Di Suatu Sore

Di suatu sore, sepasang sahabat dari kecil itu duduk di gazebo belakang rumah sang wanita. Menatap hamparan bunga yang mengelilingi kolam ikan.

"Tae, hewan apa yang paling kau sukai? atau jika diberikan kesempatan kau ingin menjadi hewan apa?"

Yang ditanya terdiam sejenak. Terlihat berpikir.

"Serigala. Aku suka serigala" Taeyong menoleh, menatap pemuda di sampingnya. "Kenapa tiba-tiba?"

Pemuda itu tersenyum lalu menggeleng.

"Tidak. Hanya ingin tau saja". Tangannya kembali melempar sisa camilan ke kolam ikan. Lalu keduanya kembali menatap lurus kedepan.

"Apa alasanmu?". Pemuda itu kembali bersuara.

"Huh?"

"Apa alasanmu menyukai serigala?"

"Karena... Mereka semua indah. Walaupun begitu, setiap dari mereka hanya dapat melihat satu keindahan". Taeyong tersenyum simpul, menerawang kedepan. Mengingat cerita serigala apa saja yang bisa diingatnya.

"Maksudmu?" Jaehyun bertanya lagi. Kurang mengerti dengan konsep keindahan yang Taeyong bicarakan.

"Serigala hidup berkelompok. Saling menjaga satu sama lain. Dibalik penampilan arogannya, serigala memiliki kasih sayang terhadap sesamanya. Dan yang terpenting, mereka hanya memiliki satu pasangan seumur hidup"

Taeyong mengikuti Jaehyun melempar camilan ke dalam kolam ikan, mengabaikan Jaehyun yang menatapnya lamat.

"Jadi intinya tidak terlepas dari hal romantis, 'huh? Kesetiaan?" Jaehyun tersenyum dibalas anggukan semangat oleh Taeyong.

"Dasar perempuan" gumamnya yang masih bisa ditangkap pendengaran Taeyong, membuat gadis itu terkekeh.

"Yeah, exactly. Dasar perempuan"

Jaehyun tertawa pelan mendengarnya. Ditariknya pelan kepala Taeyong agar bersandar di dadanya. Mengecup berkali-kali puncak kepala gadis itu penuh sayang.

Tidak ada terucap kata cinta. Tidak ada pula perubahan status dari sahabat menjadi kekasih. Cukup perlakuan yang membuktikan keduanya saling membutuhkan satu sama lain. Karena Taeyong tau, Jaehyun selamanya akan menjadi serigalanya.