Part 6

565 15 3
                                    

" awakkk.... " aku cuba memujuk imran yang dari tadi duduk di buaian.

" jomlaa tidur. Tak ngantuk ke? " aku duduk disebelahnya

" awakkkkk" aku mengoncang bahunya.

" janganlah kacau "

" sorry laa pasal tadi. "

Dia naik ke bilik tanpa mengendahkan ku.

" awakk.... " aku menahan tangannya

" saya nak tanya awak elliana. Awak sampai sekarang ke menyesal dengan pernikahan kita? Awak memang tak pernah cintakan saya? " tanya imran serius. Aku dapat rasa yang dia kecewa. Mungkin bagi aku itu hal kecil namun baginya itu adalah hal yang besar.

" i know elliana. Saya takpernah say i love you. That doesn't mean i dont love you. I really love you. Since we get married. Dulu saya memang tak sanggup dengan pernikahan ini. Tapi semakin hari bila dengan awak, rasa cinta saya semakin kuat. Tapi saya tahu awak tak... "

" i love you too. Maybe saya tak tunjuk. Tapi i just want u to know, cinta awak tak bertepuk sebelah tangan. Sejak saya bergelar isteri Muhammad Imran Aqasha, saya happy sangat. Saya rasa ketika itu Allah turunkan rasa cinta dalam hati saya yang sudah lama tak percaya kan cinta. Awak nak tahu, saya sukakan awak since kita pertama kali jumpa dekat kedai makan. Tahu tak? Masih ingat? Since that imran. Tapi takpe lah.. Saya sedar saya isteri yang tak pandai kenang budi suami. Im sorry " aku membuka pintu. Baru saja nak melangkah keluar, imran menarik tanganku. Dia menolak badanku ke pintu. Pintu bilik dia kunci

" so awak tak kesah lah kalau malam ni jadi malam pertama kita? " imran memandang aku

Aku menelan air liur.

" ermm. Nak air?saya buatkan " aku menolak imran dan membuka sekali lagi pintu namun dia cepat² menutup pintu bilik itu.

Aku mendukungku ke katil.

" pandai ea nak lari " ujarnya mendekatkan mukanya denganku.

Dia mencium bibirku lama. Aku terbuai. Tiba² ingatanku beralih kepada lelaki durjana itu. Aku segera menolak imran.

Aku pergi ke penjuru katil. Aku menutup mukaku.

" taknak... " ujarku dalam tangisan. Imran terkejut melihat sikapku begitu.

" sayang.... " ujarnya lembut. Aku menolaknya.

" tolong! " jeritku. Dia menekup mulutku.

" sayang. Ini saya, Imran. Ur husband. Ure safe sayang. No one can disturb you. Im promise " aku memeluknya erat. Sorry hubby, sayang belum bersedia. Sayang tak dapat lupakan peristiwa itu.

" takpe. Jom tidur " imran mendukungku ke katil lalu menyelimuti aku. Dia memelukku dari belakang. Aku memusingkan badan ku arahnya dan memeluknya erat. Dia mencium dahiku lembut.

****

Aku bangun dari tidurku dan melihat imran masih lena tidur. Aku rasa bersalah sebab tidak dapat menunaikan tanggungjawab ku sebagai isteri. Suami aku sangat memahami aku.

" sorry " ujarku lalu mengusap pipi imran. Dia memelukku erat.

" maaf diterima " ujarnya.

Aku mengukir senyuman

****

" harini ada ceramah dari ustaz kazim elias lahh. Nak pergi tak sayang? " ujarnya.

" nak nak. Ustaz fav tu " ujarku

Setelah bersiap, kami pergi ke masjid. Selesai saja solat maghrib dan Isyak, ustaz kazim elias memberi ceramah mengenai tanggunjawab isteri dan tanggungjawab suami.

My Husband, My Crush ?Where stories live. Discover now