Cahaya matahari memaksa masuk kedalam celah-celah jendela memancarkan sinarnya. Seorang gadis muda dengan selimut tebalnya menggeliat kecil merasa terganggu lantaran cahaya yang mengenai wajahnya. Riska berdeham kecil dengan tangan yang sibuk mengucek matanya.
"Jam berapa sih sekarang?" guman nya melihat kearah jam helloKitty yang berada diatas nakas, Riska mengerikan bahunya acuh.
"Masih jam 6, tidur lagi ah." Ia kembali menutup matanya. Tak selang kana, ia kembali membuka matanya melotot teringat bahwa ini hari pertama ia masuk sekolah sebagai siswi pindahan pada tahun kedua.
"Yaampun, sekolah! "
✧✧✧
Ia menuruni tangga perlahan dengan pandangan menuju pada jam yang melingkar pada pergelangan tangan nya. Ia menenteng tas berjalan kearah meja makan dengan pakaian yang sudah rapih dan lengkap.
"Morning bun." Sapa Riska menarik kursi tempat yang akan didudukinya.
"Morning juga sayang. "ucap wanita tua, tak lain bunda Riska yang sering ia sebut bunsal, Bunda salsa.
"Yaelah, Always. Lu mah licik ah, masa morning-nya cuma ke bunda doang sih? ke abang kaga pernah! " Usil Rizkan, sang kaka kandung dari Riska.
"Gausah lebay bang. " balas Riska acuh sembari sibuk mengunyah roti yang telah disiapkan bunda.
"Dih, tau ah gak akan gua anterin! " ucap Rizkan merajuk.
"Ga ada yang minta anterin juga, toh ada ayah. " Ucap Riska terlalu malas meladeni sikap tengil Rizkan.
Riska memutar kepalanya lalu tersenyum manis menatap sang ayah. "Morning yah. "
Marron membalas senyum manis sang anak sembari menggerogoh sesuatu dari saku celananya. "Morning sayang, apa kamu tidak telat jam segini baru sarapan? " Tanyanya lembut dengan tangan mengulhr memberikan blackcard miliknya.
Riska menggeleng, ia mengambil kartu tersebut dengan alis tertaut bingung. "Riska pegang yah?" yang dibalas anggukan singkat dari sang ayah.
Rizkan mendelikan matanya "Di manja terus tuh anak bungsunya, yang ini mah boro-boro. " Ketus Rizkan menatap bunda sudah biasa menghadapi sikap kedua anaknya yang berbanding terbalik.
"Yeu, Apaan sih bang! lu kan udah penghasilan sendiri, gua belum. Udah ah mau berangkat."
"Riska berangkat dulu ya bun, yah. " Ucap Riska tak menghiraukan Rizkan yang masih mengomel tidak jelas.
"Loh ga jadi diantarkan, sayang?" Tanya marron.
"Gak usah yah, Riska naik mobil pak Heri aja. "
Pak Heri merupakan supir pribadi dan asisten dari Marron, Bahkan dirinya sudah menganggap Pak Heri bagian dari keluarganya sendiri.
Gadis muda itu bernama Riska Clarissa Nexion. Riska berasal dari keluarga kaya raya. Perusahaan ayahnya berkembang pesat di salah-satu negara Asia. "Nexion" adalah nama belakang keluarga Riska.
Marron memiliki dua anak, Rizkan dan Riska. Sifat keduanya berbanding terbalik dengan Riska yang memiliki sifat acuh dan dingin, sedangkan Rizkan yang aktif dan lebay. Meskipun begitu, Riska memiliki hati yang teramat sangat baik, dirinya lah yang paling lemah terhadap suatu hal menyangkut perasaan. Penampilan Riska yang biasa saja tetapi mempunyai ketertarikan sendiri membuatnya banyak di incar para lelaki seumuran maupun lebih tua darinya.
♬♩♪♩ ♩♪♩♬
Pintu gerbang tertutup rapat. Riska berjalan menenteng tas birunya dengan santai tanpa takut saat matanya berpaspasan dengan lelaki yang memakai setelan rapih.
![](https://img.wattpad.com/cover/192147403-288-k936233.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
She Is Only For Me ✓ [REVISI]
RomanceMost wanted SMA Holiday yang mempunyai sifat tengil, kepedean dan mesum menyukai wanita dingin bak es yang baru saja pindah kesekolah tersebut. "Ganteng gini percuma kalau ga sama kamu~" -Regan. "Dasar ganjen. " -Riska. Keduanya terikat perjodoh...