[5]

4.3K 692 147
                                    

Plakk

"Kamu gila?! Kenapa malah kesini?"

Satu tamparan keras sukses Jeongin daratkan pada pipi Hyunjin saat namja tampan itu memasuki rumahnya.

"Kamu ini kenapa? Ini rumahku"

Jeongin membuang nafas beratnya, bahkan acara pernikahan baru saja selesai. Seharusnya suaminya itu tak disini.

"Nggak boleh, Joy nungguin kamu!"

"JOY LAGI JOY LAGI! JEONGIN KAMU KETERLALUAN TAU NGGAK!!"

Jeongin terkesiap, setelah bertahun-tahun mengenal dan menikah dengan Hyunjin. Ini kali pertama pria itu membentaknya, Jeongin tau ia keterlaluan dan Hyunjin telah berada dibatas kesadarannya.

"M-maaf.." ujar Jeongin lirih, tak berani berujar lagi bahkan hanya untuk menatap mata suaminya saja ia takut.

"Aku udah nurutin semua permintaan gila kamu, tapi emang kamu rumah aku Jeongin"

"Aku bakal pulang kerumah kemanapun aku pergi, jadi aku bakal balik ke kamu meski kamu emang nyuruh aku menjauh" suara Hyunjin kian memelan, ia tau Jeonginnya menangis.

Perlahan namja tampan itu merengkuh tubuh istrinya, membiarkan Jeongin menangis sekeras mungkin. Karena ia juga tau, Jeongin selalu menyembunyikan air mata itu darinya.

"Maaf udah ngebentak, bunda nyebelin soalnya"

Hyunjin tersenyum gemas, mengecupi kening Jeongin bermaksud agar si manisnya segera berhenti menangis.

.

.

Hyunjin dan Jeongin kini tengah berada di kamar, berbaring dengan posisi saling menghadap. Menatap wajah lawan mereka, entah apa yang ada dipikiran keduanya.

Jeongin memainkan dada bidang suaminya, sementara Hyunjin mengelus pipi berisi itu sesekali menyentuh hidung milik Jeongin.

"Janji ya, besok kamu gantian sama Joy"

"Kalau aku nggak mau? Aww!" Hyunjin mengaduh kesakitan, Jeongin memasang raut wajah sok menyeramkan sembari mencubit kecil bagian perutnya.

"Harus mau, aku gak mau bukain pintu kalo kamu tetep kesini"

"Yaudah aku tidur diluar"

"Ayah!!"

"Aw aww iyaaa, ampun akhhh" Jeongin mencubit perut suaminya tanpa ampun, hingga keduanya berhenti saat mendengar dering ponsel milik Hyunjin diatas nakas.

Namja itu buru-buru mengambil ponselnya dan mendesah malas saat mengerti siapa yang menelfonnya malam-malam begini. Sejak tadi Joy memang menelfonnya berulang kali, tapi kini ganti ibunya yang menelfon. Hyunjin yakin pasti akan mendapat omelan panjang lebar setelah ini.

"Hyunjin!"

"Ada apa lagi ma?"

"Kurang ajar ya kamu ninggalin Joy! Pulang sekarang!"

"Hyunjin bilang Jeongin sakit ma, Hyunjin mau nemenin Jeongin"

"Ck, dia itu cuman pura-pura biar kamu gak pergi. Manja banget sih"

"Apa sih ma, ini kemauan aku sendiri. Udah Hyunjin tutup telfonnya"

"Hyunjin!!"

Brak

Hyunjin melempar ponselnya kesal, kembali ke tempat  tidur bersama Jeongin dan mencium bibir tipis itu sekilas.

"Udah aku bilang mama bakal marah" ujar Jeongin lirih,  Hyunjin membaringkannya dan menutupi setengah badannya dengan selimut.

"Terus aku harus ninggalin kamu sendirian gitu? Setelah kejadian kamu pingsan di kamar mandi tadi?"

"Tapi aku gapap-"

Kalimat Jeongin terhenti saat suaminya itu dengan tiba-tiba melumat bibirnya, lagi.

"Bawel, bisa diem nggak sih. Suruh makan aja susah bilangnya nggak papa"

"Ishh Hyunjin!"

.

.

Gadis itu menghela nafas kecewa, mendengar saat Hyunjin dan ibu mertuanya itu sedang bercekcok di telfon membuatnya  semakin marah.

Harusnya namja tampan itu bersamanya sekarang, menciumnya dan menghabiskan malam panjang mereka bersama.

Tapi nyatanya? Hyunjin menyentuhnya saja tidak. Hanya mencium saat dialtar, itu saja hanya pura-pura didepan tamu undangan.

"Sayang"

Itu Bambam, menghampiri dan mengelus rambutnya penuh kasih sayang.

"Mama, aku harus gimana? Hyunjin nggak nganggep Joy sama sekali hikss.."

Gadis itu menangis, semua tidak sesuai harapannya.

"Nggak sayang, mama bakal buat Hyunjin dateng ke kamu. Oke? Jangan sedih"

"Tapi gimana ma? Jeongin pasti jadi prioritas utama Hyunjin sampai kapanpun. Bahkan kami ini udah nikah tapi tetep aja kan"

"Hikss"

"Kalo Jeongin udah nggak ada, Hyunjin pasti akan berpindah ke kamu kok"

Joy tertegun, menatap namja cantik disampingnya itu dengan tatapan bingung

"Maksud mama?"

"Mama bakal nyingkirin Jeongin demi kamu, dengan begitu kalian akan hidup bahagia berdua"

Bambam berujar santai, membuat Joy tersenyum tipis sambil menatap senang kearah ibu mertuanya.

"Beneran ma?"

"Iyaa. Nah gini, menantu mama tambah cantik kan kalo senyum"

"Makasih ma, Joy janji bakal ngasih apa yang mama mau. Secepatnya"

.

To be continue

Marahannya lucu ih :"

Me After You 「hyunjeong」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang