Setiap hari, setiap siang dan pagi hari-hari saya penuh dengan keindahan, awal hentakan langkah dari rumah kesekolah dengan bertekad untuk memaknai simbol bangsa Indonesia yaitu "Bhineka Tunggal Ika" yang artinya Berbeda-beda tetapi tetap satu jiwa, tapi tetap satu jua, satu saudara, satu bangsa, dan satu negara.Menjaga dan menghormati perbedaan adalah essensinya.
Saya memaknai simbol Negara saya kedalam kehidupan saya sehari-hari, dengan kesadaran saya, saya tidak terlalu untuk membangga-banggakan suku jawa yang saya miliki sebab dikarenakan saya lahir kedalam lingkungan didesa yang beragam suku.
Kemudian ketika saya berumur 7 tahun saya disekolahkan di Sekolah Dasar Pelita Jaya didekat rumah saya.
Ketika di sekolah dasar saya berada didalam lingkungan sekolah yang beragam suku. Setelah saya lulus SD saya melanjutkan kejenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP pun saya juga dalam keberadaan yang sama dengan di SD yaitu dalam lingkungan sekolah yang beragam suku-sukunya.
Kemudian saya melanjutkan Ke Sekolah Menengah Atas (SMA) dimana keadaan saya sekolah tidak ada bedanya dengan keadaan saya bersekolah SD dan SMP. Saya selalu bersama dalam kedekatan teman-teman yang berbeda suku.
Sekarang ini saya menyandang status sebagai siswa Menengah Atas. Ketika saya baru memasuki sekolah SMA saya terheran dikarenakan siswanya jauh lebih banyak yang berbeda suku dan agama dengan saya dibandingkan waktu dulu di SD dan SMP.
Setelah selesai pendaftaran masuk sekolah, saya pun mulai beraktifitas seperti sekolah biasa. Kelas dan jurusan sudah dibagi. Saya kaget ketika saya masuk didalam kelas yang 2 perbedaan agama, 5 jenis perbedaan suku. Saya berfikir apakah kami bisa saling menjaga kedamaian disekolah dan didalam kelas dengan bermacam-macam perbedaan.
Hari pertama kami masuk sekolah kami saling berkenalan, saya akui awalnya sulit untuk mengerti bahasa yeng mereka gunakan, sulit untuk saling menghargai. Namun, lucu rasanya ketika mendengarkan ucapan unik yang terujar dari mereka.
Pernah kami mengalami suatu kejadian yang sangat menyedihkan tetapi bisa menjadi pembenahan diri terhadap diri kami masing-masing. Dimana awal mulanya adalah perkara yang sepele.
"Teman - teman kita adain ngumpulin uang setiap siapa yang ulang tahun yuk" kata Terra yang beragama Nasrani.
“Ayolah, kapan kita bisa mulai ngumpulin uangnya” kata Serli yang juga beragama nasrani
"Iya, aku ikutlah, masih bisakan" kata Ita yang beragama islam untuk mengajukan diri untuk ikut serta.
"Alah ini khusus Nasrani aja loh " kata Serli beragama nasrani yang dengan merespon begitu artinya dia menolak ita untuk bergabung.
Deg ......
Ita pun terkejut akan jawaban yang diberikan dari seorang temannya yang beragama Nasrani, diapun sedih dan sakit hati akan perkataan yang terucap si Serli itu."Aku sedih dan sakit hati untuk menerima jawaban dari orang itu yang seakan-akan memisahkan persatuan pertemanan kita didalam kelas ini" kata Ita yang memberitahukan kepada teman-temannya yang beragama islam.
"Apa rupanya yang mereka katakan, apa yang terjadi" kata Asma teman ita yang beragama islam.
"Mereka ingin membuat pengumpulan uang dan uang yang terkumpul itu untuk merayakan ulang tahun pada hari dimana dia ulang tahun, saat mereka berbincang soal perkara itu, aku sedang duduk-duduk bersama mereka, jadi aku sambung dengan ku ajukan diri untuk ikut bergabung dengan mereka, lalu yang kuterima jawaban penolakan yang sangat menyakitkan, bilangnya itu khusus agama nasrani saja" Ita mencoba untuk menjelaskan kepada temannya.
"Ya sudah kalau memang begitu kemauan mereka, kenapa kita harus cemas, kan kita bisa membuat sama yang seperti itu untuk khusus agama islam saja" kata Asma yang sudah emosi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bhineka ku
Short StoryOne Shoot! Ada seorang perempuan , saat dia bersekolah di SD dan SMP itu biasa saja. Akan tetapi dia menemukan hal baru yang belum pernah dia temukan. Gimana kisah selanjutnya. Yuk kepo ya? Cek this out! 24 Juni 2019 ✔ @emerladclass