Prolog

3 1 0
                                    


Seorang wanita sedang duduk di bangku taman mengunakan baju seragam sekolah dasar menengah pada pagi hari dengan cuaca yang sedang bersahabat sedang memasang seutas airpords di kedua telinganya secara perlahan tanpa merapikan rambut panjangnya yang tidak di ikat menutupi wajahnya.

Dan...

Dan bila esok datang kembali
Seperti sedia kala
Di mana kau bisa bercanda

Dan...

Perlahan kau pun lupakan aku
Mimpi burukmu
Di mana telah kutancapkan duri tajam
Kau pun menangis, menangis sedih
Maafkan aku

Dan...
Bukan maksudku, bukan inginku
Melukaimu
Sadarkah kau di sini ku pun terluka
Melupakanmu, menepikanmu
Maafkan aku

Lupakanlah saja diriku
Bila itu bisa membuatmu
Kembali bersinar dan berpijar
Seperti dulu kala
Caci-maki saja diriku
Bila itu bisa membuatmu
Kembali bersinar dan berpijar
Seperti dulu kala

Satu persatu bait lagu mengingatkannya pada masa lalunya. Dia memejamkan mata mencoba menahan air matanya.

Dia bukan wanita yang cengeng yang bisa menunjukan air matanya dengan mudah, dia berbeda. Ia tak ingin orang lain melihat bahwa dia rapuh dia hanya ingin orang lain melihatnya bahagia tanpa harus menunjukan bahwa dia terluka.

Dia juga bukan wanita yang tempramen, dia sulit marah pada seseorang dan jika dia marah pada seseorang sekali saja dia akan meruntuki dirinya sendiri.

Dia juga selalu dimanfaatkan teman temannya, Namun ia tak pernah mengeluh sedikitpun.
Bahkan saat temannya datang ke dia saat susahpun diterima dia senang hati bahkan dia akan menolong temannya apapun itu caranya akan diusahakannya. Ya walaupun dia tahu kalau dia susah teman temannya pasti tidak akan ada yang menolongnya. Namun ia tak pernah saat sedang susah meminta bantuan kepada temannya karna ia takut akan menyusahkan orang lain.

Dia juga wanita yang sederhana.
Dalam memilih teman maupun pasangan ia tak pernah memilih milih dimatanya semua manusia itu sama tak ada bedanya.

Dia juga hanya gadis polos yang belum mengertia apapun. Jika kalian berpikir kalau dia memiliki kelakuan yang dewasa kalian salah, bahkan saah besar. Dia memiliki sifat kepolosan kekanak kanakan bahkan kebolotan yang melewati batas kewajaran. Namun sifatnya dalam mesuport temannya dan membantu temannya sangat amat dewasa.

Dia dahulu adalah gadis yang paling ceria dan paling hebo mengenai sesuatu apapun itu dan sekecil apapun itu, Namun. Semakin hari semakin pahit kehidupannya menyebapkan dia menjadi gadis yang dingin dengan tatapan wajahnya yang mendukung.

Bip.... bip.... bip....
suara jam tangannya menyadarkannya

"Astaga terlambat lagi!" Ia bangkit dari taman dan bergegas menuju sekolahnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 24, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

UtopiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang