Mata yang semula menutup pun akhirnya terbuka
Melihat dengan jelas keindahan dunia
Mengagumi karya sang pencipta
Kemudian merobek secarik kertas dan menulis dengan pena
Merangkai kata dengan indah, dalam dan penuh makna
Bukan ia yang tak tau cara bicara
Juga bukan ia yang sombong dalam katanya,
Hanya saja akan lebih mudah baginya mengunggkapkan rasa
Hanya dengan secarik kertas dan pena.
Hujan dan senja kedua hal yang indah namun dingin
Kedua fenomena yang banyak penggemarnya
Sering kali aku membaca kalimat perindu senja
Pengagum senja
Dan pecinta senja
Namun dimana letak kesukaan terhadap hujan?
Bukankah hujan juga indah?
Ia datang dengan tenang membentuk tetes demi tetes
Dan ia datang dengan deras saat orang-orang tak menghiraukan kehadiran nya
Saat orang-orang berjalan melalui nya dengan memakai pemisah antara ia dengan hujan
Sebenarnya apa salah nya hujan? Banyak yang bilang bahwa ia menyukai hujan,
Namun mengapa melalui nya?
Mangapa melewatinya dan bukan menikmatinya?
Bukan kah penyuka hujan juga pecandu?
Lantas mengapa harus meneduh? Meneduh saat hujan datang dan berlalu.
Kala ini hujan kembali menampakkan dirinya
Dengan tenang namun dingin, memberi kenangan yang diharap tak akan pernah datang
Memberi kesan indah berdampingan senja
Namun sakit saat melihatnya
Karena saat-saat seperti ini pernah di lalui bersama
Senja sebagai saksi, dan hujan sebagai serbuk penambah romantis
Dahulu yang jarak antara kita hanyalah hembusan angin
Namun kini jarak kita sudah jauh dan tak terbaca.
Sekarang, selamat tinggal untuk hujan namun tidak untuk senja.
YOU ARE READING
My Poetry
PoetryPuisi-puisi yang akan menyia-nyiakan waktu kalian. jangan dibaca, tapi kalau penasaran, kuyy di pantengin.