prologue

79 11 3
                                    

Daun kering mulai berguguran karenanya terhempas oleh semilir angin sore hingga hanyut terbawa arus sungai yang mengalir bebas.

Tidak ada alasan untuk meninggalkan Seoul pada musim gugur. Inilah masa terbaik menjalankan rutinitas seperti bersepeda ria di sekitar City Park sembari menikmati senja yang merupakan surga tahunan bagi warga kota. Tak terkecuali gadis berambut hitam itu. Ia terlihat sangat anggun duduk di tepi sungai han berbekal sebuah biola beserta buku musikal bersampul abu-abu tersusun rapi di atas pangkuannya.

"Saatnya pulang," Gadis itu membereskan barang-barang yang ia bawa ke dalam tas jinjing berukuran sedang kemudian berdiri untuk menaiki sepeda dan mengayuhnya sesuai senandung irama.

--

Kim Yejin mengibaskan rambut ke belakang agar tidak menghalangi pandangan sementara kedua kaki gadis itu terus melajukan sepeda menyusuri taman kota dengan suasana hati yang mulai membaik.

Jalanan tak begitu ramai, beberapa pasangan muda-mudi terlihat menghabiskan akhir pekan mereka di taman kota. Bagi kami, taman kota merupakan salah-satu tempat favorit untuk bersantai atau hanya bercengkrama ria.

"Sombong sekali mereka!! Memamerkan keromantisan di depan umum? Ck." Yejin menggerutu dalam hati mengingat fakta bahwa dirinya adalah seorang soloist.

BRAKKK!!!!!!!!!!!!

Saat Yejin memperhatikan sekeliling taman, tiba-tiba sesuatu membentur bagian depan sepeda mini berwarna pink crayon itu. Tanpa disadari seseorang telah menabrak dirinya. Benturan itu cukup keras, hingga Yejin kehilangan keseimbangan lalu jatuh membentur trotoar jalan.

"Awhh.." Rintih Yejin karena rasa perih mulai menjalar di bagian lutut dan siku akibat tergores aspal jalan.

Suasana menjadi riuh, Yejin dan orang yang manabraknya sudah pasti menjadi pusat perhatian di kalangan pengunjung.

Orang itu membuatku malu di depan umum!! Dia yang menabrakku tapi dia tidak menolongku? Bahkan sepatah kata permintaan maaf sama sekali tidak terucap? Ck! Tidak bisa dibiarkan!

"HEY!!! APA YANG KAMU LA-"

Belum sempat Yejin menyelesaikan perkataannya dan belum sempat pula ia berdiri. Dari arah jarum jam terdengar suara gemuruh langkah kaki yang sangat cepat. Yejin melihat ke sekeliling mencari sumber suara, ia mendapati segerombolan gadis berlari kearahnya. Hampir semua gadis itu berteriak heboh.

Jika saja Yejin tidak menghindar, maka segerombolan gadis itu akan menindasnya.

Astaga... Aku harus cepat

Yejin baru akan berdiri, tapi orang yang menabraknya tadi langsung menyambar lengan dan menarik tangan Yejin secara paksa.

Penampilan orang itu sangat mengerikan. Masker penutup wajah, jeans hitam, topi hitam, dan juga jaket berwarna hitam. Semuanya serba hitam. Benar-benar misterius.

Seorang Penculik? Psychopath? Pembunuh bayaran? Atau lebih buruk lagiー Pemerkosa?

"Hey!!! Lepaskan aku!!"

Yejin memberontak, tapi apa boleh buat? tenaga orang itu dua kali lebih kuat darinya. Dia terus berlari tanpa memperdulikan Yejin hingga gadis itu merasa kesulitan bernafas, belum lagi lutut yang terasa perih dan nyeri. Sungguh Yejin berfikir kenapa dirinya harus berlari bersama orang misterius itu.

"Aku mohon lepaskan aku!!" Dengan langkah kaki yang mulai melambat, Yejin memelas.

GRAB!!!

Seperti mampu membaca pikiran Yejin. Tiba-tiba saja orang misterius itu mengambil alih tas jinjing violin yang ia bawa, sementara segerombolan gadis tadi masih mengejar mereka berdua. Entah mengejar Yejin atau malah mengejar orang misterius yang berlari bersama dirinya. Setidaknya jarak antara Yejin dengan segerombolan gadis itu cukup jauh. Syukurlah.

"CEPAT!!"

Seseorang berteriak, Yejin refleks menoleh ke arah suara. Ia melihat mobil van berwarna hitam berhenti di seberang jalan. Di dalamnya terdapat seorang pria melambaikan tangan ke arah Yejin -tidak, lebih tepatnya pria di dalam mobil melambaikan tangan ke arah orang misterius yang menarik tangan Yejin secara paksa. Pria itu berteriak sekali lagi lalu memberikan isyarat dengan kedua tangan yang melambai-lambai.

Jadi.. Apa maksud dari semua ini?

Mulai hari ini Yejin percaya bahwa pembunuh bayaran memang ada benarnya, atau lebih buruk lagi pemerkosa yang tega membunuh gadis belia seusia dirinya? Sudah jelas terdapat dua pria misterius yang satu menarik tangan Yejin untuk berlari dan yang satunya lagi mengendarai mobil hitam di sebrang jalan, semuanya tersusun rapi seperti sudah direncanakan. Dan dapat disimpulkan bahwa segerombolan gadis tadi mengejar seorang buronan. Ya! Orang yang berlari bersama Yejin, dia seorang buronan!

Lalu bagaimana dengan Yejin? Apa yang harus dilakukannya? Yejin akan menjadi mangsa mereka. Ia akan diperkosa lalu dibunuh? Tidak! Ini semua bukan akhir dari segalanya! Tidak mungkin!

"Hey!! Lepaskan aku!!"

"Aku bilang lepaskan!!"

"Kamu ini siapa hah?!"

Usaha untuk melepas cengkraman orang misterius itu sama sekali tidak berguna. Satu-satunya cara adalah berteriak sekeras mungkin dengan harapan seseorang akan menolong Yejin si gadis malang. Namun orang misterius itu sangat tak acuh, hingga saat kepala Yejin mendadak terasa pusing.

"Ku mohon... Tolong aku."

Hal terakhir yang didengar Yejin adalah pekikan seorang pria ketika dirinya jatuh pingsan dalam pelukan orang misterius itu.

[...]
[]
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

voment hayu:')

Xx,
fernanda

scenario | park chanyeolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang