Sinar matahari pagi menembus kaca jendela dan mengenai chanyeol sehingga membuatnya terbangun.Mata chanyeol melihat jam weker di meja tepat di samping ranjang ternyata sudah jam enam pagi. Jam yang sebenarnya agak telat bagi chanyeol karena biasanya dia akan terbangun satu jam lebih awal.
Chanyeol mengucek matanya dan kemudian dia meregangkan tubuhnya, dan saat itu tiba-tiba saja tangan kanannya seperti menyentuh sesuatu. Sesuatu yang chanyeol sentuh ternyata wajah yifan, suami tampannya.
Chanyeol merasa khawatir jika gerakannya bisa membangunkan yifan tetapi ternyata yifan tetap tampak tenang tertidur begitu pulas. Wajar saja kemarin yifan baru pulang sekitar jam setengah satu pagi karena harus menyelesaikan pekerjaannya.
Chanyeol mengelus wajah yifan dengan lembut. Tidak terasa sudah lebih dari tiga setengah tahun mereka berkencan, akhirnya yifan melamarnya. Padahal chanyeol sempat ragu terhadap yifan karena semua teman-temannya sudah menikah sedangkan dia belum juga di lamar oleh yifan.
Chanyeol mencium kening yifan dan kemudian mengambil pakaian santai untuk ganti setelah mandi. Ketika chanyeol keluar kamar, suasana masih sepi.
Dia berpikir mungkin si kembar yaitu keponakan yifan, jongdae dan jongin masih tidur. Biasanya mereka sering bangun pagi. Karena mereka sedang dalam masa liburan sekolah, jadi chanyeol membiarkan mereka tidur lebih lama.
Chanyeol masuk ke kamar mandi dan mandi secepat mungkin. Setelah selesai mandi chanyeol langsung menuju dapur untuk membuat sarapan.
Saat sedang menata semua sarapan yang sudah dia masak di meja makan, chanyeol mendengar langkah kaki yang sangat berisik sedang menuruni tangga. Chanyeol sudah menduga kalau itu adalah suara langkah kaki si kembar, dalam hati dia berdoa semoga yifan tidak terbangun gara-gara mereka.
"Pagi, uncle..." sapa si kembar bersamaan.
"Pagi juga, anak-anak ! Mari sarapan..." ucap chanyeol.
Chanyeol membiarkan mereka berdua melahap habis sarapan mereka dan naik ke lantai atas untuk membangunkan yifan yang masih tidur.
Saat ini jam sudah menunjukan angka setengah tujuh, biasanya yifan sudah sarapan dan bersiap-siap pergi ke kantor. Tumben sekali yifan belum bangun biasanya yifan akan terbangun sendiri walau tanpa alarm.
Ketika chanyeol membuka pintu kamar, dia terkejut karena yifan sudak tidak ada di ranjang. Chanyeol menutup kembali pintu kamar dan berjalan menuju kamar sebelah saat mendengar suara dari dalam. Chanyeolpun memeriksanya dan menemukan yifan sedang menggendong seorang bayi.
"Hyung...?" Panggil chanyeol.
"Hm, ooh maaf ! Tadi dia menangis jadi aku langsung kemari dan menggendongnya"
Chanyeol tersenyum dan kemudian berjalan mendekati yifan. " kau pasti merindukannya...!" Ucap chanyeol.
"Tentu saja. Aku pulang malam setiap hari, aku jarang menghabiskan waktu dengannya !"
Chanyeol hanya tertawa mendengar kata-kata yifan. Ya, bayi yang di gendong yifan adalah bayi mereka. Sehun, Wu Sehun nama bayi mereka. Mereka sungguh beruntung, karena setelah dua bulan mereka menikah chanyeol langsung hamil dan lahirlah sehun untuk melengkapi keluarga mereka.
"Chanyeol...!"
"Hm~"
"Aku masih tidak percaya"
"Tidak percaya apa ?"
"Tidak percaya bahwa kini kita sudah menikah bahkan aku telah mempunyai anak darimu..." kata yifan.
Yifan membelai kepala sehun dengan pelan. Kini yifan selalu semangat bekerja dan lebih semangat dua kali lipat saat pulang karena istri tercinta serta putra tampannya.
"Hyung sudah mandi ?" Tanya chanyeol.
"Sudah !" Jawab yifan singkat.
"Kalau begitu hyung sarapan saja dulu bersama si kembar. Biar aku yang gendong, kau harus bersiap-siap bekerja kan ?"
"Tidak, aku akan tetap menggendongnya dan menyuapi sehunie...!"
"Baiklah~"
Yifan dan chanyeol keluar dari kamar dan menuruni tangga bersamaan. Sehun menatap wajah yifan dan chanyeol bergantian lalu menjulurkan kedua tangannya ke arah chanyeol. Yifan yang mengerti langsung menyerahkan sehun pada chanyeol untuk di gendong.
"Maaf pasti hyung kerepotan sarapan sekaligus menyuapi sehunie secara bersamaan...!" Ucap chanyeol.
"Kenapa meminta maaf ? Aku kan suamimu dan ayah anak ini. Aku justru senang bisa menyuapinya sekaligus membantumu."
Chanyeol menatap wajah suaminya. Dia masih tidak percaya kalau yifan sudah banyak berubah. Yifan sudah tidak kaku dan berwajah datar yang pelit senyum lagi.
Sarapan pagi begitu ceria seperti biasa. Walau sedang libur sekolah si kembar jongdae dan jongin tetap tidak kehabisan cerita.
Yifan terus menyantap sarapannya sambil menyuapi sehun serta obrolan si kembar yang tidak ada habisnya. Sementara chanyeol ikut bergabung sarapan sesekali menyeka mulut sehun yang belepotan.
Selesai sarapan, yifan bergegas kembali ke kamar untuk berganti pakaian kantor. Chanyeol yang melihat yifan sudah bersiap pergi lantas mendekati yifan.
"Boleh aku menggendongnya ?" Tanya yifan.
"Bukankah hyung sudah terlambat ?"
"Biarkan saja, aku masih ingin menggendongnya."
"Baiklah...!"
Chanyeolpun menyerahkan sehun pada yifan.
"Sehunie, daddy pergi bekerja dulu. Nanti malam kita bermain lagi, ya...?"
Tiba-tiba sehun tertawa. Mulutnya yang kecil memperlihatkan empat buah gigi yang baru tumbuh. Yifan langsung mencium kening sehun dan menyerahkannya kembali pada chanyeol.
"Aku pergi dulu !" Ucap yifan setelah mencium bibir chanyeol.