Cerita ini dibuat saat event Birthday Sasusaku Next Generation^^
Jangan lupa vote dan comment, yaa 😄
Enjoy it!
Disclaimer :
Naruto belong to Masashi Kishimoto
Alternative Universe romance story of Sasusaku
🌸🌸🌸
Sudah sepuluh menit aku duduk di sini, tapi bibir ini masih mengulas senyum sejak pertama kali memasuki tempat kencan yang dia katakan beberapa jam lalu. Sungguh, untuk seorang Uchiha Sasuke yang terlewat dingin dan kaku, ini sangat hangat dan manis!
Ruangan temaram dengan lilin di beberapa sudut, taburan kelopak mawar merah di lantai marmer, sebuah meja kecil dan kursi untuk dua orang, semerbak harum menguar dari lilin dan bunga pun ikut meramaikan.
Bolehkah ini dikategorikan sebagai keajaiban dunia?
Aku tahu betul bagaimana sifatnya mengingat hubungan kami sudah memasuki tahun keempat. Namun, ini adalah pertama kalinya dia melakukan hal yang menurutnya tidak penting seperti ini. Jangan-jangan ...
Drtt!
Pikiranku buyar saat ponsel di genggaman bergetar. Satu pesan masuk darinya.
Kau suka?
Senyumku kian merekah. Dengan cepat, jariku menari di atas layar ponsel.
Suka. Sangat saaangat suka!
Aku masih punya yang lain. Tunggu saja.
Tak lama kemudian, suara piano yang mengalun indah kini terdengar. Ah ... ini kencan yang sangat manis dan romantis, seperti yang diidam-idamkan setiap gadis.
Mataku terpejam, membiarkan diri ikut terbuai dalam alunan.
Aku jatuh cinta pada pria itu. Lagi, lagi, dan lagi. Entah sudah berapa kali dia mengecewakanku, tapi dia selalu punya cara jitu untuk membuatku kembali jatuh hati. Jatuh semakin dalam setiap hari.
"Kau menyebalkan, Sasuke-kun!" Aku memaki dengan senyuman.
"Benarkah?"
Senyumku pudar saat suara seseorang yang sangat tidak asing terdengar, mataku terbuka perlahan.
"Sejak kapan kau di situ, Sasuke-kun?" tanyaku menatap iris kelamnya.
Dia tersenyum simpul. "Beberapa detik lalu."
"Oh ...."
Setelahnya, tidak ada percakapan lagi diantara kami. Hanya debaran hebat di dalam dadaku dan suara piano yang mengisi hening di dalam ruangan ini. Aku bergerak tak nyaman, terlebih lagi kini Sasuke-kun terus menatapku tanpa bicara.
Ya Tuhan ... sebenarnya apa yang dia rencanakan? Kenapa dia hanya menatap terus-terusan tanpa ada bahan pembicaraan? Apa dia ada tabiat lain di balik kencan yang dia katakan? Misalnya ... sebuah lamaran?
Kyaa! Memikirkan itu membuatku malu sekaligus terharu. Aku tidak tahu harus bagaimana bersikap.
Suara piano berhenti, semakin mendukung suasana diantara kami.
"Sakura ...," ucap Sasuke pelan, memecah keheningan.
"Hmm?"
Dia meraih telapak tanganku, kemudian meremasnya pelan. "Menikahlah denganku!"
Darahku berdesir. Tubuhku terpaku dengan debar hangat di dada yang kian menggila. Apa ini mimpi? Sepertinya aku butuh tamparan.
Plak!
Mataku terpejam saat rasa panas dan perih terasa di pipi. Ini nyata!
Plak!
Tamparan kembali mendarat di pipi. Ini benar-benar bukan mimpi. Mataku terbuka akan menyanggupi permintaanya. Dengan lantang aku mengatakan, "Ya, aku akan menikah denganmu!"
Plak!
Argh! Ini sakit sekali!
"Siapa yang mengajakmu menikah, hah? Dari pada memikirkan pernikahan, lebih baik kau bangun dan mandi. Urus dirimu sendiri, Jidat!" ucap seseorang. Tak lama kemudian, suara pintu yang tertutup terdengar kencang.
Aku berkedip beberapa kali saat ada sinar menelusup ke dalam mata. Ini ... kamar Ino? Kenapa aku ada di sini? Bukankah tadi ...? Astaga, aku lupa! Semalam aku menginap di apartemen Ino, kemudian tidur setelah membaca pesan dari Sasuke-kun yang menyuruhku datang ke apartemennya hari ini pukul sembilan pagi!
Jadi ... yang tadi itu mimpi? Ck, menyeb-- tunggu dulu, jam berapa sekarang?
Mataku berpendar mencari ponsel. Setelah dapat, seketika aku membelalak ketika layar ponsel menunjuk angka delapan.
"Jam delapan?!" Argh! tidak ada waktu banyak!
. . .
Napasku tersengal, keringat mengalir di dahi yang lebar. Kini, aku sudah sampai di apartemen Sasuke-kun. Astaga ... bagaimana jika Sasuke-kun marah? Ini sudah terlambat setengah jam!
Takut-takut, pintu apartemen diketuk. Tidak ada sahutan, apa dia marah? Atau mungkin ... dia tidak mendengar?
Lagi, pintu diketuk lebih keras. Masih tidak ada jawaban.
Brak-brak!
Seketika, tenaga monsterku keluar. Aku menggebrak pintu dengan kasar. Kesal! Di mana Sasuke-kun? Lalu, ponselku bergetar ada pesan darinya.
Sebentar, aku sedang bersiap :*
Aku tersenyum membaca pesan darinya. Mungkin sedang merapihkan kemeja hitam seperti yang dia kenakan di mimpi semalam.
Aku tunggu :)
Sambil menunggu, kurapihkan tampilan yang sedikit berantakan dengan tisu dan bedak yang ada di dalam tas. Mengibas dress merah muda selutut yang kupakai. Barangkali ada debu yang menempel.
Tak lama kemudian, pintu terbuka. Menampilkan sosoknya yang memakai kaos putih polos dan celana bahan selutut. Loh?
"Kenapa kau berdandan, Sakura?" tanyanya dengan alis mengernyit. Mimiknya terlihat kebingungan. Hey, harusnya aku yang bingung. Bukankah kita akan pergi kencan? Lalu, kenapa dia terlihat begitu santai?
"Kau lupa? Aku hanya menyuruhmu datang kemari, bukan untuk kencan."
Aku buru-buru melihat pesannya semalam, dan dia benar.
"Hehehe ...." Aku menggaruk kepala yang tidak gatal. Iish, malu sekali!
Tarikan lembut terasa di tangan kanan. Lalu, tubuhku sudah berada dalam dekapan. Aku dapat merasakan suhu hangat dari tubuhnya, pun aroma maskulin yang menyeruak darinya. Nyaman sekali ....
"Apa kau terlambat gara-gara berdandan?" aku mengangguk pelan dalam dekapan, "kau sudah cantik tanpa riasan. Tidak perlu melakukan sesuatu yang merepotkan. Aku hanya ingin menghabiskan waktu berdua denganmu," ucapnya pelan.
Rasa hangat menjalar ke seluruh tubuh saat dia mengecup pelan keningku. Tuhan, kenapa pria ini sangat luar biasa?
"Kencan di apartemenku saja. Aku lapar, masakkan sesuatu untukku! Tidak keberatan, kan?"
Aku mengangguk semangat.
"Bagus. Setelah ini, kita ke rumahmu. Aku akan melamarmu."
"...."
NANI?!
Cirebon, 29 Juni 2019
Semoga sukaaaa >,<
Sekali lagi, jangan lupa VoMent-nya! Share juga gpp, kok. 😗
Kritik dan saran dinanti selalu
KAMU SEDANG MEMBACA
Kencan Impian?
Fanfiction"Kau sudah cantik tanpa riasan. Tidak perlu melakukan sesuatu yang merepotkan. Aku hanya ingin menghabiskan waktu berdua denganmu," ucapnya pelan. Tuhan, kenapa pria ini sangat luar biasa? "Kencan di apartemenku saja. Aku lapar, masakkan sesuatu unt...