Bagian 1

190 26 13
                                    

Musim gugur kali ini sangat di nanti banyak orang. Mungkin memang karena hampir sebagian warga di Seoul menyukai musim gugur daripada musim lainnya.

Salah satunya Soonyoung yang sangat menyukai musim gugur karena menurutnya itu membuatnya merasa tenang. (Alasannya klise yaa..)

Soonyoung baru saja keluar dari apartmentnya untuk membuang sampah. Menggunakan kemeja putih kebesaran dengan celana pendek yang bahkan tidak mencapai lutut sanggup membuat para pria alpha yang juga tinggal di sekitar apartment itu ngiler.

Paha putih dan mulus, tubuhnya yang mungil namun berisi, wajah yang manis tapi juga lucu. Dan masih banyak kelebihan lain tentunya.

“Soonyoung-ah,” panggil Seungkwan dengan wajah cemberut sambil melipat tangannya di depan dada.

“Ada apa?” tanya Soonyoung jengah. Baru saja masuk ke apartmentnya, sudah di beri penampakan wajah cemberut Seungkwan dan membuatnya ingin sekali menyentil bibirnya yang maju 5 centi itu.

Soonyoung dan Seungkwan berbagi  apartment bersama. Sebenarnya bertiga dengan Jihoon juga, tapi Jihoon sedang pergi ke Busan untuk mengurus acara lamarannya.

“Aku sedang galau,” ucap Seungkwan pelan dan malah mencebik pada Soonyoung. Tangannya membuka sebuah toples berisi brownis kering yang kemarin di beli oleh Soonyoung ketika pulang bekerja.

Salah satu kebiasaan Seungkwan yang membuat Soonyoung bisa bernafas lega adalah, jika Seungkwan sedang merasa sedih atau galau mengenai Vernon kekasihnya, maka cukup siapkan camilan se toples penuh.

Soonyoung tidak perlu membuang-buang waktu berharganya hanya untuk mendengarkan curhatan Seungkwan yang di jamin membuat Soonyoung ikut pusing karena Seungkwan akan selalu menyelipi umpatan-umpatan di dalam curhatannya.

“Aku akan bersiap untuk berangkat bekerja. Jika kau masih membutuhkan camilan lagi, kau bisa mengambilnya di lemari dekat kulkas,” ucap Soonyoung segera pergi menghindar dari Seungkwan lalu berjalan memasuki kamarnya untuk bersiap.

“Vernon emang sok iye banget jadi orang. Awas aja besok ketemu di kampus, gue jambak-jambak itu rambutnya!” ucap Seungkwan mengebu-gebu sambil terus memasukkan brownis kering ke dalam mulutnya.

Soonyoung duduk di halte menunggu bus. Halte tidak begitu ramai karena memang sudah siang. Soonyoung tidak pernah mengambil shift pagi karena itu menjengkelkan harus berdesakan di bus dengan banyak orang yang pasti padat ketika pagi hari.

Soonyoung juga harus sadar dan waspada, bahwa dia istimewa. Statusnya yang seorang pria omega membuatnya menghindari untuk bertemu dengan banyak orang.

Apalagi seorang pria omega masih sangat langka dan keberadaannya akan selalu menjadi primadona di kalangan para pria alpha maupun beta yang ingin memilikinya.

“Permisi, apa kau Soonyoung?” tanya seorang pria tampan dan tinggi menepuk pundak Soonyoung pelan.

Soonyoung menatap orang itu sambil mengerutkan dahinya lucu, lalu mengangguk pelan. Yang terlintas di pikiran Soonyoung adalah ‘apa aku mengenalnya?’. Karena Soonyoung tau dia bukan tipe orang yang memiliki banyak teman dan mudah bergaul.

“Apa kau melupakanku? Wah daebak.” Ucap pria tersebut sambil mengacungkan jempolnya ke arah Soonyoung.

Soonyoung semakin mengerutkan dahinya bingung. Melupakan?

Soonyoung menatap pria itu menelisik mulai dari ujung rambut hingga sepatu bermerek yang di pakai pria tinggi itu.

Dan dengan tidak sopannya pria tinggi itu justru mendekatkan wajahnya dan berbisik di samping telinga Soonyoung pelan.

RETURN (SeokSoon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang