1. Anak Rantau

171 11 3
                                    

Oleh: Andin Hairunnisa

Dengan wajah tidak menentu, Ray membenamkan wajahnya di kasur memikirkan tahun barunya yang sangat sepi dan tidak menyenangkan.

Ia memutuskan membuat jus strawberry di dapurnya. Dengan kesal, ia menyesap jus hingga tandas.

Malam tahun baru selalu menyebalkan baginya yang anak merantau dan sama sekali tidak tertarik untuk memiliki doi. Andai saja dunia berpihak padanya kini, pastilah malam tahun baru ini ia tidak merana dan kesepian. Andai, andai, dan hanya pengadaian.

Gegap gempita memenuhi langit. Semarak kembang api yang mewarnai kanvas kelabu diatas langit kota rantauannya.

Ray tertegun ketika keceriaan dan sukacita dirinya hadir dari sekitar.
Walau ia sendiri disana, diruang kamar melihat warna warni langit dibalik jendela kacanya, banyak sekali perhatian yang muncul dari dunia kehidupannya sekarang, mereka menujukkan bahwa sekarang masih ada yg peduli bahwa ia juga membutuhkan hangatnya perhatian.

"Tingg.." bunyi notif dari grup WhatsApp "School of Writer" grup kepenulisan berbasis WA yang ia ikuti dan ia geluti dengan serius.

"Ray Happy New Year, dasar tukang jomblo!"

"Ray selamat tahun baru, segera punya doi ya kasian gue liat elo rantauan tapi sendiri mulu."

"Ray semangat, buruan UP cerita lagi dong, nih tahun baru gua gabut banget kalau ga ada cerita lo."

Dan berbagai chatt lainnya yang ia terima dari grup tersebut, tanpa ia sadari lengkungan senyum manisnya keluar begitu saja, ia pun melihat dunia luar lagi dari sisi jendela kamarnya.

"Bahagia itu sederhana, dan bisa datang kapan saja," ucapnya lalu terhenti sejenak

"Terimakasih kawan, walaupun aku tidak pernah bertemu aku yakin suatu saat kita bertemu akan berbagi suka dan duka cita bersama, kalian adalah orang baik."

Sahabat OnlineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang