"Happy birthday to you...
Happy birthday to you...
Happy birthday,happy birthday,happy birthday to you..."Suara riuhan tepuk tangan yang saling bersahutan dengan wajah gembira memenuhi persyaratan dari diadakannya pesta ini. Syarat pesta ini memang tertera dikartu undangan,yang menjelaskan bahwa "setiap orang harus berpura pura bahagia,demi kelancaran acara" .
Terlihat konyol,sepertinya memang tidak pernah ada yang menambahkan kalimat seperti itu di sebuah kartu undangan. Semua itu berasal dari ide seorang gadis cantik,yang saat ini tentunya sedang berulang tahun. Semua ini adalah rencana yang sudah dirancangnya sejak 2 tahun yang lalu,dengan mengumpulkan sedikit demi sedikit uang untuk mewujudkan pesta ini. Terdengar konyol bagi pewaris perusahaan kosmetik terbesar di indonesia,bahkan bukan hanya di indonesia tapi di dunia.
"Clarissa Navrigel selamat ulang tahun ya sayang"wanita paruh baya,seorang yang membesarkannya,merawatnya dengan sabar,menghampiri gadis yang menjadi ratu hari ini.
"makasih mah,Nava sayang mamah"wanita paruh baya itu dihadiahi sebuah kecupan dikedua pipinya.
"Tetap rendah diri ya sayang,ingat mama selalu ada di belakangmu. Jangan sungkan-sungkan untuk menghubungi mamah apapun yang kamu inginkan,jangan seperti ini!"terdengar marah,namun diakhiri dengan senyuman hangat seorang ibu kepada anaknya.
"Siap,maafin nava mah"gadis itu meringis,ia tahu bahwa akhirnya akan seperti ini.
"kamu sudah besar ya,mama suka anak mama mandiri"wanita paruh baya itu terlihat menghapus buliran yang lolos di ujung matanya. Membuat nava tersenyum hangat,lalu menatap ke sekelilingnya,mereka melupakan bahwa disekita mereka masih terdapat banyak tamu.
"Ah jadi lupa,maaf semuanya saya terbawa suasana. Terimakasih kepada semua tamu sudah bersedia hadir di acara yang sangat berarti bagi saya ini. Silahkan dinikamati hidangan yang saya sudah sediakan"
Terdengar suara riuhan,para tamu berpencar untuk mencari makanan ataupun kesibukan lainnya. Nava kembali menatap sang mama,tersenyum hangat. Rasanya ia sangat tidak rela melihat sedikit demi sedikit kerutan yang muncul di wajah wanita itu.
"mama jangan tua dulu,besok besok lebih sering maskerannya. Kerutannya udah jelas banget ini"gadis itu mengusap pelan wajah ibunya.
"permisi,maaf nyonya anda sudah harus kembali ke Singapore"
"ih pak andre,kok buru buru banget sih. Kan nava baru ketemu mama setelah 2 bulan nggak ketemu"
"lagian kalian kenapa sih nggak pake pesawat pribadi aja kesininya,jadi kan bisa balik ke Singapore dengan bebas mau kapan aja"
Gadis itu memberenggut kepada 2 orang yang berada di hadapannya.
"lihatlah ndre,dia sudah 17 tahun namun masih kanak-kanak"ucap Sarah ,ibunda Nava kepada pengawal pribadinya.
"iya nyonya,dia tidak seperti remaja yang berusia 17 tahun"mereka berdua tergelak,sembari memandang ke arah nava. Itulah yang membuat nava berkali kali lipat kesal.
"jangan dulu pergi mah,please"nava akhirnya mengeluarkan jurus andalannya,yaitu memasang muka merajuknya.
"tapi non-"
Sebelum andre melanjutkan perkataannya,sarah mengangkat tangannya seolah berkata diam kepada pengawalnya itu.
"oke oke,mama tidak mau merusak suasana harimu hanya dengan mama kembali ke Singapore sekarang. Jadi mama sudah memutuskan untuk pulang lusa"
Nava yang awalnya menyilangkan tangannya di depan dada dengan sorot mata yang kesal berubah menjadi berbinar menatap mamanya. Seolah inilah hadiah yang paling ia tunggu,dari semua hadiah yang diberikan tamu pada malam ini.