"Mangkanya jangan sok-sok an nggak makan nasi. Jadi gini kan jadinya"
"gue kan udah makan ayam,jadi nggak makan nasi ya seharusnya nggak apa apa lah"
"lo kalau dibilangin malah ngebantah ya,dengerin kata orang makanya"
Kekesalan keyla menjadi-jadi setelah mendapati nava terbaring lemah di kamar hotelnya. Beberapa menit yang lalu dokter telah memeriksa keadaan nava. Untungnya nava tidak mengalami sakit yang serius.
"Belain nava kek mah"nava mencebikkan bibirnya.
"Nggak ada,kamu udah melakukan kesalahan. Jadi kamu pantas mendapatkan omelan dari keyla"sarah menyilangkan kedua lengannya di dada sembari menatap sang putri.
"Lo belain gue kek"
Nava beralih kepada Al,lelaki itu sedang menatap dingin kepadanya dengan gaya kedua lengannya dimasukkan ke dalam saku celananya.
"Ah iya,mama harus berangkat hari ini. Karena banyak kerjaan yang belum terselesaikan. Maafkan mama"
"Yahhh,padahal nava pengen jalan jalan ke mall bareng mama. Tapi kalau mama sibuk nggak papa deh,hati hati mah"nava berusaha tersenyum.
"maafin mama"
"It's oke"
"yaudah mama berangkat ya,hati hati sayang"sarah membelai kepada putrinya dan mengecupnya sebentar.
Sarah pun pamit kepada Al dan keyla. Sekali lagi,ia menitipkan nava kepada mereka berdua. Setelah sarah berlalu dari kamar hotel,tersisa mereka lah bertiga.
"Udah kek,jangan natap gue kayak gitu. Gue tau letak kesalahan gue dimana"keluh nava.
"Gue juga salah karena nggak suruh Lo habisin nasi malam itu"keyla perlahan duduk dibagian samping kasur. Menatap nava dengan bersalah.
"Kalian berdua salah"ucap Al,membuat mereka berdua semakin terpuruk pada kesalahan mereka.
"Iya kita tau kita salah,udah sih jangan diomelin terus"kesal nava. Semakin lama bukan semakin membuat gadis itu bersalah,namun berganti dengan kesal.
"Jangan telat makan lagi,jangan lupa minum obatnya,istirahat yang cukup. Kalau butuh apa apa kasih tau gue. Kamar gue sebelah kamar ini"
Al beranjak meninggalkan mereka berdua dengan tatapan bingung.
"Itu beneran Al nav?"tanya keyla. Nava mengangguk mantap,lalu menatap keyla.
"Itu tunangan gue kan key?"
Keyla menganggukkan kepalanya,membuat nava menganggukkan kepalanya berkali-kali.
"Sejak kapan tunangan gue se-cerewet ini tentang gue?"
__
Bel sekolah sudah berbunyi sedari tadi,menandakan semua murid harus segera masuk ke kelas masing-masing. Namun tidak untuk Al. Lekaki itu setelah memakirkan motor kesayangannya,berlalu ke kantin tujuan utamanya yaitu bertemu dengan teman-temannya. Ah ralat,sahabatnya.
"Hey bro,muka lo kusut amat bos"seru lelaki berkacamatan kotak dengan kadar kegantengannya yang tingkat dewa. Yaitu Putra. Nama yang singkat,tidak ada kepanjangan dari nama itu. Seolah orang tua putra sudah memprediksi bahwa setelah anaknya dewasa akan menjadi seorang lelaki pelupa.
Al yang disapa oleh putra hanya menatapnya datar. Menghela nafasnya kasar setelah menempatkan dirinya diantara kedua sahabatnya.
Ah ya,satu lagi Doni Sanjaya ,lelaki dengan milyaran kekayaan yang dimilikinya. Walaupun usianya masih sangat muda untuk mengurus sebuah perusahaan,namun itu tidak menghalangi jalannya untuk menggapai cita-cita doni sejak kecil. Ah,lelaki muda itu sangatlah pekerja keras. Jangan lupakan juga soal ketampanan seorang Doni.