"Shirtless apaan. Badan udah kayak triplek aja bangga!"

"Kalau ngomong emang pedes banget ya, lo. Pacal capa si ini gemes banget kalau lagi ngomel gini...," Atha membalas dengan mengunyel-unyel pipi Sheyla.

"BUNDAAAAA!!!!"

Teriakan Atha memenuhi ruang makan karena dengan gerakan tiba-tiba Rishel menginjak kaki Atha. Dena menepuk jidatnya pelan. Suasana senin pagi di dapur ini ramai karena sepasang kekasih ini. "Atha, cepat mandi."

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 20, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

APURANATAWhere stories live. Discover now