Mulai Berteman

22 2 1
                                    

Pagi ini cukup cerah, cuacanya pas untuk pelajaran olahraga. Pelajaran yang bisa dibilang menyenangkan, karena kita seperti refreshing dari pelajaran-pelajaran yang menguras pikiran.

Revan sangat antusias dengan pelajaran ini, apalagi saat dia tau kalau materinya adalah bola besar, dan dia sangat berharap yang dipelajari adalah bola basket, permainan sekaligus olahraga kesukaannya.

Setelah bel sekolah berbunyi, tidak lama pak Amran, guru olahraga, memasuki kelas, tidak pakai basa-basi lagi, pak Amran langsung meminta agar murid-muridnya segera mengganti seragamnya menggunakan pakaian olahraga.
Selesai mengganti pakaian, Revan dan teman-teman kelasnya bergegas kelapangan sekolah, yang disana sudah ada pak Amran yang menunggu mereka.

Barisan sudah rapi, dan pemanasan pun dilakukan.

"Baik anak-anak, seperti dalam materi, pelajaran kita adalah tentang bola besar, dan 3 minggu lagi, dibulan ini sekolah kita akan mengadakan pertandingan basket, jadi kita akan bermain bola basket, tapi lebih bapak khusus kan untuk yang pria, yang wanita kalian bisa bermain bola volly, dan bapak tetap akan pantau kalian semua. Jadi sekarang yang laki-laki bagi menjadi dua tim, dan sisanya kalian akan bergantian"

Mendengar itu, revan langsung mengambil posisi dengan beberapa temannya, dia tidak mau main belakangan, dia takut ga sempat main karena waktu habis, maknya dia mengambil posisi secara egois. Tapi yang dilakukan Revan bukan hal salah, justru siapa yang deluan masuk kedalam lapangan dia yang akan main.

Dan Revan didorong untuk menjadi kapten di timnya, dengan sedikit keraguan Revan memimpin, dan lawannya bukan orang lemah, justru dia cukup terkenal karena permainan basketnya, Krisna, wakil ketua dari ekskul basket disekolah.

Melihat semua tim sudah siap, pak Amran memasuki lapangan, dan mulai melambungkan bola, dengan cepat Revan mengambil bolanya, dan menguasai permainan. Sekitar 2 menit Revan menguasai permainan dengan sangat baik sehingga berhasil memasukkan bola kedalam ring dan menghasilkan skor 2:0 untuk tim Revan.
Semua terkejut dengan permainannya, dia tidak bermain egois, dia bisa berlaku adil untuk memberi bola ke teman-temannya, dan tembakan yang diberikan Revan kedalam ring itu sangat menakjubkan, membuat sepasang mata kaum hawa kagum dan berteriak histeris, seakan akan, karisma Revan benar benar keluar.

Revan berhasil memasukkan bola kedalam ring lagi. Dan saat itu permainan selesai, dan bergantian dengan teman-temannya yang lain untuk bermain.

Revan duduk dikursi panjang dipinggir lapangan, sambil beristirahat dan menyaksikan permainan teman-temannya yang lain.

Sambil bercucuran keringat, dia seakan akan sangat menikmati permainan teman-temannya didalam lapangan, sehingga tidak menyadari sudah ada pak Amran disampingnya.

"Sepertinta kamu sangat menyukai permainan ini?" tanya pak Amran mengejutkannya

"Eh bapak, iya pak, Dari saya kecil saya sudah bermain basket dengan ayah saya, dan sampai sekarang basket adalah permainan dan olahraga kesukaan saya pak" jawab Revan sambil cengengesan.

"Kamu murid baru? Saya baru melihatmu"

"Iya pak, nama saya Revan"

"Oh, melihat permainamu tadi itu sangat baik, kamu punya strategi yang tidak bisa ditebak, membuat pemain basket terbaik sekolah kita ini tidak bisa mengejar skormu. Kalau kamu bersedia, sabtu sore jam 3 kamu datang kelapangan ini, kamu akan saya masukkan kedalam ekskul basket disekolah kita. Saya permisi dulu ya" ucap pak Amran sambil menepuk pundak Revan.

Revan senang mendapatkan tawaran itu.
Belum sempat Revan mengucapkan terima kasih, pak Amran sudah pergi meninggalkannya

"Yaudah deh, sabtu sore nanti gue akan berterima kasih padanya" batin Revan

Couple RTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang