VOTE adalah hal yang sangat-sangat mudah dilakukan dan tidak merugikan. So, apa salahnya kalian Vote cerita ini...😉☝
Fajar telah terbit, sesekali terdengar ayam jantan berkokok yang dipelihara oleh penduduk kota. Jarum jam terus saja berputar hingga menunjukkan pukul 06.55, namun Arnetta masih memakai sepatunya dengan terburu-buru. Pagi ini adalah hari ke empatpuluh dia berangkat sekolah. Dengan wajah yang sangat gelisah gadis cilik itu mulai mengayuh sepedanya cepat-cepat. Biasanya dia tidak pernah berangkat sesiang ini, ia terbiasa hidup disiplin. Mungkin ini karena mengerjakan tugas proyek sekolah hingga sangat larut malam, sehingga dia bangun kesiangan.
Sesampainya di pintu gerbang sekolah, Arnetta mendapati pak satpam yang akan menutup pintu gerbang. Dengan wajah yang dibuat memelas-melas ia memohon pada pak Wowok, satpam SMP Monginsidi dengan membuat ribuan macam alasan agar dapat masuk. Akhirnya usaha yang ia lakukan tak sia-sia. Dirinya diberi jalan untuk masuk sekolah. Hatinya pun lega, namun mulutnya masih saja menggerutu dan tangan kirinya memukul-mukul kepala menyalahkan diri sendiri karena bangun terlalu siang.
Bajunya yang basah karena keringat itu seakan membuat badmoodnya berada dititik tingkat dewa. Wajahnya merah seperti cabai. Gadis itu menggembungkan pipinya sedangkan bibirnya cemberut manyun. Untung saja, guru yang mengajar dalam kelas, belum datang juga. Arnetta masuk kelas tanpa menyapa teman-temannya. Melihat mood gadis itu, kawan-kawannya sama sekali tak heran karena sudah hafal sifat garang yang dimilikinya.
Namun seorang anak laki-laki teman sekelasnya itu tiba-tiba mendekat heran, seakan tidak mengerti sifat Arnetta. Cowok yang umurnya masih 14 tahun itu langsung duduk dikursi sebelah Arnetta tanpa rasa sungkan.
" selamat pagi" sapa bocah cowok itu.
Tanpa dinyana, sapaan itu disambut oleh gadis cilik itu dengan lirikan mata yang sangat sinis karena merasa terganggu moodnya.
" kenalin namaku, ...." belum sempat cowok itu menyelesaikan kalimatnya, Arnetta langsung memotongnya,
" bisa diem nggak! Gue dah tau nama lo"
Bentak gadis itu.
Cepat-cepat Ananta, si cowok cilik itu segera menyingkirkan diri dari si singa betina yang mengamuk:vBel pulang berbunyi,
Siswa-siswi SMP Monginsidi segera keluar dari kelas masing-masing. Tapi lagi-lagi Ananta menghampiri si singa betina yang moodnya belum membaik.
" Net, tau nggak?" Tanya cowok itu. Gadis itu memutarkan matanyaa sambil menarik napas seperti menahan emosi.
" nggak!" Bentak Arnet.
" aku kasih tau ya, kata ibu aku ...." lagi-lagi singa betina itu memotong kalimat Nanta.
" suka marah itu nggak baik?!" Tanya Arnet lagi sambil melotot dengan nada meninggi.
Namun cowok cilik sabar itu membalasnya dengan anggukan kecil sembari tersenyum meringis.Gadis garang itu terus saja berjalan cepat, dibelakangnya masih saja si Nanta membuntutinya. Diam-diam Arnet kagum karena kawan ciliknya itu tidak takut menghadapi sifat jelek garangnya. Dari lubuk hati yang terdalam gadis ramah itu sangat berharap jika ia bisa bersahabat dengan cowok sabar yang membututi di belakang, supaya bisa untuk meneminya saat ingin curhat.
" aku ingin menjadi sahabatmu" ucap Nanta lirih seakan bisa membaca pikiran Arnet.
Gadis itu seketika berhenti, mematung dengan sedikit menarik senyum simpul, dan segera memutarkan badan kemudian menganggukan kepala cepat sambil tertawa senang tanda dirinya setuju. Melihat mood Arnet yang mudah berganti, membuat dahi cowok itu mengeriput heran. Arnetta segera mangajukan kelingking kecilnya yang mungil didepan wajah sahabat barunya untuk berjanji bahwa akan bersama-sama menghadapi suka dan duka, dengan senang hati Nanta mengaitkan kelingkingnya.Baru kali ini ada seseorang yang dapat menaklukan singa betina yang sedang badmood, benar-benar si Nanta ini adalah pawang moodnya, hehehe..
Jangan lupa,
KOMEN☝
VOTE🌟
Dan AJAK teman" kalian untuk membaca cerita ini..😚
Trimakasih
Nantikan bag selanjutnya ya, insyaallah aku akan upload seminggu sekali zheyenk, kalo gak sibuk seminggu 2-3 kali bisa...Salam,
Ora Dodol
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA SEGITIGA
RomanceTakdir mengatakan bahwa kau dan aku selalu dekat namun tak untuk bersama. Tapi cinta berkata lain, bahwa kau dan aku harus bersama. Dapatkah menulis kembali takdir yang telah tertulis? Gimana kalau seorang jomblo buat cerita tentang cinta? Bakalan b...