six

50 22 3
                                    


Enjoy this part.


Dan tatapan menusuk dari tampan berdarah dingin..... yaitu orang di sebelahku.

"Apa! Apa aku salah?
seharusnya itu menjadi jawaban paling pintar yang pernah kuberikan, Sembari melihat ke kenzo.

"Rapat selesai" kenzo yang ada di sebelahku langsung mengakhiri rapat dan bangkit berdiri meninggalkan ruangan.  Aku Mengikutinya keluar dari ruang rapat, saat klein sudah keluar dan kami ingin menunju lift dia langsung berbalik sinis menatapku.

"Apa kau puas membuatku malu?" Tanyanya dengan geram dan menatapku seakan bola matanya itu ingin keluar.

"Membuat dia malu? Sejak kapan aku membuat ya malu?! Harusnya anda berterima kasih pada saya karna saya berhasil menjawab?" Tanyaku balik dengan tatapan tak bersalah.

"Oh yaampun........ kau ini tolol, idiot atau apasih. Robert lincous adalah perusahan terbesar di jepang bukanya departemen yang melelang perusahaan! Dia berteriak kesal dan geram sekan aku ini ingin di makanya.

Oh sialan jadi sebenarnya aku salah mengatakan ku pikir yang ia maksud  itu pelelangan perusahaan.
 
"Yah tapi bukan salahku juga, aku kan sudah menjawab yang aku tau, harus ya mereka memakai namaya dalam bahasa mereka bukan bahasa lain?!

"Lupakan!" Dia langsung berbalik masuk ke lift aku langsung berlari membuntutinya dengan berjalan cepat berusaha menjejarkan kaki ku dengan kakinya kenzo.

Lagi lagi kami berdua di dalam lift hanya berdiam. Hem.... apakah dia benar benar marah padaku! Seharusnya aku yang marah padanya, aku masih menatap kenzo di dalam lift. Sepertinya dia benar benar marah kepadaku, apakah aku harus meminta maaf?

"Pak saya benar benar minta maaf!" Aku merekatkan tangan dan menatap kenzo.

Dia hanya diam dan
"Ok saya maaf in kamu tapi ada satu syarat! Ia senyum yg membuat ku ada yg berbeda, apakah ia akan mengerjai ku sekarang.

Syarat! Ah... entahlah mau syarat apa aku gk peduli.

"Aku mau ya kamu membantuku" la melirik ke arahku seakan aku benar benar harus menurutinya.
Aku hanya mengangguk buktinya aku setuju untuk membantu ya.

"TING!!" Pintu lift berbunyi

Aku sampe di ruangan kenzo. Dia langsung duduk dan membuka kertas dokumen yang terbilang hampir menutupi meja kerjanya. Sedangkan aku hanya mematung dan menatap kenzo yang sedang duduk melihat dokumen yg ditanganya

"Pak saya duduk dimana?" Tanyaku

Kenzo tetap tidak menggubris ia hanya sibuk dengan dokumen ya dan menyusun dokumen tersebut, sepertinya la menyuruhku untuk mengisi semua dokumen ini.

"Disana" dia menunjukan sebuah meja hitam yang elegan, tidak jauh dari mejanya.

"Dan satu lagi, ni aku sudah membagikan dokumen ya dan kamu ambil yang di sebelah sini!"

ternyata feeling ku benar.
Dia benar benar gila aku harus mengerjakan semua dokumen ini dua kali lipat ketimbang dokumen dia. Aku hanya bisa mengerutkan dahiku dan melihat dokumen yang benar benar jika aku ambil akan menutupi wajahku ini!

"Kenapa!? Kan katanya kamu mau bantu saya dan kamu bilang  entahlah, jadi ni ambil dan kerjakan sekarang!"

Kenapa aku sebodoh ini! Yang benar saja!l apa ia ingin membuatku mati dengan semua dokumen ini! ya ampun... kenapa aku harus menyelesaikan semua ini! Sekarang aku rasa nya ingin marah dan mencabik cabik rambutnya itu aku menggenggam tangan ku seakan ingin meremasya.

Hari ini benar benar sial bagiku dan akhirnya aku berjalan ke arah meja asisten dengan menghentak hentakan kakiku sembari mengangkat semua dokumen itu. Dan menghempaskan badan ku di kursi yang empuk tersebut.

*~~**~~**~~*
Disaat aku sedang sibuk menanggani dokumen di atas meja, tiba tiba ada seorang yang mengetuk pintu ruangan kenzo. Aku jelas saja tidak menghiraukan dan melanjutkan semua dokumen ini.
Namun apa daya kenzo menatapku sinis seolah mengatakan "Buka pintunya" Dengan sedikit kesal dan malas, aku bangkit berdiri dari kursi dan menunju untuk membuka pintu itu.

Yang benar saja aku membuka pintu tersebut sembari memutar bola mataku, aku tidak percaya dibalik pintu tersebut berdiri sosok seseorang yang membuatku berdiri mematung di depan pintu.

"Benarkah itu dia? Apakah aku bermimpi?"

Sosok yang berdiri di balik pintu, ialah seseorang wanita cantik, tinggi dan ia adalah model ternama di salah satu fashion di jerman. Aku masih memandangi dia,tanpa menyuruhnya masuk. Ia melambai lambaikan tangan ya di wajahku yang membuatku tersentak dan menyuruhnya masuk. "Ah...... maaf ... maaf silahkan masuk" ia senyum kepadaku dan langsung masuk, ia wanita sempurna, bahkan ketika aku melihat dari belakang.

** pov kenzo**

"Hello dear! Bagaimana kabarmu, aku sudah lama ya tidak pernah kesini, aku merindukanmu, apakah kau merindukanku?"
Wanita tersebut berdiri di samping kenzo dan membelai belai pria tersebut, aku melihat dari tingkahnya kenzo merasa risih kepada wanita itu.

"KELUAR! Keluar dari sini aku tidak mau melihat mu" kenzo menghempaskan tangan wanita tersebut dari wajah ya.

"Kenapa" tanyanya kepada kenzo

"Kau masih bilang "kenapa"? Aku sudah tau tingkahmu selama di jerman, kau bermain dengan pria lain di belakangku bukan! Kau tidak tau dengan keadaan ku, aku selalu menunggu mu, mengirimu pesan, haa..... ck ck ck  apa balasan dariku? Benar kata orang aku pria bodoh, bodoh karna memiliki wanita murahan seperti dirimu".

"PLAK..." seketika tangan wanita tersebut menampar kenzo sangat keras hingga wajah kenzo memerah dan bibirnya sedikit mengeluarkan darah. Wanita tersebut meninggalkan kenzo tanpa sepatah katapun, dan menatapku sangat tajam, aku hanya bisa terdiam dan menatapnya sekilas hingga dia meninggalkan ruangan.

"Ahgg......." Kenzo menghantamkan tanganya ke meja, yang membuat tangan ya lebam la mencampakkan semua berkas hingga berkas tersebut jatuh berantakan di lantai.

Seketika aku terdiam, tercengang memperhatikan kenzo yang kesal, marah, bahkan ia tidak memperdulikan dirinya sendiri.
Aku masih memperhatikan dia, la bukanlah pria yang aku kenal dulu sosoknya sinis, angkuh, jutek bahkan arogan tetapi di antara sifat yang ia miliki, ia adalah sosok pria yang mudah rapuh.

"Apa yang terjadi pada diriku, kenapa aku seketika ingin memeluk dia dan menenangkanya"

"Pak.... apakah bapak baik baik saja?" Aku menanyakan kata spontan dan seakan aku merasa apa yang terjadi padanya.

Ia menatapku sangat erat bahkan ia bisa tersenyum padaku walaupun wanita yang ia cintai selama 6 tahun yg selalu menemaninya dalam hidupnya telah bermain dibelakangya.

"Pak tunggulah disini!" Aku berlari untuk mengambil perban dan antiseptik untuk menghilangkan lebam di tangganya. Dan aku membawanya ke dalam ruangan aku membantu mengangkat kenzo dan membawanya duduk di sofa, aku sibuk dengan memberikan. Antiseptik pada tangannya yang lebam, tanpa tau kenzo memperhatikanku, aku menatapnya balik la langsung membuang pandangannya dan mengarahkan ke arah lain. 

Yuhhuuu..... wah baru update sekarang ni maap ya baru up karna ada keperluan penting jadi gk sempat deh buat update... hehehe insyaallah nanti saya akan UP setiap hari minggu jadi bersabarlah.

Matteo kenzo parviz 29 juni

Day With Boss Kenzo.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang