Happy reading guys.I hope you enjoy!!!!😉😉😉
Kisah tentang seorang gadis tangguh yang memikul semua bebannya sendiri tak ingin ada yang merasakan bebannya walau sedikit saja.Kisah seorang gadis kecil yang dulunya periang,suka tertawa,selalu mengukir senyum,dan selalu membuat orang sekitarnya bahagia melihat tingkahnya,yang kini berubah drastis semenjak suatu kejadian dan membuat pribadi baru yang dingin,datar,pendiam,dan tak lagi mengukir senyumannya didepan semua orang.Kisah seorang gadis yang hanya bisa menangis saat hujan turun agar tak ada yang mengetahui tangisnya.Dan kisah seorang kakak yang rela memberikan semua miliknya kepada adiknya.Tak terkecuali nyawanya sendiri
☆☆☆Sinar mentari pagi masuk lewat jendela sehingga mengganggu tidur seorang gadis cantik yang tak lain tak bukan adalah Kania.Kania Sabrina Holic.Kania segera turun dari kasurnya dan masuk ke kamar mandi.Setelah kurang lebih empat puluh lima menit bersiap-siap,Kania akhirnya turun dengan menenteng sepatunya.
Saat melewati ruang makan,Kafka Adrian Holic anak sulung keluarga Holic yang berarti kakaknya Kania berdeham mengintrupsi adiknya untuk berhenti.Kania yang paham akan maksud kakanya menghentikan langkahnya dan melirik tajam kearah Kakaknya.Kafka menunjuk kursi didepannya dengan dagu kemudian melirik Kania.Tidak.Bukan Kania tidak mengerti,hanya saja Kania tak ingin bergabung dengan kakaknya.Kania melanjutkan langkahnya.Namun,saat baru beberapa langkah tangannya dicekal oleh seseorang.Melirik dari gelang yang dipakai,Kania tau kalau orang itu adalah Kafka.Kakaknya.Kafka menarik Kania yang memberontak menuju kursi.Kali ini bukan kursi di depan Kafka.Tapi disamping kafka.Kafka memakan makanannya dengan tangan kanan dan menyuapi adiknya.Sedangkan tangan kirinya tetap memegangi tangan kanan adiknya.Kania sejak tadi memberontak minta dilepaskan.Bahkan Kania sudah mencakar lengan Kafka tapi tetap saja tak dihiraukan.Apa boleh buat.Cengkraman Kafka terlalu kuat untuk dilepaskan.Hanya akan membuang tenaga dan lebih parahnya Kafka bisa bertindak diluar dugaan.Seperti,menguncinya di kamar Kafka sampai Kafka pulang kuliah.Tidak.Kania ada ulangan hari ini.Dia harus sekolah.
"Aaa!"Kania hanya menggeleng sambil membuang tatapannya agar tak melihat mata kakaknya."Buka mulutmu"Sekali lagi Kafka menginstupsi.Dari nadanya,tergambar jelas bahwa Kafka menahan emosi menghadapi adiknya yang keras kepala ini.
"Kenyang"
"Aaa!!"
"Kakak bisa ngancurin dietnya Kania!!"Kali ini Kania melirik mata Kafka sambil merengek.Kafka terkekeh mendengar ucapan adiknya langsung mengacak rambut Kania dan mencium keningnya.
"Udah tangannya di pegangin,rambutnya di berantakin,sekarang gimana benerinnya cobak?!"Cicit Kania yang masih terdengar jelas oleh Kafka.Kafka hanya terkekeh mendengarnya.Ayah dan bundanya datang dengan wajah berseri.Tapi Kania,Kania malah melepas tangan Kafka dengan paksa dan meninggalkan ruang makan.Kenapa sekarang bisa dilepas sedangkan tadi nggak?Karena kali ini Kafka ngijinin.Kan tadi Kania udah makan.Jadi,buat apa ditahan lagi.Cuman buat hati Kania sakit.Kafka gak mau adiknya sakit.
"Kak!Aku pengen dong disuapin.Masak cuman jalang sialan itu doang yang disuapin"Wajah Kafka merah padam menahan emosinya ketika adik bungsunya mengatakan bahwa Kania jalang.Ingin rasanya Kafka merobek mulut Kiara dengan tangannya sendiri.
"Kenapa,kak?Kakak gak mau suapin aku?Apa dia udah nyuci otak kakak supaya kakak gak main sama aku lagi?Apa kurang dia ngerebut kak Azka dari aku?Jawab aku kak!Apa jalang itu..."
"KIARA!!!Jaga bicara kamu!!"Kafka sudah tak tahan lagi dan pergi dengan menggebrak meja makan.Katakanlah ia tak sopan.Tapi bagaimana dengan adiknya?Bahkan kedua orang tuanya tak berbiat sedikitpun untuk menegur Kiara yang sudah melampaui batasannya sebagai adik dan sebagai wanita.
