3

3K 75 20
                                    

Autor pov

Tak terasa 3 hari anisa di rawat di RS dan sudah di perbolehkan pulang. Karna kejadian tersebut terpaksa area ponpes di jaga ketat sampai2 ditambah jumlah satpam dan jumlah yg jaga. Baik itu ustadzny ataupun santrinya.

Saat sampai di depan gerbang Anisa bertemu dengan ustadz akbar dan lagi2 dengan ustadzah fatimah sedang bercanda gurau. Entah mengapa hatinya merasakan sesak tak tertahan dan terbentuklah sungai disepanjang pipinya. Entah karna apa ia pun tak tau. Buru2 ia hapus air matany dan menatap kedepan.
Kamu kuat Nisa banyak cita2 nyang belum kamu hapai. Banyak ilmu yg belum kamu raih . Semangat- batin Anisa
Setelah sampai didepan asrama mama dan ka ilham pun pamit pulang karna ada urusan yg harus segera diselesaikan.
"Jaga diri baik2 ya Aisya kecil. Ingat pesan mama sama kaka. Jangan terlalu fokus sama dunia. Kedua2nya harus seimbang. Juga kamu jangan terlalu pikirin masalah laki2. Karna kaka yakin jodoh itu cerminana diri kamu sendiri. Jadi kamu harus tetap istiqomah dan jan lupa pantaskan dirimu" pesan ka ilham.

" iyha ka nisa tau kok. Makasih ya udah selalu ada buat nisa juga mama. Mama makasih ya udah sayang sama Nisa" jawab ku.
Kami pun berpelukan .
" sudah2 jan peluk2an tuh diliatin temen2 kamu" lerai mama dan kami pun terkikik geli.

"Mama sama kaka pulang ya sayang. Assalamualaikum" pamit mama dan ka ilham.
"Waalaikumsalam. Ati2 ka .ma" dan dibalas dengan klakson mobil.
A

kupun melangkahkan kaki ke kamar untuk menemui kedua sahabat ku.

"Assalamualaikum" salam ku.
"Waalaikumsalam ANISA" teriak kencang shinta yang membuat seluruh teman sekamar ku melihatku terkejut.
"Shinta lain kali jan teriak2 ah kasian tuh telinga mereka. cukup aku sama thatha aja yg denger suara indah kamu yg lain jangan biar aku aja." Candaku dan membuat Shinta cemberut sukses membuat teman2ku tertawa.

"Kamu dari rumah sakit kok beda ya? Apa jangan2 kamu salah minum obat?" Ucap thatha.
"Berubah gimana? Aku baik2 aja kok. Jangan alay donk." Elakku.
"Masa sih? Gak. Ini bukan Anisa." Elak Shinta.

"Kamu sehat?" Tanya thatha sambil menempelkan tangannya pada dahi Shinta.
"Wal afiat kok. "
"Udah2 yok bocan ntar aku bangunin kalo udah dzuhur" leraiku karena kalo gak bakal jadi perang dunia ke 3 ini mah.
~~~♡♡♡~~~
Pagi pun menyapa. Aku sudah siap dengan baju osis serta khimar panjangku. Kami pun melangkah ke madrasah yang tak jauh dari asrama kami.

"Eh kalian gak lupakan sama PR dari Ustadz akbar?" Ucap Shinta.
"Owh gak donk. Kan yg ngasih jg calon imam." Gurau Thatha
"Emang ada ya?" Tanyaku.
"Ada tau. Eh iyha kan kamu gak masuk ya? Terus ini gimana?" Panik Shinta.

"Yah...gimana donk. Aku ndak tau lagi" panikku
"Yaudah ayo kita kekelas keburu Ustadz Akbar datang." Kamipun bergegas ke kelas kami.
Tak lama terdengar langkah kaki terdengar dari depan kelas. Aku menghela napas saat sosok yg aq hindari datang.
Mati kamu nis. Bahaya besar ini mah- batinku.

"Baiklah kita buka pelajaran pada malam hari ini dengan bacaan Al basmalah dan al fatihah" ucap Ustadz Akbar.
****
Assalamualaikum wan kawan-eak.
Maap ya baru bisa update. Nunggu jaringan kek nunggu jodoh -eak.
Gak deng yakali yakan?
Oke InsyaAllah ntar kalo ada jaringan aku update lagi dehh.
Wassalamualaikum.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 18, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ustadzku imamkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang