pelakor 2

3.5K 212 20
                                    

Hoseok terbangun dengan mata sembab, dilihatnya jam di nakas samping tempat tidur, jam sudah menunjukkan pukul sepuluh. Hoseok masih terduduk mencoba mengumpulkan nyawanya. Merasa sudah terkumpul nyawanya hoseok bergegas menuju kamar mandi, badannya terasa lengket dan berat, ia ingin segera membersihkan badannya dan makan, dari kemarin hoseok belum makan, terakhir makan ia saat pagi.

Lima belas menit berlalu dan hoseok masih setia berendam di dalam bathtub, saat memejamkan mata samar-samar hoseok mendegar ketukan dari luar. Bukannya membukakan pintu hoseok malah semakin memejamkan matanya, ia pikir itu hanya orang asing, karena ia sering dijahili seperti itu lagipula saat ini masih sangat pagi. (Ini udah jam sepuluh mas atau mbk ya). Baru beberapa menit tak ada lagi ketukan pintu, namun sekarang terjadi lagi tapi kali ini lebih keras seperti orang yang ingin mendobrak. Dengan perasaan kesal hoseok pun keluar dari kamar mandi tak lupa ia memakai pakaiannya terlebih dahulu.

"Dasar pengganggu" Ucap hoseok sambil berjalan ke depan untuk membukakan pintu.

Dengan cepat hoseok membukakan pintu, saat pintu sudah terbuka, yang pertama kali ia lihat adalah wajah seseorang yang sangat ingin ia hindari. Ya yang datang sekarang adalah jungkook, dengan keadaan berantakan, baju lusuh, bibir kering dan rambut yang acak-acakan. Jika dilihat dari penampilannya sepertinya jungkook tidak tidur semalam.

"Sayang boleh aku masuk" Ucap jungkook

Hoseok tidak langsung menjawab, ia masih terus menatap jungkook dengan intens. Setelah menyakinkan hatinya akhirnya hoseok mengizinkan jungkook masuk kedalam.

"Duduklah, aku mau masak, jika kau bosan nyalakan saja tvnya" Hoseok berjalan melewati jungkook yang baru duduk.

"Benarkah, kebetulan aku juga belum makan " Jungkook berucap dengan antusias ia pikir hoseoknya sudah tidak marah lagi, baru saja ia bahagia tapi jawaban hoseok lebih sakit daripada yang ia bayangan.

"Aku tidak bertanya, dan aku memasak untuk diriku sendiri, bukan untukmu" Tepat sasaran ucapan hoseok benar menyakiti hati jungkook. Terlihat dari wajah jungkook yang langsung berubah.

"Bukannya kau sangat tidak suka jika aku terlambat makan, lalu kenapa sekarang kau membiarkan ku kelaparan" Jwaban hoseok tidak membuat jungkook kapok nyatanya dia masih saja menjawab.

"Bukannya kau juga tau, kalo aku sangat lemah, mudah sekali mengingat sesuatu yang menyakitkan lalu kenapa kemarin kau mengulangnya" Hoseok berucap dengan sangat tenang meskipun sejujurnya ia sangat ingin menangis

Jungkook dibuat bungkam dengan pertanyaan hoseok, ia tidak tau harus menjawab apa, satu kata yang bisa ia ucapkan ialah kata maaf, namun apakah hoseok bisa memaafkan kesalahan.

"Maaf"

"Maaf untuk apa "

"Maaf untuk semua kesalahan ku "

"Tidak perlu minta maaf, karena kau tidak salah "

"Aku salah hoseok, ini kesalahan ku"

"Jika kau tau yang kau lakukan salah kenapa kau masih melakukannya jungkook hiksss"

Hancur sudah pertahanan hoseok, air mata ya ia tahan akhirnya keluar juga. Ia sudah tidak bisa lagi menahan air matanya, ini terlalu menyakitkan.

Dunia jungkook seakan berhenti saat melihat orang yang disayanginya, menangis lemah, menangisi dirinya yang brengsek ini, dirinya yang dengan bodohnya menyakiti hoseok. Jika saja waktu bisa diulang ia tidak ingin melakukan kesalahan seperti ini, ia akan menjaga hoseok dengan baik, menyayanginya sepenuh hati. Gara-gara napsu sialannya ia jadi menghancurkan hoseok, dan menyalah gunakan kepercayaan hoseok. Ia pikir hoseok tidak akan tau kebusukannya, tapi nyatanya hoseok lebih dulu tau. Bahkan saat itu hoseok masih bisa tersenyum dan memaafkannya. Melihat hoseok yang seperti ini membuatnya sadar, mungkin ini akhir dari perjalanan cintanya, akhir dari perjuangannya, dan akhir dari semuanya. cinta yang selama ini selalu ia banggakan, nyatanya ia sendiri yang menghancurkan.

Tangisan hoseok menyadarkan jungkook dari lamunannya, dirangkuhnya tubuh kurus hoseok, dipeluknya dengan erat, mencoba menenangkan hoseok, berharap pelukannya bisa menenangkan hoseok. Tapi nyatanya hoseok malah semakin kencang menangisinya.

"Lepas jungkook hikss jangan memelukku, aku tidak ingin jatuh semakin hiks dalam pesonamu hiksss" Hoseok mencoba melepaskan pelukan jungkook, namun jungkook malah semakin erat memeluknya.

Jungkook tidak menjawab ia masih setia mengelus punggung hoseok, berharap dengan begitu hoseok bisa berhenti menagis. Dan benar saja hoseok sekarang berhenti menangis meskipun masih sedikit sesenggukan.

"Duduk disini, aku akan memasak untukmu" Ucap jungkook sambil mendudukkan hoseok dikursi.

"Tidak perlu aku bisa melakukannya sendiri" Potong hoseok dengan cepat

"Baiklah, tapi ijinkan aku membantumu"

"Terserah"

Hoseok segera menuju dapur diikuti jungkook dari belakang. Didalam dapur hanya terdengar suara pisau yang sedang beradu dengan papan pemotongan. Jungkook mencoba mencairkan suasana dengan bertanya hal-hal yang tidak penting.

"By, kamu memasak apa? " Sebenarnya jungkook tau hoseok sedang membuat apa tapi ia hanya ingin basa-basi, agar mencairkan suasana.

"Nasi goreng kimchi" Jawab hoseok singkat.

"Aku harus membantu apa ini" Tanya jungkook lagi

"Cukup diam"

"Tapi aku ingin membantumu by"

"Aku tidak ingin dibantu"

Mendengar jawaban hoseok, jungkook langsung duduk tenang di kursi, ia tidak ingin membuat hoseok semakin marah padanya.

Nasi goreng sudah siap, hoseok dan jungkook makan dengan khidmat, tidak ada perbincangan selama makan berlangsung. Hoseok selesai lebih dulu kemudian disusul jungkook, dibawanya piring ke wastafel, baru jungkook ingin membantu hoseok sudah lebih dulu melarangnya.

"Duduklah tuan, kau adalah tamu "

"By jangan seperti ini, aku sangat tersiksa"

Hoseok mengabaikan ucapan jungkook dan lebih fokus mencuci piring. Merasa diabaikan dengan berani jungkook memeluk hoseok dari belakang, mengabaikan penolakan yang hoseok berikan. Pelan-pelan jungkook menciumi leher hoseok, tangan jungkook juga mulai berani masuk kedalam kaos hoseok sedikit memainkan puting hoseok. saking asiknya bermain-main dengan hoseok, jungkook melupakan fakta bahwa hoseok sedang marah. Hoseok tidak menyangka jungkook akan melakukan ini saat ia sedang marah, jujur saja ia sangat kecewa dengan jungkook, seharusnya jungkook  memperbaiki hubungannya tapi apa yang dilakukan jungkook jauh dari prediksi hoseok. Bisa-bisanya ia melakukan ini saat hubungannya sedang dalam masalah. Merasa jungkook bermain terlalu jauh dengan cepat hoseok membalikkan tubuhnya dan menampar jungkook.

"Apa yang ada di kepalamu hanya selangkangan" Hoseok masih tidak yakin dengan apa yang ia lakukan, ia menampar jungkook, hal yang tidak pernah ia lakukan selama ini.

Mendegar ucapan hoseok, jungkook sedikit emosi. Perlahan jungkook mundur mencoba menjauh dari hoseok.

"Ya kau memang benar jung, di dalam kepalaku hanya ada selangkangan, apa kau jijik dengan ku " Ucap jungkook dengan lemah namun masih terlihat bahwa ia sedang marah.

"J-jungkok" Hoseok merasa bersalah setelah menampar jungkook, tak seharusnya ia melakukan itu.

"Kita akhirnya semuanya, aku tidak ingin membuatmu tersiksa karena aku, maaf jika selama ini aku sangat menjijikkan"

"Aku tidak bermaksud seperti itu jungkook"

"Maaf dan terimakasih, semoga harimu menyenangkan dengan kekasihmu yang lain" Jungkook berjalan menjauhi hoseok.

Hoseok hanya bisa diam menyaksikan kepergian jungkook, ia tidak tau kalo semua akan berakhir seperti ini, ia berharap bisa memperbaiki hubungannya tapi nyatanya hubungannya tidak bisa diselamatkan. Lagi-lagi hoseok hanya bisa menangis, kenapa takdir cinta nya serumit ini. Ia tidak tau ternyata perpisahan ini lebih menyakitkan daripada yang ia bayangkan.












Maap kalo ceritanya ga nyambung coy, terus terang ini gw maksain banget ya, gw pen cepet-cepet selesai jadi ya kek gini jadinya hehehehehehehe sekali lagi maap ya, semoga kalian pada suka ya.

Jangan lupa vote dan komen

Wes ngene ae


fakestagram hoseokTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang